Tulisan ini merupakan tugas kuliah pada mata kuliah Pengantar Sosiologi. Mata kuliah ini diperoleh pada semester 1, sebagai pengatar. Dalam tuga ini berisi pengamatan pada sosialisasi keluarga, bagaimana pola asuh keluarga terhadap anak mereka.
Keluarga merupakan unit terkecil ada dalam masyarakat dan hidup bersama karena memiliki hubungan darah, perkawinan, maupun adopsi. Dalam keluarga terjalin suatu hubungan yang sangat kuat dan mendalam, bahkan hubungan tersebut dapat disebut hubungan lahir batin. Dengan adanya hubungan darah dapat memperkuat hubungan tersebut. Keluarga juga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi seseorang, karena sejak lahir seseorang berada pada lingkungan keluarga sehingga keluarga dapat membentuk perilaku dan kepribadian seseorang tersebut. Kepribadian anak akan mencerminkan kepribadian keluarganya. Pembentukan kepribadian dipengaruhi beberapa faktor diantaranya yaitu faktor lingkungan fisik, lingkungan pergaulan, keyakinan terhadap agama, kebudayaan, dan pekerjaan orang tua.
Dalam keluarga juga terdapat berbagai masalah yang timbul karena perbedaan pendapat, masalah ekonomi, maupun hal lainnya. Masalah tersebut dapat membuat keluarga menjadi retak bahkan hancur. Maka dari itu untuk menanggulangi masalah – masalah tersebut perlu dilakukannya sosialisasi bagi para anggota keluarga. Sehingga dalam setiap anggota keluarga tidak melakukan hal yang menyimpang dan keluarga dapat terjaga dan harmonis.
Sosialisasi adalah suatu proses sosial yang dilakukan seseorang dalam menghayati norma-norma kelompok tempatnya hidup sehingga dapat menjadi bagian dari mereka. Proses sosialisasi biasanya disertai dengan mempelajari kebudayaan yang ada pada kelompok tersebut. Dalam sosialisasi terdapat empat tahap sosialisasi yaitu prepatory stage, play stage, game stage, dan generalized other. Prepatory stage adalah suatu tahap persiapan yang dilakukan sejak ia lahir di dunia ini. Play stage adalah suatu tahap peniruan yang seorang individu terhadap sesuatu yang ada disekitarnya, mereka menirukan semuanya yang baik maupun buruk. Game stage adalah suatu tahap dimana seorang individu telah mengetahui aturan-aturan yang ada dalam masyarakat, dalam tahap ini seseorang telah menginjak usia remaja. Generalized other adalah suatu tahap akhir sosialisasi dimana seseorang telah menemukan jati dirinya dan tidak meniru orang lain, tahap ini terjadi pada masa dewasa.
Sosialisasi sangat penting dilakukan pada setiap orang, karena pada proses sosialisasi seseorang dapat mengetahui hal yang baik dan buruk. Adapun model sosialisasi yaitu model deterministik dan model aktualisasi diri. Model deterministik adalah suatu model dimana seseorang tidak diberikan kebebasan dalam mengembangkan diri, sehingga seseorang dalam bertindak selalu mengacu pada perturan yang ada. Sedangkan model aktualisasi diri adalah suatu model dimana seseorang diberikan kebebasan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, sehingga mereka dapat bergerak sesuai yang diinginkannya.
Dalam sosialisasi terdapat dua jenis sosialisasi yaitu sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder. Sosialisasi primer adalah sosialisasi yang terjadi pertama kali dwan terjadi didalam keluarga. Sedangkan sosialisasi sekunder adalah sosialisasi yang terjadi setelah sosialisasi primer dan terjadi diluar keluarga. Saya melakukan observasi terhadap sosialisasi yang terjadi didalam keluarga saya. Sebelumnya saya akan menjelaskan mengenai sosialisasi primer dan fungsi keluarga.
Sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dilakukan seseorang sejak kecil untuk menjadi anggota masyarakat. Sosilaisasi ini hubungnnya sangat erat, komunikasi yang dilakukan secara tatap muka. Sosialisasi primer dilakukan di dalam keluarga. Dimana keluarga terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Keluarga sangat berperan penting bagi tumbuh kembang seseorang. Karena keluarga merupakan lingkungan pertama kali yang dikenal anak. Keluarga dapat membentuk kepribadian seseorang.
Keluarga juga memiliki berbagai fungsi diantaranya :
- Fungsi biologis (reproduksi)
Fungsi ini merupakan fungsi untuk memiliki keturunan. Apabila fungsi ini tidak berjalan maka akan berujung pada poligami ataupun perceraian.
- Fungsi Sosialisasi Anak
Fungsi sosilisai meliliki peranan dalam pembentukan kepribadian anak. Keluarga memperkenalkan sikap, perilaku, pola hidup, dan nilai yang dianut dalam masyarakat. Sehingga anak dapat tumbuh baik dalam masyarakat.
- Fungsi Afeksi
Fungsi ini memberikan kasih sayang dan rasa cinta bagi anak. kasih sayang merupakan kebutuhan dasar yang harus diberikan oleh orang tua. Namun dewasa ini para orang tua sibuk dengan pekerjaannya sehingga dalam pemberian kasih sayang berkurang.
- Fungsi Edukatif
Keluarga merupakan pertama kali yang memberikan pendidikan. Dimulai dari bayi, belajar berjalan, belajar membaca, hingga mampu melakukan semuanya itu semua diajari oleh keluarga.
- Fungsi Religius
Fungsi ini untuk menanamkan dasar agama bagi anak. Sehingga anak dapat patuh pada agama yang dianutnya.
- Fungsi Proteksi
Keluarga merupakan tempat yang paling nyaman bagi setiap anggota keluarga. Fungsi ini bertujuan untuk melindungi para anggota keluarga dari berbagai hal yang negativ.
- Fungsi Rekreatif
Fungsi ini untuk mencari hiburan dengan memberikan suasana yang gembira dalam lingkungan.
- Fungsi Ekonomi
Fungsi ini dapat memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan.
Proses sosialisasi yang terjadi dalam keluarga saya, menurut saya berjalan dengan baik. Orang tua saya memiliki dua anak yaitu perempuan dan laki-laki. Adik saya sekarang berumur 17 tahun dan bersekolah di SMA Muhammadiyah Temanggung. Usia saya dan adik hampir sma hanya selang usia 1,5 tahun saja. Akan tetapi orang tua saya tidak membeda-bedakan kasih sayang yang diberikan, mereka memberikan apa yang mereka sanggupi. Pertama proses sosialisasi tersebut berjalan yaitu dengan lahirnya saya di dunia .
Orang tua saya sangat sayang kepada saya, berbulan-bulan kemudian saya diajarkan berbicara, misalnya mengucapkan kata bapak dan ibu. Ketika seorang anak kecil diajarkan seperti itu pasti tidak langsung mengerti, dengan telaten orang tua saya selalu mengajarkannya dengan baik hingga saya bisa. Setelah dapat mengucapkan kata bapak dan ibu, orang tua saya mengajarkan kata-kata lain yang dapat digunakan dalam keseharian, misalnya makan, minum, mandi. Sebelum akan menginjak usia 1 tahun saya diajarkan berjalan dengan baik, awalnya setiap langkahan kaki pasti terjatuh, Namun orang tua saya selalu melatih dan mendukung saya dengan baik agar cepat berjalan.
Walaupun kedua orang tua saya bekerja, namun mereka tetap mengurus saya dengan baik. Kemudian ibu saya melahirkan adik saya saat saya berusia kuarang lebih 1,5 tahun. Mereka memerlakukan adik saya sama halnya ketika memerlakukan saya saat kecil. Saya dibberikan pemahaman bahwa dia adalah adik saya yang harus dijaga dan di sayangi. Namanya saja anak kecil pasti akan merasa iri akan kehadiran adiknya yang dianggapnya orang asing. Secara terus menerus orang tua saya mengajarkan saya untuk menyayangi adik saya dan akhirnya saya sayang dengan adik saya. Setelah saya umurnya 3-4 tahun saya diajarkan mana yang blehh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan.
Kemudian saat berusia 5 tahun saya dimasukkan ke sekolah TK Aba Murni 1, letaknya disebelah desa saya sehingga tidak jauh dari rumah. Ketika sekolah tk kecil saya masih diantar oleh tante saya karena orang tua saya bekerja. Kemudian saat tk besar saya berangkat sekolah bersama teman-teman dengan menggunakan mobil antar jemput yang telah disediakan oleh sekolahan.
Ketika SD saya mulai di tanamkan nilai- nilai religius, agar dapat mengenal pencipta. Selalu diajak salat jamaah dimasjid walaupun dalam melakukan salat masih amburadul. Namun semakin lama semakin dapat melakukannya karena kebiaaan. Ketika saya maupun adik saya tidak melakukan salat pasti akan di tegur oleh orang tua saya.
Seperti halnya saat saya tidak berangkat mengaji di TPQ orang tua saya marah dan tidak menyapa saya sama sekali, dengan perlakuan orang tua saya yang demikian saya menjai sadar akan pentingnya ibadah, dan saat itu saya menjadi rajin mengaji. Setelah menginjak remaja orang tua saya memberikan peringatan-peringatan kepada saya agar bertidak dengan baik, tidak melanggar norma yang ada, dan yang paling penting tidak pacaran. Peringatan-peringatan tersebut saya jalani dengan baik.
Orang tua saya juga mengajarkan akan pentingnya waktu, mereka selalu membangunkan anak-anaknya jam 5 pagi agar dapat disiplin dengan waktu. Berangkat sekolahpun sebelum jam 7 harus sudah berada di sekolah, sehingga setiap berangkat sekolah saya dan adik saya selalu diantar bapak. Dengan diterapkannya disiplin waktu tersebut menjadi kebiasaan hingga saat ini. Orang tua saya sangat mementingkan pendidikan, sehingga anka-anaknya harus berpendidikan lebih tingga daripada orang tuanya, dan harus memiliki pekerjaan yang lebih baik dari orang tuanya.
Sama halnya saat orang tua saya memerlakukan adik saya, ketika dia menjelang remaja dia diperingatkan agar bertindak sesuai aturan, tidak pacaran, dan yang paling penting tidak merokok. Karena merokok dapat merusak kepribadian yang sudah dibentuk orang tua saya sejak kecil. Namun dengan semua atura yang diberikan orang tua, mereka tidak pernah melakukan kekerasan.
Media sosialisasi yang mereka gunakan yaitu media partsipatory adalah Media sosialisasi yang akan memberikan sesuatu kepada anak apabila anak berperrilaku baik, sehingga anak dapat melakukan sesuatu bebas namun harus memerhatikan aturan yang ada,. Media ini lebih berpusat pada anak dan orang tua hanya memerhatikan anak. Hukuman hanya bersifat simbolis dan apabila anak berperilaku baik akan mendapatkan imbalan. Sehingga dalam pembentukan kepribadian anak dapat berjalan dengan baik dan berkepribadian sesuai yang diharapkan.
Daftar Pustaka
https://rmizzgodrezky.blogspot.co.id/2012/03/pembahasan-sosiologi-keluarga-lengkap.html
https://www.kajianpustaka.com/2012/11/definisi-fungsi-dan-bentuk-keluarga.html