Prahara Kemunculan Nasakom

Tulisan ini merupakan tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila pada semester 2. Tugas ini merupakan tugas pengganti pertemuan perkuliahan dengan membuat makalah bertemakan Pancasila dan Nasakom. Dalam tulisan ini berisi apa itu pancasila dan nasakom apakah saling berkaitan atau tidak. Untuk lebih jelasnya anda dapat membeca tulisan ini .

Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang dijadikan ideologi bangsa karena merupakan cerminan dari masyarakat Indonesia. Pancasila secara resmi disahkan oleh PPKI tanggal 17 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi kemerdekaan. Pancasila dirancang atas usulan pemikiran dari beberapa tokoh terkemuka antara lain: Moh Yamin, Soepomo, Ir.Soekarno. Masing-masing tokoh mengeluarkan pemikiran yang berbeda-beda namun masih saling berkaitan. Kemudian pemikiran tersebut dirundingkan oleh panitia sembilan untuk dijadikan dasar negara Indonesia. Sehingga menghasilkan sebuah keputusan yang dapat mepersatukan Bangsa dan Negara Indonesia. Pancasila terdiri dari lima sila yaitu yang pertama Ketuhanan yang maha esa, kedua Kemanusiaan yang adil dan beradap, ketiga Persatuan Indonesia, keempat kerakyatan yang pimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam permusyawaratan/perwakilan, kelima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Setelah itu Ir. Soekarno menjadi Presiden Indonesia, beliau merumuskan suatu paham yang disebut paham nasakom. Paham nasakom ini merupakan hasil pemikiran Soekarno yang dijadikan sebagai gagasan pemersatu bangsa Indonesia yang masih berpedoman pada pancasila. Nasakom merupakan singkatan dari Nasionalisme, Agama, komunisme. Paham ini di keluarkan ketika masa demokrasi terpimpin, dimana Presiden Soekarno menyalah artikan kata terpimpin menjadi pemimpin sehingga masyarakat Indonesia harus menuruti semua perintah yang di keluarkan oleh Presiden Soekarno karena menganggapnya sebagai pusat kekuasaan. Banyak pro daan kontra yang terjadi setelah Presiden Soekarno mengeluarkan paham nasakom tersebut. Pihak yang pro terhadap nasakom karena mereka takut terhadap Presiden Soekarno, sedangkan yang kontra yaitu TNI-AD yang tidak setuju apabila komunisme dimasukkan dalam paham naskom. Sehingga muncul berbagai kerusuhan yang terjadi di Indonesia.

Dalam makalah ini berisikan tentang Pengertian dari pancasila dan nasakom; Kedudukan pancasila dalam era orde lama; dan Pemberontakan G 300 S PKI.

  1. Pengertian Pancasila dan Nasakom

Pancasila merupakan dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia yang telah mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia. Pancasila dirumuskan melalui sidang BPUPKI pertama yaitu tanggal 29 mei-1 juni dengan 60 anggota yang diketuai oleh Dr. Radjiman Widjodiningrat. Ada pula tiga tokoh yang mengusulkan pemikirannya untuk pancasila yaitu Moh Yamin pada tanggal 29 mei 1945, Soepomo pada tanggal 31 mei 1945, dan Ir. Soekarno pada tanggal 1 juni 1945. Pemikiran ketiga tokoh tersebut walaupun berbeda tetapi maknanya sama, sehingga digabungkanlah ketiganya. Penggabungan tersebut dilakukan oleh panitia sembilan yang diketuai oleh Ir.Soekarno.

Pancasila memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Semua perilaku dan tindakan masyarakat Indonesia harus sesuai dengan pancasila. Pancasila merupakan ideologi negara, yang berati bahwa Pancasila merupakan gagasan dasar yang berkenaan dengan kehidupan negara. Setiap negara mempunyai wujud masyarakat yang di cita-citakan. Dalam ideologi pancasila masyarakat yang di cita-citakan adalah masyarakat yang dijiwai dan mencerminkan nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila yaitu masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa dan bertoleransi, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, masyarakat yang bersatu dalam suasana perbedaan, berkedaulatan rakyat dengan mengutamakan musyawarah, serta masyarakat yang berkeadilan sosial.

Pancasila telah mencakup segala hal mengenai masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Pancasila juga merupakan alat pemersatu bangsa Indonesia. Seperti yang kita ketahui Negara Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, agama, adat, dan lain sebagainya yang berbeda-beda. Sehingga dapat memunculkan sebuah konflik antara kebudayaan yang berbeda. Dengan di buat Pancasila maka semua warga negara Indonesia sama rata. Dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika yaitu berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Karena Pancasila dianggap sebagai dasar negara Indonesia maka diperingatilah hari lahirnya pancasila yaitu tanggal 01 Juni, dan hari kesaktian Pancasila yaitu tanggal 01 Oktober. Dengan adanya hari peringatan tersebut dimaksudkan agar masyarakat Indonesia selalu mengingat Pancasila.

Nasakom merupakan hasil pemikiran dari Presiden pertama Indonesia yaitu Ir.Soekarno pada tahun 1926 yaitu dengan menggabungkan Nasionalisme (PNI), Agama (Masyumi), Komunisme (PKI) , yang dijadikan sebagai pemerstu bangsa dengan berpedoman pada pancasila. Sebelumnya Presiden Soekarno menyebutnya Nasionalisme, Islam, dan Marxisme. Ide pembuatan nasakom dikemukaan oleh Presiden Soekarno karena dipengaruhi oleh kondisi politik Indonesia yang masa itu dikuasai oleh Nasionalis, Agama(islam) , dan Komunis(PKI). Dalam ketiga golongan tersebut kerap kali terjadi pertentangan yang tajam, diantaranya golongan agama menginginkan perpolitikan yang sesuai dengan ajaran agama, namun golongan komunis yang lebih condong pada ajaran Marx dan Lenin mengklim memperjuangkan nasib rakyat bawah. Sedangkan golongan nasionalis lebih memntingkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Dengan demikian Presiden Soekarno menggabungkan ketiganya dengan maksud untuk menyatukan seluruh aspek yang ada, untuk memberantas kolonialisme di Indonesia, apabila aspek tersebut berdiri sendiri-sendiri maka akan lemah dan muncul banyak pertentangan. Dengan di satukan ketiganya maka akan menimbulkan kekuatan yang sangat besar untuk melawan imperialisme. Sehingga Negara Indonesia bebas dari Kolonialisme.

  1. Kedudukan Pancasila Dalam Era Orde Lama

Orde lama merupakan konsep yang digunakan untuk menyebut periode pemerintahan yang ditandai dengan berbagai penyimpangan terhadap pancasila dan UUD 1945 yang tidak dapat dilaksanakan secara murni dan konsekuen. Hal ini dikarenakan kegagalan konstituante dalam merumuskan UUD baru, sehingga Presiden Soekarno pada tanggal 5 juli 1959 mengeluarkan “Dekrit Presiden”. Dalam Dekrit Presiden tersebut berisi dibubarkannya konstituante dan diberlakukannya UUD 1945, tidak berlakukannya UUD 1950, serta pembentukan MPRS dan DPAS. Tindak lanjut dari Dekrit Presiden adalah pembentukan kabinet baru yang baru yang diberi nama Kabinet Karya.

Dalam orde lama diterapkanlah sebuah demokrasi yaitu Demokrasi Terpimpin di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, yang berperan sebagai kepala negara dan kepela pemerintahan. Masa orde lama berlangsung pada tahun 1959-1965. Presiden Soekarno telah menyalah artikan kata terpimpin menjadi pemimpin, sehingga pusat kekuasaan berada ditangan Presiden Soekarno. Pada masa orde lama perpolitikannya berjalan tidak stabil dan banyak pembangunan yang tidak terlaksana dengan baik.

Dengan demikian Presiden Soekarno bertindak tegas dan terkesan otoriter untuk mengatasi masalah tersebut. Presiden Soekarno menerapkan paham Nasakom demi mempertahankan integrasi bangsa dan negara dari pertentangan antara golongan Nasionalis, Agama, Komunis. Dengan menyatukan ketiga golongan tersebut maka menurut Presiden Soekarno dapat menyatukan NKRI kembali. Namun banyak masyarakat yang menolak dengan penggabungan agama dengan komunis, karena yang mereka ketahui komunis tidak percaya akan agama.

Dalam tahun 1960, DPR tidak dapat menyetujui RAPBN yang diajukan oleh pemerintah, maka Presiden Soekarno pada saat itu membubarkan DPR. Pembubaran DPR oleh Presiden Soekarno dan diganti dengan DPRGR merupakan kemenangan yang strategis, sekaligus menunjukan akan kekuatannya. Hal ini membuat Presiden Soekarno menjadi percaya diri, sehingga Presiden Soekarno mengeluarkan berbagai kebijaksanaan pemerintah tanpa memperhatikan ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam UUD 1945. Seperti Manipol Usdek ditetapkan menjadi Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).

Penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945 terus berlangsung. ketetapan MPRS No. III/MPRS/1963 mengenai pengangkatan presiden seumur hidup jelas sangat bertentangan. Pemutarbalikan arti dan fungsi Pancasila, dimana Pancasila dikatakan sebagai alat pemersatu bangsa sehingga setelah persatuan bangsa terwujud, maka Pancasila sudah tidak berfungsi lagi. Bahkan Presiden Soekarno menyamakan Pancasila dengan Nasakom, paham yang dibentuknya sendiri. Apabila ada yang anti terhadap nasakom berarti ia juga anti terhadap Pancasila. Pandahal keduanya sangat berbeda. Sehingga memunculkan berbagai pemberontakan-pemberontakan yang terjadi di Indonesia , karena tidak berfungsinya Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa. Pemberontakan-pemberontakan tersebut dipacu karena adanya unsur komunisme dalam nasakom.

Dalam pemerintahan masa orde lama antara tahun 1959-1965 banyak ditandai dengan berbagai penyelewengan wewenang dan penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD1945. Hampir semua kebijaksanaan yang dikeluarkan pemerintah sangat menguntungkan PKI.

  1. Pemberontakan G 30 S PKI

Pemberontakan G 30 S PKI merupakan puncak peristiwa tumbangnya PKI di Indonesia. Pemberontakan ini melakukan kudeta yang ditandai dengan adanya penculikan dan pembantaian terhadap para jendral anglatan darat, yang dianggap sebagai penghalang untuk menyebarkan paham komunis. Gerakan 30 September ini merupakan tragedi berdarah yang terjadi pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Tujuan PKI melakukan pemberontakan-pemberontakan di berbagai daerah adalah untuk menggantikan pancasila sebagai dasar negara dengan paham komunisme.

Dalam doktrin komunis yang menyatakan bahwa setiap partai komunis dimanapun keberadaanya selalu bertujuan untuk merebut kekuasaan negara dengan menyingkirkan kekuatan-kekuatan politik lainnya. Hal ini dilakukan untuk menegakkan diktator proletariat. Walaupun usahanya ditempuh dengan jalan kekerasan. Pada saat Indonesia baru saja merdeka, tahun 1948 PKI pernah mencoba merebut kekuasaan dan pemerintahan Indonesia. Gerakan PKI pertama terjadi di Madiun, namun saat itu dapat diatasi atas kerjasama masyarakat dengan ABRI. Peristiwa PKI tersebut masih membekas di hati masyarakat, sehingga timbul rasa curiga terhadap PKI.

Sejak tahun 1951 D.N Aidit di angkat menjadi ketua PKI. Dengan cepat ia membangun kembali PKI yang telah hancur akibat kegagalan dalam pemberontakan di Madiun tahun 1948. Namun pada tahun 1955 usaha yang dilakukan Aidit berjalan dengan baik, pada tahun itu PKI ikut dalam pemilihan umum. PKI berhasil mendapat dukungan dari masyarakat dan menempatkan diri menjadi satu dari empat partai besar di Indonesia yaitu PNI, Masyumi, dan Nahdlatul Ulama. Kekuatan-kekuatan PKI menjadi semakin kuat, ia juga berusaha mempengaruhi Presiden Soekarno untuk menyingkirkan dan menghilangkan lawan-lawan politiknya. Hal ini tampak dengan dibubarkannya Partai Masyumi, PSI, dan Partai Purba oleh Presiden Soekarno. Tak hanya itu PKI juga berhasil membelah PNI menjadi dua kelompok, dengan di masukkannya Ir.Surachaman dalam tubuh PNI.

Setelah itu PKI mengabarkan isu bahwa pimpinan TNI-AD membentuk dewan jenderal yang akan melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno, pada saat peringatan hari ABRI yaitu 5 Oktober 1965. PKI juga menyebutkan bahwa anggota dewan jenderal itu berasal dari Nekolim (Amerika Serikat atau Inggris). Namun tuduhan-tuduhan tersebut dibantahkan oleh TNI-AD, bahkan pihak TNI-AD menuduh bahwa PKI yang akan merebut kekuasaan Indonesia.

Pada waktu Presiden Soekarno membuat nasakom, pihak TNI-AD tidak menyetujuinya karena didalamnya terdapat unsur komunisme yang sangat berseberangan dengan Pancasila. Sebagian besar pihak TNI-AD melakukan sikap oposisinya sejak pertama di keluarkan nasakom.Meskipun terdapat beberapa perwira TNI-AD yang mengikuti konsep nasakom tersebut yaitu para perwira yang loyal terhadap Presiden Soekarno. Namun perwira yang loyal tersebut pun tidak mau menyebut sebagai nasakom. Nasakomisasi dibelokkan menjadi Nasasos (Nasionalis, Agama, Sosialis) sebab komunisme tidak sesuai dengan sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha Esa (Sulastomo, 2008:215).

Pada demokrasi terpimpin ini terjadi pertentangan antara tiga kekuatan besar yaitu Presiden Soekarno, PKI, dan TNI-AD. Pertentangan antara Presiden Soekarno dengan TNI-AD sudah dimulai sejak awal demokrasi terpimpin. Sedangkan penolakkan terhadap gagasan nasakom menjadi puncak pertentangan antara Presiden Soekarno dengan TNI-AD. Menurut Donald Hindly dalam Sjamsuddin ( 1993: 25) berpendapat bahwa pada suatu saat telah terjadi persaingan kekuatan antar Presiden Soekarno dengan TNI-AD. Untuk dapat mempertahankan persaingan ini, Presiden Soekarno mencoba menarik dukungan dari PKI, PNI, dan NU untuk menyatukan ketiganya. Namun pihak TNI-AD tidak setuju karena komunis dimasukkan ke dalamnya yang sangat bertentangan dengan misi TNI-AD.

Puncak gerakan PKI yaitu pada gerakan 30 september yang di pimpin oleh Letnan Kolonel Untung yang memerintah semua anggotanya untuk bergerak pada dini hari. Pada saat itu mereka melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap enam perwira tinggi, seorang perwira pertama dan angkatan darat. Para korban tersebut di bawa ke lubang buaya yaitu suatu tempat sebelah selatan pangkalan udara Halim Perdana Kusuma yang selanjutnya dimasukkan kedalam sumur tua dan ditimbun dengan sampah dan tanah. Namun pada saat itu Jenderal A.H.A Nasution yang juga menjadi target berhasil menyelamatkan diri.

Melihat banayaknya korban yang telah di bunuh oleh PKI membuat anggota militer Indonesia mengadakan operasi militer. Operasi militer yang pertama dilakukan adalah menetralisasi pasukan yang di pergunakkan oleh PKI. Untuk menentramkan kegelisahan masyarakat dan menyadarkan pasukan yang terlibat pada dalam G 30 S PKI maka dilakukan beberapa upaya yaitu diadakannya siaran RRI yang dilakukan Mayor Jenderal Suharto selaku pimpinan sementara angkatan darat mengumumkan adanya usaha perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh G30S PKI. Akhirnya Gerakan 30 September it berhasil ditumpas oleh pasukan Militer.

Daftar Pustaka

Soegito, A.T. 2015. Pendidikan Pancasila . Semarang : Pusat Pengembangan MKU/MKDK LP3

https://repository.upi.edu/10834/2/s_sej_0800276_chapter1.pdf

https://indridjanarko.dosen.narotama.ac.id/files/2011/05/Modul-Pancasila-1-Pendahuluan.pdf

https://informasiana.com/sejarah-gerakan-g-30spki-di-indonesia

https://www.kompasiana.com/yogaswarafb/salahkah-konsep-nasakom_54f8fd86a3331100448b4899

Tulisan ini dipublikasikan di Artikel Kuliah Sosant. Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: