Salam semangat,
Generasi milenial!
Kalian di sini sudah tidak asing lagi kan mendengar istilah “kampung laut”? bagi kalian yang masih asing mendengar istilah ini, ternyata istilah ini digunakan untuk menyebut sebuah pemukiman penduduk yang berada di wilayah perairan. Tidak mengherankan jika di Indonesia terdapat penyebutan kampung laut ini mengingat negara kita merupakan negara maritim. Salah satu contoh kampung laut yang ada di negara kita yaitu desa Ujung Gagak tepatnya di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Desa Ujung Gagak merupakan desa yang paling ujung atau desa paling akhir yang berada di kawasan Kampung Laut. Desa ini terbentuk karena adanya proses gejala alam yaitu sedimentasi yang membentuk sebuah daratan. Desa Ujung Gagak terdiri dari 6 dusun yaitu Dusun Karang Anyar, Dusun Karang Mulya, Dusun Karang Jaya, Dusun Karang Sari, dan Dusun Ciberem.
Pada masyarakat Desa Ujung Gagak, rata-rata masyarakatnya sudah hidup secara berkecukupan. Hal ini dapat dilihat dari bentuk rumah yang ada disana dimana rumah tersebut sudah didirikan secara permanen. Jalan yang ada disana juga sudah berbentuk paving bukan berupa tanah lagi. Akan tetapi, masyarakat di desa ini masih kesulitan akan air bersih. Untuk mendapatkan air bersih, mereka memanfaatkan air hujan yang mereka tampung pada tandon-tandon yang ada di rumah mereka. Tandon-tandon tersebut nantinya langsung mereka alirkan ke bak-bak rumah mereka. Apabila musim kemarau tiba, masyarakat Desa Ujung Gagak dalam mendapatkan air bersih mereka mengambil air di sumur yang berada di sungai Citanduk dengan membayar sekitar Rp100.000,- untuk setiap pengangkutan.
Di Ujung Gagak, juga sudah terdapat bangunan-bangunan sekolah antara lain SD dan SMP. Meskipun belum terdapat SMA, akan tetapi di desa lain yang ada di Kampung Laut terdapat beberapa SMA sehingga para remaja Desa Ujung Gagak yang ingin melanjutkan ke jenjang SMA dapat menempuhnya di desa sebelah. Selain itu, ternyata ada beberapa masyarakat dari Desa Ujung Gagak yang telah mengenyam pendidikan pada tingkat perguruan tinggi. Biasanya mereka melanjutkan pendidikannya seperti di Universitas Diponegoro Semarang dan Universitas Jendral Soedirman Purwokerto.
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Desa Ujung Gagak dalam berkomunikasi menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Bahasa Indonesia sendiri digunakan apabila mereka sedang berbicara dengan penduduk pendatang yang umumnya berasal dari Jawa Barat dan luar negeri, karena di Desa Ujung Gagak sendiri terdapat warga negara asing yang umumnya berkewarganegaraan Tiongkok dan Taiwan. Sedangkan penggunaan bahasa Jawa digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama penduduk asli. Penggunaan bahasa Jawa sendiri berlogat Banyumasan atau istilah yang dikenal yaitu bahasa ngapak.
Dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mayoritas penduduk Desa Ujung Gagak bekerja atau berprofesi sebagai nelayan. Hal ini dikarenakan secara geografis, mereka terletak di wilayah perairan yang kaya akan hasil lautnya. Di sini, nelayan dibedakan menjadi 2 yaitu nelayan besar dan nelayan kecil. Nelayan besar merupakan nelayan yang mencari ikan di laut bebas (segara bebas). Sedangkan nelayan kecil merupakan nelayan yang mencari ikan di sungai dangkal (segara anakan). Biasanya hasil tangkapan mereka berupa ikan, kerang, udang, dan kepiting yang biasanya langsung mereka jual ke pengepul atau langganan mereka dan sebagian lagi untuk dikonsumsi. Selain berprofesi sebagai nelayan, beberapa penduduk Desa Ujung Gagak ada yang berprofesi sebagai petani. Biasanya profesi ini dilakukan oleh penduduk pendatang yang berasal dari luar seperti Jawa Barat dan Jawa Tengah (luar Cilacap). Mereka biasanya membeli atau menyewa tanah para penduduk asli Desa Ujung Gagak untuk ditanami berbagai tumbuh-tumbuhan pangan seperti padi, palawija, dan buah-buahan.
Demikian gambaran mengenai kehidupan masyarakat Desa Ujung Gagak, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Semoga dapat menambah wawasan kita mengenai kehidupan masyarakat khususnya yang berada di wilayah pesisir.
Bagus, terus semagat dalam memperkenalkan daerah-darah kecil yang mempunyai nilai kebudayaan yang tinggi kepada masyarakat luas.
hallo hasna! postingan bahasan mengenai ujung gagak kampung laut cukup menarik, akan lebih menarik lagi jika di sertakan gambar yang mendukung tulisan kamu 🙂 dan penulisannya diperbaiki misalnya rata kanan kiri, batas paragraf 🙂 semoga bermanfaat! salam generasi milenial!
Hay mba cantik ?? postingan anda cukup menarik untuk di baca. Saya suka pembahasan mengenai suatu daerah yang mungkin di luar sana masih banyak orang yg mengetahuinya. Terus explore daerah-daerah lain ya mba, agar kita juga bertambah pengetahuannya. Ohya mba, kalau bisa disertakan pula ya foto daerahnya agar kita yg baca postingan mba hasna juga bisa melihat gambaran daerah tersebut
Hay mba cantik ?? postingan anda cukup menarik untuk di baca. Saya suka pembahasan mengenai suatu daerah yang mungkin di luar sana masih banyak orang yg belum mengetahuinya. Terus explore daerah-daerah lain ya mba, agar kita juga bertambah pengetahuannya. Ohya mba, kalau bisa disertakan pula ya foto daerahnya agar kita yg baca postingan mba hasna juga bisa melihat gambaran daerah tersebut
Adanya tulisan ini menambah informasi mengenai tempat-tempat yang belum diketahui oleh orang banyak, contohnya Desa Ujung Gagak ini. Jadi, sangat bermanfaat bagi mereka-mereka yang belum mengetahui tempat tersebut. Teruslah menulis dan jangan berhenti membagi tulisan yang bermanfaat yaa mba hasna..
hai mba hasna, senang sekali bisa membaca postingan mba tentang desa ujung gagak, pembahasannya sesuai dengan prodi yang mba tempuh yaitu sosiologi. semoga postingan-postingan berikutnya bisa lebih baik lagi
Tulisannya bagus , tapi tidak rapi. Sehingga berpengaruh pada pembaca
:thumbup
hai hasna, postingan ini sangat bermanfaat sekali.. semangat…
nice
setiap masyarakat mempuyai tradisi yang berbeda-beda seperti di desa Ujung Gagak tersebut