Viewers

website hit counter

SOSIOLOGI GENDER: ANALISIS BEBAN KERJA GANDA

KASUS KETIDAKADILAN GENDER PADA SUATU ANGGOTA KELUARGA DAN PADA SUATU HUBUNGAN BERPACARAN
A. Pengertian
Istilah jenis kelamin (lelaki/perempuan) dalam bahasa Indonesia sering digunakan dalam konsep sex dan gender, meskipun pada dasarnya keduanya mengandung makna yang berbeda. Secara istilah sex adalah berkenaan dengan perbedaan secara biologis dan fisiologis antara pria dan wanita yang dilihat secara anatomis dan reproduksi.Sedangkan gender adalah merupakan konsep yang mengacu pada perbedaan peranan laki-laki dan perempuan dalam suatu tingkah laku sosial yang terstruktur. Gender mengacu ke peran laki-laki dan perempuan yang dikontruksi secara sosial, yang mana peran tersebut dipelajari berubah dari waktu ke waktu dan beragam menurut budaya dan antar budaya. Atau gender sebagai konsep yang mengacu pada peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang terjadi akibat dari dan dapat berubah oleh keadaan sosial dan budaya masyarakat. Continue reading SOSIOLOGI GENDER: ANALISIS BEBAN KERJA GANDA

ANTROPOLOGI GENDER: GENDER DAN HUKUM

Latar Belakang Masalah
Kata Gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti jenis kelamin (John M. echols dan Hassan Sadhily, 1983: 256). Secara umum, pengertian Gender adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku. Dalam Women Studies Ensiklopedia dijelaskan bahwa Gender adalah suatu konsep kultural, berupaya membuat perbedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Continue reading ANTROPOLOGI GENDER: GENDER DAN HUKUM

ANTROPOLOGI POLITIK: REVIEW: RAJA DAN RAMA, NEGARA KLASIK DI JAWA MASA AWAL

1. Pendahuluan: Fakta
Sejarah penyebaran tentang Jawa banyak yang tidak teridentifikasi secara tepat. Informasi yang di dapat tentang Jawa didapat dari sejarah luar dan arkeologi. Inskripsi yang ada dibagi menjadi tiga keloompok. Pertama, dari abad ke-5 sampai ke-9 menggunakan bahasa Sansekerta. Kedua, abad ke-7 sampai ke-9 menggunakkan bahasa Melayu Kuno. Ketiga, abad ke-9 menggunakan bahasa Jawa Kuno. Continue reading ANTROPOLOGI POLITIK: REVIEW: RAJA DAN RAMA, NEGARA KLASIK DI JAWA MASA AWAL

STRUKTUR MASYARAKAT JAWA: ORANG JAWA

Wilayah Pulau Jawa dibagi menjadi dua, yakni Pesisir Lor dan Pesisir Kidul. Pesisir Lor meliputi beberapa daerah seperti Jepara, Cirebon, Lamongan, Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Tuban, Probolinggo, Situbondo, Pekalongan, Rembang, serta beberapa daerah lainnya. Daerah – daerah yang termasuk ke dalam pesisir Lor ini tentunya memiliki struktur atau lapisan sosial dan karakteristik yang meliputi perilaku, sikap, dan mental yang berbeda – beda. Continue reading STRUKTUR MASYARAKAT JAWA: ORANG JAWA

ANTROPOLOGI KESEHATAN: ETHNOMEDICINE

Mbah Tur “Sang Dukun Bayi”
Di Desa Surodadi Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang masih terdapat beberapa orang yang memiliki profesi sebagai dukun bayi. Dukun bayi dahulunya tidak hanya melakukan perawatan saja kepada si bayi namun juga membantu proses kelahiran dengan cara yang bisa dibilang masih sangat tradisional. Ibu Turiyah merupakan salah satu dukun bayi yang saya temui dan saya kenal di Desa Surodadi Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang semua itu terjadi karena ketika saya masih kecil pernah dirawat oleh dukun bayi tersebut. Continue reading ANTROPOLOGI KESEHATAN: ETHNOMEDICINE

ANTROPOLOGI EKOLOGI: REVIEW: Atas Nama Pembangunan dan Kemajuan: Negara, Pasar dan Hutan

Teritoliasisasi adalah konsep yang dapat diguakan untuk melihat proses bergesernya kekuasaan masyarakat siberut terhadap hutan. Setelah berakhirnya kekuasaan kolonial , campur tangan pemerintah terhadap tempat-tempat seperti siberut semakin mendapat pembenaran melalui wacana masyarakat terasing dan kebutuhan akan pembangunan.
Rezim Kehutanan Orde Baru Continue reading ANTROPOLOGI EKOLOGI: REVIEW: Atas Nama Pembangunan dan Kemajuan: Negara, Pasar dan Hutan

SOSIOLOGI AGAMA: Menganalisis Adanya Politik yang Berkaitan dengan Agama pada Pilkada Menggunakan Dialektika Hegel (Pilkada kota Pekalongan tahun 2011)

Kota pekalongan merupakan salah satu kota dengan memiliki tingkat keberagaman yang sangat tinggi yaitu keberagaman berupa agama,ras dan etnis. Eberagaman tersebut memunculkan berbagai perbedaan dalam beraktitas walaupun dilihat dari segi agama Kota Pekalongan memiliki pemeluk Agama Islam yang besar dengan presentasi > 70% dilihat dari segi etnis Kota pealongan memiliki keberagaman yang tinggi yaitu Arab, jawa dan cina. Dengan adanya keberagman sepert ini maka kasus berbau SARA mudah tersulut karena seperti biasanya tidak semua orang bisa memaknai perbedaan untuk kebersamaan. Continue reading SOSIOLOGI AGAMA: Menganalisis Adanya Politik yang Berkaitan dengan Agama pada Pilkada Menggunakan Dialektika Hegel (Pilkada kota Pekalongan tahun 2011)

SOSIOLOGI AGAMA: Tingkat perilaku korupsi di Cina dan Indonesia dilihat dari kacamata Agama

Cina adalah negara dengan latar belakang masyarakatnya adalah atheis dengan demikian maka doktrin agama tidak ada yang memerintahkan untuk tidak korupsi namun di negara cina pemberantasan korupsi bisa di cegah dan penurunan korupsi sangat sifgnifikan, bagaimana dengan Indonesia? Negara dengan doktrin agama yang sangat kental terutama muslim jelas mengambarkan bahwa seharusnya di negara ini korupsi tidak ada namun pada kenyataanya korupsi di negara ini merajalela dan setiap tahunya mengalami peningkatan. Continue reading SOSIOLOGI AGAMA: Tingkat perilaku korupsi di Cina dan Indonesia dilihat dari kacamata Agama

SOSIOLOGI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN DI KAMBOJA

Ekonomi Kamboja cukup baik karena memiliki kemajuan yang sangat pesat, namun ternyata di negara ASEAN, Kamboja masih memiliki perekonomian yang jauh di bawah negara-negara lain. Jika melihat investasi asing pun negara ini sangatlah kurang diperhatikan, sehingga sangatlah kecil pula tabungan yang dapat dimiliki oleh negara Kamboja ini untuk membangun negaranya . Continue reading SOSIOLOGI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN DI KAMBOJA

SOSIOLOGI AGAMA: ANALISIS FENOMENA YANG TERJADI DIKALANGAN MASYARAKAT MENGGUNAKAN PARADIGMA SOSIOLOGI AGAMA

1. Fenomena Ahmadiyah ditinjau dari Sosiologi agama dianalisis dari sudut filosofis.
Ahmadiyah adalah sebuah gerakan Islam yang didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad disebuah kota kecil Qadian di Punjab, India. Semenjak berkembangnya gerakan Islam ini sudah banyak kontroversi yang bermunculan. Menurut sudut pandang umum umat Islam, ajaran Ahmadiyah dianggap melenceng karena mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi (Isa al Masih dan Imam Mahdi). Hal ini bertentangan dengan pandangan umum Islam yang mempercayai Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir, walaupun juga mempercayai kedatangan Isa al Masih dan Imam Mahdi akan menjadi umat Nabi Muhammad SAW. Status Ahmadiyah diberbagai Negara juga menuai penolakan karena dianggap melenceng. Di Indonesia sendiri oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menetapkan semenjak tahun 1980 tentang “sesatnya Jema’at Ahmadiyah Qadiyah yang berada di luar Islam. Continue reading SOSIOLOGI AGAMA: ANALISIS FENOMENA YANG TERJADI DIKALANGAN MASYARAKAT MENGGUNAKAN PARADIGMA SOSIOLOGI AGAMA