Materi Antropologi Kelas XI Bab 2 : Institusi Sosial dalam Kelompok Etnik di Indonesia

 

Salam semangat,

Generasi milenial

Apa kabar kalian semua? Semoga baik-baik saja yaa. Sebelumnya kita sudah membahas mengenai materi antropologi kelas XI pada bab 1, kali ini penulis akan melanjutkan materi pembelajaran tersebut dengan masuk pada bab 2 yakni tentang Institusi Sosial dalam Kelompok Etnik di Indonesia. Berikut merupakan penjabaran materi pembelajarannya.

Pengertian Institusi Sosial

Menurut Koentjaraningrat institusi sosial memiliki makna yang sama dengan pranata sosial. Dalam hal ini, pranata sosial merupakan suatu sistem norma khusus yang menata suatu rangkaian tindakan berpola guna memenuhi suatu keperluan khusus manusia dalam kehidupan masyarakat. Dalam antropologi, konsep pranata sosial ini lebih mengarah pada konsep unsur kebudayaan universal yang digunakan untuk mengkaji kehidupan masyarakat.

Persamaan Institusi Sosial dalam Kelompok Etnik di Indonesia

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa institusi sosial dapat disebut juga sebagai pranata sosial dimana pranata sosial mengarah pada konsep unsur kebudayaan universal, maka dalam kehidupan masyarakat khususnya di Indonesia terdapat persamaan institusi sosial di dalamnya. Persamaan institusi sosial tersebut berupa 7 (tujuh) unsur kebudayaan universal yaitu:

  1. Bahasa
  2. Sistem Mata Pencaharian Hidup
  3. Sistem Pengetahuan
  4. Organisasi Sosial
  5. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
  6. Sistem Religi, dan
  7. Kesenian

Perbedaan Institusi Sosial dalam Kelompok Etnik di Indonesia

Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia terdiri dari berbagai pulau. Pulau-pulau ini dihuni oleh kelompok-kelompok etnik atau masyarakat. Setiap etnik ini memiliki kebudayaan yang berbeda-beda sehingga menimbulkan keanekeragaman budaya. Dalam keanekaragaman budaya ini terdapat perbedaan-perbedaan institusi sosial antara kelompok etnik satu dengan kelompok etnik lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat dilihat melalui 7 unsur kebudayaan yang telah disampaikan sebelumnya. Sebagai contoh, penulis akan menyajikan gambaran kehidupan masyarakat Jawa dengan masyarakat Minangkabau.

  • Kehidupan Masyarakat Jawa

Pada masyarakat Jawa khususnya di pedesaan, secara administratif mereka berada di bawah kekuasaan pemerintah kecamatan dan terdiri dari dukuh-dukuh. Masing-masing dukuh ini diketuai oleh seorang kepala dukuh (kepala desa). Sebagian besar masyarakat Jawa khususnya yang tinggal di daerah pedalaman, mereka bekerja sebagai petani. Namun beberapa dari mereka ada pula yang bekerja sebagai pedagang, pegawai, dan sebagainya. Dalam masyarakat Jawa sistem kekerabatannya berdasarkan prinsip keturunan bilateral. Sedangkan sistem istilah kekerabatannya berdasarkan klasifikasi menurut tingkatan angkatannya. Pada masyarakat Jawa umumnya mereka menganut agama Islam yang beraliran santri dan kejawen. Namun, ada beberapa pula masyarakat Jawa yang menganut agama Nasrani atau agama besar lainnya. Bahasa yang digunakan sehari-hari menggunakan bahasa Jawa ngoko dan krama. Kesenian yang terdapat pada masyarakat Jawa antara lain wayang kulit, tari gambyong, dan sebagainya

  • Kehidupan Masyarakat Minangkabau

Pada masyarakat Minangkabau khususnya di pedesaan, mereka tinggal di sebuah desa yang disebut dengan nagari. Pada masyarakat Minangkabau sebagian besar dari mereka bekerja di sektor pertanian dan perkebunan. Hal ini dikarenakan lahan pertanian dan perkebunan mereka memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Pada masyarakat Minangkabau, mereka menganut garis keturunan secara matrilineal atau berasal dari keluarga ibu. Secara umum, masyarakat Minangkabau menganut ajaran agama Islam meskipu ada diantara mereka yang menganut agama lain. Dalam kehidupan sehari-hari mereka biasanya menggunakan bahasa Minangkabau yang erat kaitannya dengan bahasa Melayu.

Berdasarkan gambaran mengenai kehidupan dua kelompok etnik di Indonesia ini (masyarakat Jawa dan Minangkabau) ternyata terdapat perbedaan institusi sosial di dalamnya. Perbedaan-perbedaan tersebut meliputi bahasa, sistem kekerabatan, dan sebagainya.

Selain memberikan materi mengenai institusi sosial dalam kelompok etnik di Indonesia, penulis juga akan menyajikan artikel berita yang terkait dengan materi di atas. Artikel berita tersebut berupa konflik yang ditimbulkan akibat keberagaman budaya. Berikut merupakan link berita tersebut.

https://nasional.tempo.co/read/668047/konflik-yang-dipicu-keberagaman-budaya-indonesia

Penugasan

Setelah diberikan materi serta artikel berita di atas, guna menguji tingkat pemahaman Anda mengenai materi tersebut, penulis akan menyajikan beberapa pertanyaan dan silahkan untuk dijawab.

  1. Berdasarkan konsep tentang institusi sosial dalam kelompok etnik di Indoneisa, jelaskan menurut pendapat Anda apa yang dimaksud dengan institusi sosial?
  2. Deskripsikan gambaran kebudayaan salah satu kelompok etnik di Indonesia dengan mencakup 7 unsur kebudayaan universal (selain masyarakat Jawa dan Minangkabau)
  3. Berdasarkan artikel berita di atas, analisislah kasus berita tersebut dengan menggunakan konsep institusi sosial yang telah dipaparkan di atas.

Sumber :

Koentjaraningrat, dkk. 1971. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Djambatan

Rohmah, Annisa Nur. 2016. Buku Siswa Antropologi Peminatan Ilmu-Ilmu Bahasa dan Budaya Untuk SMA/MA Kelas XI. Surakarta : Mediatama

Tulisan ini dipublikasikan di Antropologi SMA. Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: