Kategori

Materi Antropologi untuk SMA Kelas XI: Pemetaan Budaya, Masyarakat Pengguna Bahasa Dialek,dan Tradisi Lisan Di Suatu Daerah dan Nusantara

15

Sebagai bangsa yang memiliki masyarakat multikultural, maka dalam beberapa hal indonesia memiliki keberagaman. Salah satu unsur budaya yang beragam adalah bahasa. Keberagaman masyarakat Indonesia melahirkan bahasa yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Tidak hanya itu, di setiap daerah pun meski satu rumpun bahsa, namun masih memiliki dialek yang beragam. Denagn kondisi yang seperti itu, maka bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa penersatu bangsa Indonesia.

  • Pemetaan Budaya

Budaya yang ada di Indonesia dipetakan sesuai dengan daerahnya masing-masing. Misalnya logat bahasa Jawa dari Indramayu, yang merupakan bahasa Jawa Tengah yang telah mendapat pengaruh bahasa Sunda; atau logat bahasa Sunda dari Banten; atau logat bahasa Cirebon, dan logat bahasa Sunda Cirebon. Selain itu, bahasa ngapak juga terdapat di daerah Jawa Tengah yaitu bahasa ngapak Tegal dan bahasa ngapak Banyumasan. Walaupun sama-sama bahasa ngapak tetapi antara Tegal dan Banyumas berbeda bahasa. Bahasa ngapak Tegal seperti: nyong (aku), kowen (kamu), ader (masa), laka-laka (tidak ada tandingannya), tuli (terus), pimen (bagaimana), pan (akan) dan sebagainya. Sedangkan bahasa ngapak Banyumasan seperti: inyong (aku), ko (kamu), teyeng (bisa), di akhir kata tanya menggunakan kata mbok (kan?), madang (makan), ngelih (lapar), kepriwe (bagaimana) dan sebagainya.

  • Masyarakat Pengguna Bahasa Dialek

Berdasarkan tingkat keformalannya, bahasa dan dialek-dialek yang berkembang di masyarakat juga memiliki berbagai variasi, berikut komunitas masyarakat pengguna bahasa dialek, antara lain:

  1. Ragam Bahasa di Lingkungan Kantor dan Sekolah

Dilingkungan kantor, sekolah, perusahaan, dan pemerintahan, digunakan ragam bahasa serta dialek yang resmi, yakni bahasa dan dialek yang telah dipilih serta diangkat menjadi bahasa resmi Negara. Bahasa resmi Negara adalah bahasa yang telah dipilih serta diangkat menjadi bahasa yang digunakan dalam administrasi Negara, perundang-undangan, dan upacara-upacara resmi. Di Indonesia, bahasa resmi Negara adalah Bahasa Indonesia, yang berkembang dari Bahasa Melayu. Penggunaan bahasa resmi di lingkungan institusi-institusi resmi atau formal terdapat perbedaan antara satu daerah dengan daerah lain. pemakaian bahasa Indonesia cenderung bercampur dengan penggunaan bahasa serta logat-logat daerah dimana bahasa Indonesia itu digunakan. Misalnya, jika digunakan di lingkungan resmi di Jawa Barat maka penggunaannya akan tercampur dengan logat dialek Sunda.

  1. Di Lingkungan Pasar

Pasar adalah tempat terjadinya transaksi para pedagang dengan para pembeli. dalam transaksi jual beli, digunakan ragam bahasa yang khas dikalangan kaum pedagang, yaitu ragam bahasa pasar. Ragam bahasa tersebut digunakan untuk menentukan harga. Biasanya dalam proses tawar menawar tersebut akan muncul istilah-istilah harga barang yang tidak asing di lingkungan para pedagang pasar. Misalnya di Jakarta dan beberapa kota lain komunikasi di kalangan para pedagang selalu dilakukan dengan istilah-istilah nilai harga yang diambil dari bahasa Cina hokian, seperti jigo yang berarti dua puluh lima, cepe yang berarti seratus, dll

  1. Di Lingkungan Remaja

Salah satu cirri remaja adalah ingin bergaul dengan teman sebayanya. Upaya tersebut dilakukan dengan menggunakan ragam bahasa khusus yang hanya dipakai oleh anggota kelompok remaja. Penggunaan bahasa khusus tersebut bertujuan agar mereka bisa berkomunikasi antara anggota kelompok remaja dengan lebih leluasa.

  • Tradisi Lisan

Suatu msyarakat memiliki beberapa macam cara untuk mewariskan nilai-nilai sejarah dan kebudayaannya yang berupa kebiasaan, adat istiadat, dan sejarah kepada generasi penerusnya. Pada masyarakat prasejarah pewarisan kebudayaan tersebut dilakukan melalui tradisi lisan. Salah satu dari tradisi lisan adalah Cerita Rakyat
Cerita rakyat adalah cerita pada zaman daahulu yang hidup dikalangan rakyat yang diceritakan secara turun-temurun. Meskipun sebagian besar cerita rakyat hanya berisi cerita khayalan, namun di dalam cerita rakyat tersebut terkandung pesan moral yang berisi nasihat-nasihat. Menurut William R. Bascom, cerita rakyat terdiri atas tiga golongan, yaitu mitos, legenda, dan dongeng. Contoh cerita rakyat dari nusantara:

Malin Kundang (cerita rakyat dari Sumatra Barat)

Sumber:
Danandjaja, James. Folklor Indonesia Ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain. Jakarta: PustakaUtama Grafiti.
Sutardi, Tedi. 2007. Atropologi: Mengungkap Keragaman Budaya (untuk kelas XI SMA/MA). Bandung: PT. Setia Purna Inves

https://blog.unnes.ac.id/anisaauliaazmi/

Leave a Reply

You can use these HTML tags

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

  

  

  

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: