Apakah kalian sudah tau apa itu antropologi? Lalu apa peran dan fungsi dari antropologi itu sendiri? Agar lebih jelas mari kita simak dan pahami penjelasannya sebagai berikut!
Istilah “antropologi” berasal dari bahasa Yunanai “anthropos” berarti “manusia”, dan “logos” berarti “ilmu”, dengan demikian secara harfiah “antropologi” berarti ilmu tentang manusia. Para antropolog sering mengemukakan bahwa antropologi merupakan studi tentang umat manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, dan untuk memperoleh pengertian ataupun pemahaman yang lengkap tentang keanekaragaman manusia (Haviland, 1999: 7; Koentjaraningrat, 1987: 1-2). Jadi antropologi merupakan ilmu yang berusaha mencapai pengertian atau pemahaman tentang mahluk manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisiknya, masyarakat, dan kebudayaannya.
Di antara ilmu-ilmu sosial dan alamiah, antropologi memiliki kedudukan, tujuan, dan
manfaat yang unik, karena bertujuan serta bermanfaat dalam merumuskan penjelasan-penjelasan tentang perilaku manusia yang didasarkan pada studi atas semua aspek biologis manusia dan perilakunya di seluruh masyarakat. Antropologi bermaksud mempelajari umat manusia secara obyektif, paling tidak mendekati obyektif dan sistematis (Kaplan dan Manners, 1999: 33). Para antropolog dituntut mampu menggunakan metode-metode yang mungkin juga digunakan oleh para ilmuwan lain dengan mengembangkan hipotesis, atau penjelasan yang dianggap benar, menggunakan data lain untuk mengujinya, dan akhirnya menemukan suatu teori, suatu sistem hipotesis yang telah teruji. Sedangkan data yang digunakan ahli antropologi dapat berupa data dari suatu masyarakat atau studi komparatif di antara sejumlah besar masyarakat.
Di sini jelas sekali bahwa antropologi sebagaimana disiplin ilmu yang lainnya, dalam menjalankan tugasnya yaitu mengkaji suatu kebudayaan dari suatu klektif menggunakan tata cara dan metode yang sesuai dengan dunia keilmuan pada umumnya, meskipun tidak menutup kemungkinan hal-hal yang akan dihadapi adalah hal-hal yang masih bersifat orisinil atau tradisional.
Dalam bidang antroplogi, akan muncul beberapa konsep, salah satunya yang sangat menonjol dan akan sering ditemukan yaitu konsep tentang kebudayaan, sebab antropologi sendiri mengkaji tentang kebudayaan atau budaya yang dimiliki oleh masyarakat. Istilah ”culture” (kebudayaan) berasal dari bahasa Latin yakni ”cultura” dari kata dasar ”colere” yang berarti ”berkembang tumbuh”. Namun secara umum pengertian ”kebudayaan” mengacu kepada kumpulan pengetahuan yang secara sosial yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Makna ini kontras dengan pengertian ”kebudayaan” sehari-hari yang hanya merujuk kepada bagian-bagian tertentu warisan sosial, yakni tradisi sopan santun dan kesenian (D’Andrade, 2000: 1999).
Dunia yang terdiri dari gugusan benua dengan dihuni oleh masyarakat dari berbagai negara yang berlatar belakang berbeda-beda akan memiliki kebudayaannya masing-masing yang bisa sama ataupun berbeda pula. Dengan metode-metode yang dimilikinya ini, antropologi meski berhadapan dengan hal-hal berlainan sama sekali tetap dapat mengkaji. Terbukti dengan banyaknya teori-teori yang dikembangkan para ahli antropologi, salah satunya Malinowski yang berhasil mengembangkan suatu teori baru yang menganalisis fungsi dari kebudayaan. Salah satu metode yang paling familiar di kalangan antropolog dalam mengkaji kebudayaan suatu masyarakat adlah etnografi. Dengan cara terjun lapangan secara langsung atau observasi partisipatori, para antropolog akan dapat mengkaji secara detail dan mendalam suatu budaya yang dimilki oleh masyarakat. Berbagai persamaan dari kebudayaan-kebudayaan maupun keragaman budaya yang dimilii masyarakat pun dapat dilihat dengan baik.
sumber:
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT Rineka Cipta
Komentar Terbaru