Peranan dan Strategi Guru Bidang Praktikum Tata Busana Dalam Mengatasi Masalah Siswa di SMK Negeri 6 Semarang

Salam semangat

Generasi milenial

Apa kabar kalian semua? Semoga baik-baik saja yaa. Kali ini penulis akan berbagi mengenai tugas kuliah yang penulis dapat ketika semester 2 yaitu pada mata kuliah Bimbingan Konseling dimana tugas ini berupa laporan hasil wawancara terhadap salah satu guru di SMK Negeri 6 Semarang dalam menghadapi masalah siswa di sekolah. Berikut merupakan materi atau isi dari tugas tersebut.

Pada hari Senin, 23 Mei 2016 saya melakukan wawancara terhadap salah satu guru bidang yang ada di SMK Negeri 6 Semarang yaitu ibu Hartiyah. Beliau merupakan guru bidang praktikum tata busana yang ada di sekolah tersebut. Dalam wawancara tersebut, didapatkan informasi mengenai masalah apa yang sering dialami oleh siswa serta peran dan strategi Ibu Hartiyah sebagai guru bidang studi dalam menghadapi masalah siswanya tersebut.

Pada wawancara tersebut, Ibu Hartiyah menuturkan bahwa masalah yang dialami oleh siswa hingga mengganggu aktivitas belajarnya di sekolah antara lain sering tidak hadir dalam praktikum menjahit atau membuat busana, terlambat bahkan tidak mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru, menurunnya nilai prestasi siswa dan perilaku menyimpang lainnya. Masalah-masalah tersebut terjadi karena  pengaruh dari kondisi psikologis serta lingkungan tempat tinggal atau lingkungan pergaulan siswanya tersebut. Masalah yang timbul dari pengaruh kondisi psikologis siswa ternyata diakibatkan oleh masalah keluarga yang dialami oleh siswa tersebut. Masalah-masalah keluarga itu dapat berupa perceraian orangtua, kurangnya perhatian dan kasih sayang dari keluarga dan lain sebagainya. Ibu Hartiyah juga menuturkan ada salah satu siswanya yang di keluarganya tersebut mengalami perceraian (broken home). Akibat dari perceraian itulah sang anak menjadi terganggu beban psikologisnya dan berimbas pada aktivitas belajarnya di sekolah seperti nilai akademiknya menurun, sering tidak masuk sekolah, dan menjadi murung atau pendiam. Selain itu, beliau juga menuturkan bahwa ada siswanya juga yang sering terlambat bahkan tidak mengumpulkan tugas yang diberikan oleh Ibu Hartiyah. Beliau juga menuturkan alasan siswanya melakukan hal tersebut karena akibat dari pengaruh tempat tinggal atau lingkungan pergaulannya (dalam hal ini masalah yang muncul adalah masalah penyesuaian diri terhadap lingkungannya). Sang siswa mengatakan bahwa alasannya tidak mengumpulkan tugas yang diberikan serta bolos sekolah karena ia sibuk berkumpul dan bermain dengan teman sebayanya. Siswa tersebut juga menuturkan bahwa lingkungan teman pergaulannya rata-rata orang yang putus sekolah dan sering mengajaknya main daripada menyuruhnya untuk datang ke sekolah.

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh siswanya, peran Ibu Hartiyah dalam hal ini yaitu pertama melakukan pendekatan pada siswa. Pada peranannya ini, beliau melakukan pendekatan kepada siswanya untuk mengetahui apakah sang siswa sedang mengalami sebuah masalah atau tidak. Setelah itu, beliau menceritakan keadaan siswanya tersebut kepada guru BK agar guru BK dapat mengerti dan memahami secara sekilas mengenai masalah siswa tersebut. Selanjutnya, bersama guru BK Ibu Hartiyah melakukan pengamatan untuk mengamati kondisi siswanya yang bermasalah tersebut apakah siswanya tersebut mengalami perubahan ke arah yang lebih baik atau justru menurun menjadi lebih buruk. Apabila dirasa siswa tersebut menjadi lebih buruk, Ibu Hartiyah mengundang siswanya tersebut ke ruang BK dan duduk bersama untuk menceritakan masalah apa yang sebenarnya terjadi pada diri siswa tersebut dan mencari solusi bersama untuk masalah si siswa dan melakukan bimbingan secara continue untuk melihat dan mengevaluasi perkembangan diri siswa. Dalam melakukan peranannya ini, pendekatan yang dilakukan oleh Ibu Hartiyah termasuk ke dalam pendekatan evaluasi diri vs orang lain dimana dalam pendekatan ini bimbingan di satu sisi dirancang untuk membantu siswa menemukan dan mengevaluasi diri sendiri dan disisi lain banyak pihak yang memberikan tanggapan, pendapat, pandangan serta saran kepada siswa karena dianggap siswa tersebut membutuhkan hal itu. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, beliau mengajak siswanya tersebut yang bermasalah untuk datang ke BK dan menceritakan semua duduk permasalahan yang dia hadapi sehingga mengganggu aktivitas belajarnya di sekolah. Setelah sang guru bidang studi dan guru BK mengetahui permasalahan yang dialami siswa tersebut, sang guru memberikan masukan, tanggapan serta saran kepada siswa mengenai hal-hal apa yang harus ia lakukan untuk mengatasi masalahnya tersebut.

Selain peranan dalam menghadapi masalah siswanya di sekolah, Ibu Hartiyah juga memiliki strategi dalam menghadapi masalah siswanya tersebut. Strategi tersebut berupa:

  1. Meminta no hp siswa dan orangtua siswa

Tujuan dari meminta no hp siswa dan orangtua siswa tersebut ialah agar Ibu Hartiyah dapat menghubungi siswa serta orangtua siswa apabila siswa tersebut mengalami masalah di sekolahnya.

  1. Bekerjasama dengan orangtua siswa

Setelah mendapatkan no hp orangtua siswa, Ibu Hartiyah melakukan koordinasi atau kerjasama dengan orangtua siswa mengenai kondisi anaknya yang dididik oleh Ibu Hartiyah apakah siswa tersebut mengalami masalah atau tidak dan orangtua dapat menghubungi Ibu Hartiyah untuk bercerita mengenai masalah anaknya sehingga beliau dapat mengetahui bagamaina sang anak tersebut di rumah dan sewaktu-waktu apabila anak tersebut mengalami permasalahan, beliau dapat dengan sigap melakukan pendekatan dan bimbingan kepada anak tersebut.

Tulisan ini dipublikasikan di Artikel Kuliah SosAnt. Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: