- Integrasi
Istilah integrasi berasal dari kata latin “integrate”, artinya memberi tempat dalam suatu keseluruhan. Dengan demikian integrasi berarti membuat unsur-unsur tertentu menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh.
Sesuai dengan pengartian di atas, integrasi sosial berarti membuat masyarakat menjadi satu keseluruhan yang bulat. Integrasi sosial diperlukan baik untuk masyarakat mikri, masyarakat meso dan masyarakat makro. Sebuah keluarga yang berantakan dapat dibangun kembali atau dipersatukan karena adanya komitmen baru dalam perkawinan merupakan contoh integrasi sosial pada masyarakat mikro. Sebuah organisasi politik yang berada di ambang perpecahan dapat dipersatukan kembali berkat persatuan pimpinannya dalam mengimplementasikan ideology organisasi, merupakan contoh integrasi sosial dalam masyarakat meso. Masyarakat Indonesia yang berlatarbelakang majemuk dalam hal agama, adat istiadat, bahasa, suku bangsa dan kebudayaan dapat dipersatukan karena digunakan ideology pancasilasebagai sistem nilai masyarakat, merupakan contoh integrasi sosial masyarakat makro.
Makin tinggi tingkatan masyarakatnya, makin tidak mudah upaya untuk mewujudkan integrasinya. Dalam masyarakat makro dibutuhkan beberapa faktor pendorong untuk mengikat unsur-unsurnya agar mereka dapat dipersatukan ( Handoyo,2007: 88).
- Manajemen konflik
Seseorang dapat memandang konflik sebagai sesuatu yang positif maupun negative. Tidak selamanya konflik bersifat destruktif dan tidak selamanya bersifat konstruktif. Konflik di dalam kelompok diyakini membantu membangun kesatuan atau membangun kembali satuan dan kohesivitas kelompok yang sebelumnya terancam olej permusuhan atau perasaan antagonistic (konflik) diantara anggota-anggotanya. Konflik juga memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma dan hubungan-hubungan kekuasaan di dalam kelompok sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan oleh anggota individual atau sub-kelompok.
Sumber:
Handoyo, Eko.2007.Studi Mayarakat Indonesia. Semarang: Unnes.
Place your comment