Viewers

website hit counter

STRUKTUR MASYARAKAT JAWA: ORANG JAWA

Wilayah Pulau Jawa dibagi menjadi dua, yakni Pesisir Lor dan Pesisir Kidul. Pesisir Lor meliputi beberapa daerah seperti Jepara, Cirebon, Lamongan, Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Tuban, Probolinggo, Situbondo, Pekalongan, Rembang, serta beberapa daerah lainnya. Daerah – daerah yang termasuk ke dalam pesisir Lor ini tentunya memiliki struktur atau lapisan sosial dan karakteristik yang meliputi perilaku, sikap, dan mental yang berbeda – beda.

Saya tinggal dan lahir di Kabupaten Batang yang secara geografis masuk ke dalam wilayah Pesisir Lor. Masyarakat Pesisir Lor terkenal dengan sifat yang lebih terbuka terhadap kebudayaan baru. Tutur kata yang digunakan cenderung terdengar kasar dan sering berbicara dengan keras. Corak keagamaan Masyarakat Jawa Pesisir Lor lebih ke arah Islam puritan.
Tinggal di wilayah Pulau Jawa tidak selalu menjadikan seseorang dikategorikan orang Jawa. Seseorang dapat dikategorikan orang Jawa ketika masih “nguri-nguri kabudayaan Jawa”. Selain tinggal dan menetap di Pulau Jawa, saya masih “nguri-nguri kabudayaan Jawa” sehingga saya pantas untuk dikategorikan sebagai orang Jawa. Contohnya saja bahasa keseharian yang saya gunakan adalah Bahasa Jawa. Selain itu, saya juga menggunakan “unggah-ungguh” dalam kehidupan bermasyarakat.
Struktur masyarakat Jawa terbagi dalam 4 masa, antara lain :
-Feodalisme
-Kolonialisme
-Kemerdekaan
-Kekinian
Masing-masing masa memiliki karakteristik tersendiri dalam membahas struktur masyarakat Jawa. Saya akan mencoba menganalisis struktur masyarakat Jawa di Desa Surodadi Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang yang merupakan tempat tinggal saya. Apakah masih ada sistem yang relevan dengan keempat masa tersebut atau tidak.
FEODALISME
Feodalisme adalah masa dimana kepemilikan tanah menjadi tolak ukur struktur sosial. Semakin luas tanah yang dimiliki maka semakin tinggi struktur sosialnya di masyarakat.
Pada masa sekarang, hal ini mungkin sudah jarang dijumpai. Tetapi karena saya tinggal di pedesaan, kepemilikan tanah menjadi salah satu tolak ukur struktur sosial di masyarakat.

KOLONIALISME
Kolonialisme sering disebut juga masa penjajahan. Pada masa ini, terdapat pengelompokan masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial.
1. Kelompok Eropa/ Golongan Penjajah: Memiliki kekuasaan tertinggi
2. Kelompok Timur Asing (Pedangan dari Arab dan China): Memiliki kekuasaan pertengahan.
3. Kelompok Pribumi (Masyarakat Indonesia): Budak
Di wilayah tempat tinggal saya, pengelompokan semacam ini sudah tidak ditemukan lagi karena mayoritas penduduknya masyarakat Jawa. Kelompok-kelompok sosial terkadang dijumpai pada saat ada perkumpulan warga. Biasanya orang yang status sosialnya tinggi (pejabat/ kaya/ kyai) duduk disekitar orang yang status sosialnya tinggi juga.
KEMERDEKAAN – KEKINIAN
Masyarakat di Desa Surodadi Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang tidak terdapat perbedaan masyarakat yang terlalu mencolok. Semua hidup rukun dan membaur menjadi satu tanpa memandang perbedaan asal- usul keturunan. Ketika ada hal-hal yang menjadi kepentingan orang banyak, pelaksanaannya di lakukan dengan mengadakan rapat bersama terlebih dahulu agar mencapai mufakat bersama. Aspirasi ditampung dengan baik. Selama pendapat yang disampaikan bertujuan untuk kenyaman dan keamanan bersama, tidak menjadi masalah untuk dilaksanakan. Tidak memandang tinggi rendahnya status sosial.

Leave a Reply

You can use these HTML tags

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

  

  

  

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: