Gula teh sesuai dengan penyebutannya merupakan bingkisan yang berisi kebutuhan pokok masyarakat yang di dalam isian bingkisan komponen yang harus ada dalam bingkisan adalah gula dan teh. Mengapa harus gula dan the? Hal ini dikarenakan kebiasaan orang Tegal yang suka moci atau meminum the pada sore maupun pagi hari, termasuk juga di desa Dukuhmalang tempat tinggal penulis yang dijadikan sebagai objek pengamatan. Meminum teh tentunya akan terasa pahit jika tidak bersama gula, oleh karena itu gula dan the dimanapun tidak dapat terpisahkan, sehingga warga tidak susah-susah menyebutnya gula karo teh (gula dan the), melainkan hanya gula teh.
Komponen lain yang terdapat di dalam bingkisan biasanya adalah biskuit ataupun makanan ringan lainnya yang bisa dijadikan teman untuk bersantai dan dalam jumlah yang banyak. Atau bisa saja diisi dengan berbagai macam buah-buahan sesuai selera pemberi ataupun disesuaikan dengan makanan kesukaan yang orang diberi. Gula teh akan diberikan hanya ketika menjelang perayaan hari Raya Idul Fitri yaitu sekitar satu minggu sebelun hari-H. Read more…