Minang’s Story 7

Asssalamu’alaikum Wr Wb.
Haii.. Jumpa lagi dengan saya, seperti biasanya saya akan sharing-sharing mengenai kegiatan-kegiatanku selama aku mengikuti progran PERMATA. Tidak terasa sudah minggu ke-7 ini saya berada di Kota Padang tercinta ini. Di Minggu ke-7 ini tidak terlalu banyak kegiatan yang saya ikuti dikarenakan sedang berlangsungnya kegiatan UAS di UNP.
Senin sampai Jumat tidak full UAS sebenarnya, karena tidak semua mata kuliah ujian pada minggu pertemuan ke 16 ini. Jadi banyak waktu kosong sebenarnya, tapi waktu kosong tersebut saya gunakan untuk mengerjakan tugas yang amat sangat banyak. Jadi hari Senin-Junat saya fokuskan untuk mengejar materi dan tugas.
Pada hari Rabu tanggal 6 Desember 2017 pukul 10.30 WIB sebelum saya dan teman saya Dian akan berangkat ke kampus untuk UAS, kami menemui sebuah keramaian di depan auditorium UNP. Ada suara-suara musik khas minang dan banyak orang yang sedang berkerumun ke suatu titik. Ternyata setelah saya semakin mendekat, keramaian tersebut adalah suasana penyambutan datangnya Bapak Muhammad Natsir selaku Kemenristekdikti. Kedatangan beliau disanbut sangat meriah oleh civitas akademika UNP. Saat datang ke Auditorium, beliau disambut dengan tarian-tarian khas Minang, yaitu tari gelombang. Dengan anggun dan cantik penari-penari itu bernari dengan diiringi musik khas minang yang diiringi oleh pemuda mahasiswa UNP.

Para pemain Musik

Menurut saya musiknya sangatlah enak didengar dan seru, membuat semua orang yang mendengarkannya menjadi ingin ikut menari. Karena waktu itu saya ingin UAS, jadi saya tidak berlama-lama melihat dan segera pergi ke ruangan UAS.

Foto dengan Penari Cantik Minang

Pada Hari Sabtu, 9 Desember 2017. Saya mengikuti kegiatan Musyawarah Besar yang diselenggarakan oleh UKK (Unit Kegiatan Kerohanian) UNP. Sebenarnya acara sudah berlangsung selama 3 hari, yakni dari hari Kamis, 7 Desember. Hari Sabtu ini adalah hari terakhir Musyawarah Besar atau biasa disebut Mubes. Acara ini dilaksanakan di gedung SMK Pembangunan UNP.

Suasana Mubes UKK

Mubes merupakan serangkaian kegiatan yang didalamnya membahas mengenai sidang ADRT (Anggaran Dasar Rumah Tangga), Laporan Pertanggung Jawaban selama setahun Program kerja UKK dilaksanakan. Di akhir serangkaian acara adalah pemilihan Mas’ul (Ketua) UKK untuk satu tahun periode ke depan. Di sini saya datang sebagai perwakilan dari FSDI (Forum Studi Dinamika Islam) yang merupakan UKM Kerohanian di tingkat Fakultas Ilmu Sosial UNP.

Acara ini berlangsung sangat tegang seperti suasana sidang pada umumnya. Saat itu saya tidak bisa mengikuti serangkaian acara sampai selesai karena sudah ada janji dengan teman saya untuk bertemu dengan teman-teman Asosiasi Pelajar Se-Sumatera Barat. Saya pamit ke rekan -rekan UKK dan mohon maaf karena tidak bisa mengikuti acara sampai selesai.
Saya dan teman saya Hani pergi bersama menuju ke sekretariat Assalam. Assalam merupakan Asosiasi Pelajar Muslim Se Sumatera Barat. Didalamnya ada mahasiswa dan Pelajar dari berbagai Universitas dan Sekolah di Sumatera Barat. Saya sangat antusias karena akan bertemu dengan kawan-kawan pelajar muslim se Sumatera Barat. Berharap akan menambah jaringan pertemanan dan mendapatkan Ilmu baru. Sekretariat As Salam dekat dengan Kantor Gubernur Sumatera Barat,.untuk menuju kesana, saya dan Hani menaiki Trans Padang. Kesekretariatannya sanga t nyaman karena berbentuk seperi rumah biasa. Disana lah tempat berkumpul anak-anak Assalam untuk bediskusi dan rapat.
Saat sampai sekretariat, ternyata acaranya sudah dimulai. Di hari ini agendanya adalah rapat untuk membahas mengenai Musyawarah besar yang akan dilaksanakan pada tanggal 16-17 Desember 2017. Yang datang ke rapat tersebut hanya panitia inti dari acara mubes minggu depan, jadi tidak terlalu banyak yang hadir. Di forum ini saya berbagi banyak hal mengenai bagaimana keadaan di Jawa dan mereka pun berbagi segala hal mengenai bagaimana keadaan di Sumatera Barat. Mereka sangat santun dalam.berbicara namun tetap lugas. Itulah yang membuat saya kagum dengan pelajar-pelajar di daerah Sumbar. Dengan semangat mereka menceritakan bagaiaman keadaan di Sumatera Barat.

Sharing dengan Teman-teman Muslim Se-Sumbar

Rapat Mubes tersebut diakhiri saat adzan Dhuhur berkumandang. Kami pergi ke masjid terdekat bersama-sama untuk melakukan shalat Dhuhur berjamaah. Dari sini juga saya belajar bagaimana rekatnya hubungan persaudaraan di antara mereka. Seusai sholat dhuhur, kami.kembali ke sekretariat untuk melakukan sharing-sharing kembali dengan saya. Kami.saling bertukar informasi mengenai kebudayan kita masing-masing. Sangat menyenangkan berdiskusi dengan orang-orang yang cerdas nan santun seperti mereka.
Pukul 13.30 kami beranjak dari sekretariat untuk pergi ke pasar saya untuk sekedar jalan-jalan bersama teman saya Hani. Di Pasar Raya,.saya mampir ke toko Batik dan Songket khas dari Minang. Kain-kain dengan corak yang indah membuat saya tertarik untuk menbeli salah satu dari mereka. Sebelumnya saya melihat-lihat songket asli dari Minag yang sering digunakan untuk acara-acara adat Minang. Bukan main, harga songket asli yang ditawarkan mulai dari Rp.300.000,00 sampai dengan jutaan rupiah. Tetapi kualitas yang ditawarkannya pun bagus. Kainnya yang nyaman dan corak pada songket yang indah dan sangat rumit saat dibuat. Tetapi karena uang yang sangat pas-pasan, saya menahan keinginan saya untuk membeli songket tersebut. Hehe
Akhirnya saya membeli kain batik tanah liat yang merupakan khas dari minang. Dengan harga yang lumayan miring disertai dengan diskon akhir tahun membultlatkan tekad saya untuk membeli kain tersebut. Tapi dalam hati ini tetap tertarik dengan songket yang ditawarkan dengan harga melangit tadi. Hanya bisa dipendam dulu keinginan tersebut.
Selepas dari membeli kain batik tadi, saya dan Hani mampir di tempat Sate Padang. Sate disini cukup berbeda rasanya dibandingkan dengan sate padang yang sebelum-sebelumnya sudah pernah saya beli. Menurut saya kali ini sangat lezat dan membuat ketagihan. Harga per porsinya yaitu Rp.13.000,. Cukup mengenyangkan menurut saya untuk mengisi perut yang belum diisi dari tadi pagi karena serangkaian acara sejak pagi. Setelah puas menikmati sate Padang, kami melanjutkan perjalanan ke tempat saudara Hani di Padang Besi. Kami naik angkot merah dari Pasar Raya untuk menuju ke Padang besi. Tarif angkot dari Pasar Raya menuju ke Padang Besi yaitu Rp.4000,. Cukup murah bagi saya karena jarak yang ditempuh cukup jauh.
Setelah sampai di Padang besi, yaitu sekitar pukul 15.35 Adzan Ashar. Saat tiba di Rumah saudara Hani, saya cukup takjub dengan pemandangannya. Rumah saudara Hani ternyata terletak di tengah persawahan hijau dengan dihiasi pemandangan pegunungan yang seakan melingkari area rumah saudara Hani ini.

Di belakang rumah saudara Hani terdapat pula sungai yang airnya mengalir deras. Cukup untuk melengkapi ketakjuban saya melihat pemandangan di Padang Besi ini. Suasananya yang sangat tenang tanpa ada suara kendaraan dan mesin pabrik membuat saya sangat nyaman di rumah saudara Hani ini. Saya bermain di Rumah saudara Hani sampai dengan pukul 17.30. Waktu yang sangat sebenarnya karena betah sekali saya berada di Padang besi ini. Tetapi karena hari sudah menjelang malam, kami harus segera pulang. Mengingat di Padang ini, perempuan tidak diperbolehkan untuk keluar malam diatas jam 21.00, oleh karena itu kami segera beranjak dari tempat untuk segera pulang ke Kos.
Untuk sampai ke Kos kembali, kami harus menaiki Angkot 2 kali. Dari Padang besi kami menaiki kembali angkot merah hingga sampai ke Pasar Raya. Setelah itu, kami turun di Pasar Raya untuk mencari angkot putih yang menuju ke kos kami. Oh yaa, saya ingin menceritakan angkot di Padang. Jadi Angkot di Padang ini sangatlah unik. Didalam dan di luarnya memiliki tampilan yang full Aksesoris. Di luarnya full dengan gambar stiker,.sedangkan di dalamnya full boneka dan Sound yang memenuhi dalam angkot. Didalamnya full musik seakan kita berada di tempat karaokean, bahkan di Angkot yang saya tumpangi terdapat pula TV LED. Apalagi jika malam hari, di dalam angkot dilengkapi dengan lampu kelap kelip seakan seperti di Diskotik. Dengan suara Musik dari Sound yang mantap. Seakan bagi yang naik angkot enggan untuk beranjak turun, apalagi jika yang disetel adalah musik favoritnya. Belum dari kecepatan laju dari angkot padang ini, selain berasa seperi di tempat karaoke, saya juga merasa seperti di arena balap, karena angkot Padang ini sangatlah kencang dan salip-menyalip dengan kendaraan-kendaraan lainnya. Sangat Kreatif. Konon katanya, untuk membuat dekorasi Angkot yang sedemikian rup para pemilik angkot tersebut rela untuk mengeluarkan uang sebanyak 50 Juta Rupiah. Jadi bagi kalian yang ingin ke Padang jangan lupa untuk naik Angkot Padang ini. Siapkan Mental mu yaa, karena didalamnya kamu akan serasa jadi asisten pembalap profesional.
Akhirnya saya sampai di Kos pada pukul 19.30. Dengan kondisi yang sangat capek tapi masih penuh dengan semangat. Cukup disini yaa ceritaa saya di minggu ini.. Jangan lupa tetap baca Blog saya untuk mengetahui apa kegiatan saya selama di Padang ini.. Terimakasih.. Bye
Wassalamu’alaikum Wr Wb..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: