Materi Antropologi Kelas X: Contoh Subkebudayaan yang Menyimpang

Alhamdulillah, akan ada ilmu Antropologi yang akan saya share lagi nih, yaitu mengenai subkebudayan menyimpang. Dewasa ini memang kita sering melihat berbagai perilaku yang tidak sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku di masyarakat. perilaku menyimpang merupakan perilaku yang belum dan tidak mencapai kesepakatan bersama sehingga disimpulkan bahwa perilaku menyimpang tidak selalu yang negatif.

Apa saja contoh Sub Kebudayaan yang menyimpang itu? Langsung kita bahas..

Contoh Subkebudayaan yang Menyimpang

  1. Etnosentrisme

Menurut David Levinson, sikap Etnosentrisme adalah sikap yang menggunakan panangan dan cara hidup dari sudut pandang suatu kelompok masyarakat sebagai tolok ukur untukk menilai kelompok lain. Konsep Etnosentrisme selalu muncul dalam masyarakat yang trdiri dari berbagai kelompok sosial karena adanya keyakinan bahwa kebudayaan sendiri dianggap lebih baik dan lebih tinggi dibanding kelompok lain dan menilai kebudayaan kelompok lain dengan tolok ukur kebudayaan kelompok mereka sendiri.

Contohnya adalah terjadinya konflik antarsuku yang bernuansa  SARA di Sampit, Ambon, dan Poso. serangkaian kerusuhan SARA yang pecah tahun 1995-1997 menimbulkan dampak negatif bagi terciptanya kondisi keamanan serta kestabilan sosial bagi bangsa Indonesia. hubungan antarumat beragama dan antarkelompok semakin mengalami kerenggangan yang berakibat saling curiga. Salah satu contoh etnosentrisme di Indonesia adalah perilaku carok dalam masyarakat Madura. Menurut Latief Wiyata, carok adalah tindakan atau upaya pembunuhan yang dilakukan oleh seorang laki-laki apabila harga dirinya merasa terusik. Secara sepintas, konsep carok dianggap sebagai perilaku yang brutal dan tidak masuk akal. Hal itu terjadi apabila konsep carok dinilai dengan pandangan kebudayaan kelompok masyarakat lain yang beranggapan bahwa menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekerasan dianggap tidak masuk akal dan tidak manusiawi. Namun, bagi masyarakat Madura, harga diri merupakan konsep yang sakral dan harus selalu dijunjung tinggi dalam masyarakat. Oleh karena itu, terjadi perbedaan penafsiran mengenai masalah carok antara masyarakat Madura dan kelompok masyarakat lainnya karena tidak adanya pemahaman atas konteks sosial budaya terjadinya perilaku carok tersebut dalam masyarakat Madura. Contoh etnosentrisme dalam menilai secara negatif konteks sosial budaya terjadinya perilaku carok dalam masyarakat Madura tersebut telah banyak ditentang oleh para ahli ilmu sosial.

Tetapi tidak selalu Etnosentrisme menimbulkan dampak negatif. Etnosentrisme juga dapat menimbulkan dampak postif bagi masyarakat, diantaranya dapat  mempertinggi semangat patriotisme, menjaga keutuhan serta juga stabilitas kebudayaan, mempertinggi rasa cinta kepada bangsa sendiri.

2. Culture Lag

Menurut Hari Purwanto, teknologi yang diperkenalkan tidak selalu dapat diterima masyaraka katena berbagai hal. Sementata itu, pemakaian produk inovasi dalam diiri seseorang atau kelompok juga akan menimbulkan perubahan. Dalam sebuah perubahan tersebut biasanya akan menimbulkan keterlambatan budaya. Keterlambatan kebudayaan terjadi ketika unsur-unsur kebudayaan tidak berkembang secara bersamaan, sebagian ada yang berkembang secara pesat dan sebagian lagi mengalami ketertinggalan.

Menurut W. F. Ogburn, culture lag atau kesenjangan kebudayaan terjadi apabila aspek material cenderung lebih cepat berkembang daripada aspek nonmaterial. hal itu menimbulkan ketidakseimbangan antara kebudayaan material dan non material sehingga mnimbulkan kesenjangan.

Misalnya Ketertinggalan yang mencolok terlihat pada penguasaan teknologi seperti komputer. Komputer merupakan hasil dari perkembangan teknologi di negara-negara yang telah memiliki kebudayaan yang maju.

Penggunaan alat tersebut harus pula disertai dengan ketersediaan peralatan-peralatan khusus untuk memperbaiki apabila rusak, adanya aliran listrik yang mempunyai tegangan tertentu yang konstan, dan lain-lain.

Ketertinggalan terlihat sangat mencolok ketika ketertinggalan aalam pikiran dibandingkan pesatnya perkembangan teknologi. Kondisi ini terutama terjadi pada masyarakat yang sedang berkembang. Untuk mengejar ketertinggalan ini diperlukan penerapan sisitem dan pola pendidikan yang berdisiplin tinggi. Misalnya, akibat kenaikan harga BBM pemerintah engkonversi bahan bakar minyak menjadi gas dengan cara mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai tabung gas. namun karena sebagian masyarakat belum siap,  terkait keamanan dan kenyamanan penggunaan tabung gas maka masyarakat melakukan penolakan. Kondisi demikian menunjukkan adanya ketertinggalan budaya (culture lag) oleh sebagian masyarakat terhadap perubahan budaya dan perkembangan kemajuan teknologi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: