Menurut Bouman (dalam I Nyoman Beratha, 1982), desa adalah salah satu bentuk dari kehidupan bersama beberapa ribu orang, hampir semuanya saling mengenal; kebanyakan yang termasuk di dalamnya hidup dari pertanian, dan sebagainya, usaha-usaha yang dipengauhi oleh hukum dan kehendak alam. Di desa, menurut Bouman selajutnya terdapat banyak ikatan-ikatan keluaryang yang rapat, taat pada tradisi, dan kaidah-kaidah social.
Masyarakat desa merupakan system social yang komprehensif, artinya di dalam masyarakat desa terdapat semua bentuk peenngorganisasian atau lembaga-lembaga yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar manusia. Namun ini tidak bearti 100% masyarakat itu secara ekonomi betul-betul dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya sendiri.
Berdasarkan pengertian mengenai masyarakat desa di atas, saya akan mengidentifikasi hasil observasi saya di;
nama desa : Desa Tigajuru, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara
tema : ciri-ciri dan kriteria masyarakat desa
tanggal observasi : 18-19 Oktober 2014
A. Gambaran Geografis Desa Tigajuru
Desa Tigajuru terletak di Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara. Desa Tigajuru berbatasan dengan Desa Kuanyar di sebelah barat, Desa Paren di sebelah selatan, Dukuh Bondoyo di sebelah utara, dan berbatasan dengan Desa Mayong lor di sebelah Timur.
Desa Tigajuru termasuk desa swasembada, yaitu desa dengan sarana dan prasarana yang sudah baik, fasilitas jalan beraspal dann terpelihara, bentuk rumah bervariasi dan rata-rata sudah memenuhi syarat-syarat pemukiman yang baik.
B. Kependudukan
Desa Tigajuru memiliki penduduk yang berjumlah 2.682 jiwa, dengan jumlah penduduk perempuan 1323 jiwa dan dengan jumlah penduduk laki-laku sebanyak 1359 pada tahun 2013. Desa Tigajuru terdiri dari dua Rukun Tetangga dan sebelas Rukun Warga.
C . Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk Desa Tigajuru antara lain ;
1. Petani, yaitu mereka yang mempunyai lahan pertanian (biasanya sawah) dan menggarap sawah mereka dengan bantuan buruh tani.
2. Penggarap sawah, penggarap sawah (buruh tani), mereka bekerja pada penilik sawah sebagai tenaga yang merawat tanaman padi mulai dari proses tanam sampai pada proses panen. Mereka bekerja pada musim tanam saja, ketika tidak sedang masa tanam mereka biasanya menganggur bagi yang perempuan, bagi yang laki-laki mereka ada yang bekerja sebagai pengrajin batu bata, dan setelah masa panen padi tiba mereka bekerja sebagai buruh yang menjemurkan padi milik petani.
3. Buruh industry, buruh industry ini biasannya dikerjakan oleh mereka yang berusia masih muda, biasannya mereka bekerja sebagai buruh industri setellah mereka lulus dari SMP atau SMA. Buruh industry ini bekerja di sector industry rokok, garmen, atau industry yang masih berada di Desa Tigajuru sendiri, seperti home industry kerupuk beras (kerupuk puli).
4. Buruh bangunan / buruh konstruksi, mereka yang bekerja sebagai buruh bangunan biasanya adalah laki-laki dan mereka merantau ke luar Pulau Jawa, biasanya mereka merantau ke Pulau Sumatera dan Kalimantan.
5. Pedagang, biasanya pedagang kelontong dan barang peccah belah.
6. Penjahit
7. PNS/TNI/POLRI/Pensiunan, yang bekerja sebagai PNS/TNI/POLRI/Pensiunan hanya sebagian kecil dari jumlah penduduk desa.
8. Buruh Adang, atau penanak nasi pada setiap acara-acara seperti pernikahan, selamata, dll, biasanya buruh adang adalah perempuan.
9. Pekerja di bidang jasa dan home industry, seperti jasa fotocopy, jasa perpanjang STNK, bengkel, jasa catering, pembuatan mebel dan ukiran.
10. Dokter umum dan bidan.
D. Religi dan Upacara Tradisional
Kegiatan religi dan upacara tradisional yang masih dilakukan di Desa Tigajuru :
1. Upacara 3 hari ,7 hari, 40 hari,100 hari, 1000 hari, dan mendak( diperingati setelah satu tahun kematian seseorang ( dan kelipatannya).
2. Yasinan, yang dilakukan setiap minggu malam.
3. Pengajian Selapanan yang dilakukan oleh ibu-ibu setiap 35 hari sekali yang biasanya dilaksanakan pada hari Jumat dirmah ibu-ibu anggota engajian secara bergiliran. Pada pengajian Selaapanaan ini biasanya juga ada acara arisan anggota pengajian.
4. Pengajian seminggu sekali yang diasanya dilakukan pada hari Minggu dan dilaksanakan di masjid atau mushala.
5. Sedekah bumi, biasanya dilakukan setiap bulan Jawa Apit
6. Haul Mbah Notokusummo, sesepuh pendiri Desa Tigajuru pasa bulan Jawa Sura
7. Kirim Doa, yang biasanya dilakukan setiap menjelang bulan puasa.
8. Mitoni, yaitu upacara yang dilakukan pada anggota keluarga yang sedang hamil tujuh bulan (upacara tujuh bulanan) , tetapi sekarang kebanyakan masyarakat desa mengganti upacara mitoni ini dengan upacara matang sasi (empat bulanan).
9. Tedak Siten (upacara turun tanah untuk anak yang mulai belajar berjalan).
E. Bahasa
Bahasa yang digunakan di Desa Tigajuru menggunakan bahasa Jawa dengan logat yang hampir mirip dengan logat Solo-Yogya tetapi dengan dialek Jeporonan. Masyarakat Desa Tigajuru sebagian besar masih menggunakan bahasa Jawa dengan tingkatan ngoko, karma lugu, dan karma alus.
F. Fasilitas Desa
Fasilitas desa yang ada di Desa Tigajuru antara lain;
1. Balai Desa
2. Taman Kanak-Kanak
3. Sekolah Dasar
4. Taman Bermain PAUD
5. Masjid
6. Mushala
7. Jalan beraspal
8. Polindes
9. Pemakaman Muslim
10. Lampu penerangan jalan.
G. Agama
Semua masyarakat Desa Tigajuru memeluk agama Islam, dengan dua organisasi yang berbeda, yaitu NU daan Muhammadiyah.
H. Pola Pemukiman di Pedesaan
Pola pemukiman di Desa Tigajuru termasuk mengikuti pola pemukiman yang mengikuti lajur jalan dan ditentukan oleh factor social yaitu kekeluargaan, dimana rumah antar anggota keluarga yang satu dan yang lainya masih saling berdekatan satu sama lain.
I. Stratifikasi Sosial di Pedesaan
1. Lapisan atas adalah warga desa yang kaya, seperti pembuat meubel, pemilik lahan pertanian, dan pedagang yang sukses.
2. Lapisan menengah adalah warga yang berpenghasilan lumayan, sperti guru, dan pekerja di bidang jasa yang cukup terkenal.
3. Lapisan bawah, adalah warga dan orang-orang yang bekerja sebagai buruh tani dan buruh industry, orang yang bekerja tanpa memerlukan pendidikann tinggi dan bergaji sekeedarnya, tenaga buruh kasar dan mereka yang berpenghasilan rendah.
J. Pendidikan
Pada saaat ini, mayoritas masyarakat di ddesa Tigajuru sudah sadaar akan pentingnya pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya orang tua yang menyekolahkan anak-anaknya mulai dari SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/STM/MA, dan banyak yang dari lulusan SMA yang melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu ke perguruan tinggi negeri ataupun perguruan tinggi swasta.
K. Organisasi Desa
Seperti organisasi inti desa pada umumnya yaitu terdiri dari;
1. Kepala Desa
2. BPD
3. Sekretaris Desa
4. Kebayan
5. Modin
6. Kepala Dusun.
Di Desa Tigajuru juga terdapat organisasi pendukung seperti PKK dan Karang Taruna.
buatlah tabel atau matriks agar lebih rinci
desa Tigajuru oke 😉
bagus, lanjutkan
artikelnya sudah bagus