Materi Pokok :
- Perilaku menyimpang dan sub kebudayaan menyimpang
- Pengertian perilaku menyimpang
Perilaku menyimpang sering juga diartikan dengan perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyaakat. Berikut terdapat beberapa pengertian perilaku menyimpang menurut para ahli :
- Robert M. Z lawang
Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka untuk memperbaiki perilaku menyimpang.
- Paul B. Horton
Penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.
- Lewis Coser
Perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan kebudayaan dengan perubahan sosial.
- Sifat-sifat perilaku menyimpang
- Penyimpangan Positif
Bentuk peyimpangan yang diterima oleh masyarakat yang mempunyai dapak positif terhadap sistem sosial karena engandung unsur keatif, inovatif, dan mempekaya alternatif.
Contoh : Emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang memunculkan banyak wanita karier.
- Penyimpangan Negatif
Bentuk penyimpangan mengganggu sitem sosial yang cenderung bertindak kearah yang melanggar nilai-nilai dan norma-norma sosial serta dipandang rendah.
Misal : seorang individu melakukan pencurian, perampokan, pembunuhan, pemekosaan, anak punk.
- Macam-macam perilaku menyimpang dan contoh
Adapun macam-macam perilaku menyimpang itu sendiri adalah :
- Berdasarkan kekerapannya
- Penyimpangan Primer
Penyimpangan prime merupakan suatu bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh individu namun masih dapat di terima oleh kelompok sosialnya.
Misalnya : Melanggar lampu lali litas.
- Penyimpangan sekunder
Penyimpangan sekunder merupakan suatu bentuk penyimpangan sosial yang sering dilakukan dan sudah dianggap parah sehingga menggangu orang lain.
Misalnya : mabuk-mabukan, mencuri, berjudi dan lain-lain.
- Berdasarkan jumlah pelakunya
- Penyimpangan individu
- Penyimpangan kelompok
- Proses pembentukan perilaku menyimpang
- Penyimpangan sebagai hasil sosialisasi yang tidak sempurna.
Proses sosialisasi yang tidak sempurna biasanya timbul karena nilai dan norma yang dipelajari kurang dapat dipahami dalam proses sosialisasi sehingga seseorang tidak mempehatikan resiko yang terjadi.
Misalnya : Anak melakukan kejahatan seperti mencuri karena dilatar belakangi oleh faktor keluarga yang broken home dan karena tekanan ekonomi.
- Penyimpangan sebagai hasil sosialisasi nilai-nilai sub kebudayaan menyimpang.
Perilaku menyimpang yang berseumber dari pergaulan yang salah.
Misalnya : Seorang anak yang tinggal di daerah yang mayoritas warganya suka melakukan judi atau mabuk-mabukan, dari situ anak akan mulai belajar dan mencari tahu bagaimana ia dapat berperan yang sama seperti orang-orang yang ada di sekitarnya.
- Faktor penyebab perilaku menyimpang
- Perilaku menyimpang karena faktor sosialisasi
Perilaku menyimpang terjadi karena ketidaksepadanan pesan-pesan yang disampaikan oleh masing-masing agen sosialissi, pengambilan yang salah dari generalized other atau belajar sub kebudayaan yang menyimpang.
- Perilaku menyimpang karena anomie
Secara sederhana, anomie diartikan sebagai suatu keadaan dimasyarakat tanpa norma. Menurut Emile Durkheim, anomie adalah suatu situasi tanpa norma dan tanpa arah, sehingga tidak tercipta keselarasan antara kenyataan yang diharapkan dan kenyataan sosial yang ada. Ini terjadi pada masyarakat yang memiliki banyak norma dan nilai, tetapi nilai dan norma itu saling bertentangan. Yang terjadi adalah konflik nilai, bukan kesepakatan nilai. Masyarakat menjadi tidak mempunyai pegangan untuk menentukan arah perilaku masyarakat yang teratur. Gejala ini merupakan kenyataan dasar pada masyarakat modern.
- Perilaku menyimpang karena differential association
Menurut Edwin H. Sutherland, pemyimpangan terjadi akibat adanya differential association atau asosiasi yang berbeda terhadap kejahatan. Semakin tinggi derajat interaksi dengan orang yang berperilaku menyimpang, semakin tinggi pula kemungkinan seseorang belajar bertingkah laku yang menyimpang. Derajat interaksi ini bergantung pada frekuensi, prioritas, durasi, dan intensitas.
- Perilaku menyimpang karena pemberian julukan (labeling)
Teori in menyebutkan bahwa perilaku menyimpang lahir karena adanya batasan (cap, julukan, sebutan) atas suatu perbuatan yang disebut menyimpang. Bila kita member cap terhadap seseorang sebagai orang yang menyimpang, maka cap tersebut akan mendorong orang itu berprilaku yang menyimpang.
Teori-teori Penyimpangan Sosial
Ada beberapa teori tentang penyimpangan, antara lain:
- Teori Differential Association (pergaulan berbeda)
Teori ini diciptakan oleh Edwin H. Sutherland yang berpendapat bahwa penyimpangan bersumber pada pergaulan berbeda. Penyimpangan dipelajari melalui proses alih budaya.
Contoh: Proses menghisap ganja dan perilaku homoseksual.
- Teori Labelling
Teori ini disampaikan oleh Edwin M. Lemerd yang berpendapat bahwa seseorang yang telah melakukan penyimpangan pada tahap primer (pertama) lalu oleh masyarakat sudah diberi cap sebagai penyimpangan, maka orang tersebut terdorong untuk melakukan penyimpangan skunder (tahap lanjut) dengan alasan “kepalang tanggung”.
Contoh: Seorang yang pernah sekali mencuri dengan alasan kebutuhan, tetapi kemudian oleh masyarakat dijuluki penduri, maka ia akan terdorong menjadi perampok.
- Teori Merton
Teori ini dikemukakan oleh Robert K Merton adalah perilaku penyimpangan merupakan bentuk dari adaptasi terhadap situasi tertentu. Merton mengidentifikasi 5 cara adaptasi, diantarnya:
- Komformitas, adalah perilaku mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut atau cara konvensional dan melembaga.
Contoh: Seorang anggota kelompok etnis Aceh berperilaku sebagai orang Aceh.
- Inovasi, adalah perilaku mengikuti tujuan yang ditentukan oleh masyarakat, tetapi memakai cara yang dilarang oleh masyarakat.
Contoh: Penggunaan obat bius pada dokter untuk tujuan membius orang yang akan dioperasi itu boleh tetapi jika disalahgunakan merupakan perbuatan yang menyimpang.
- Ritualisme, adalah perilaku yang telah meninggalkan tujuan budaya, tetapi masih tetap berpegang pada cara-cara yang telah digariskan oleh masyarakat.
Contoh: Upacara di Ngaben di Bali.
- Retretism, (pengasingan diri), adalah perilaku yang meninggalkan, baik tujuan konvensional maupun cara pencapaiannya.
Contoh: Pecandu obat bius, pemabuk, gelandangan.
- Rebellion (pemberontakan), adalah penarikan diri dari tujuan dan cara-cara konvensional yang disertai dengan upaya untuk melembagakan tujuan dan cara baru.
Contoh: Para reformotor agama.
4) Teori Fungsi
Teori ini dipelopori oleh Emile Durkhem adalah bahwa kesadaran moral dari semua masyarakat adalah faktor keturunan, perbedaan lingkungan fisik, dan lingkungan sosial.
Contoh : Orang yang orang tuanya penjahat, dan tinggal dilingkungan yang tidak baik maka ia berpeluang besar untuk jadi penjahat
5) Teori Konflik
Teori ini dikemukakan oleh Karl Marx yang berpendapat bahwa kejahatan terkait erat dengan perkembangan kapitalisme. Menurut Marx perilaku menyimpang diciptakan oleh kelompok-kelompok berkuasa dalam masyarakat untuk melindungi kepentingan mereka sendiri dan hukum merupakan cerminan kepentingan kelas yang berkuasa, dan sistem peradilan pidana mencerminkan nilai dan kepentingan mereka.
Contoh: Banyak pengusaha besar melakukan pelanggaran hukum tetapi tidak diajukan ke pengadilan.
Daftar Pustaka :
Saptina, H, Sri, dkk. 2008. Cara Mudah Menghadapi Ujian Nasional 2008 Sosiologi SMA/MA. Jakarta : Grasindo.
https://serbamakalah.blogspot.co.id/2013/03/perilaku-menyimpang.html
(diunduh pada 11 Desember 2015 pukul 20:32)