Penelitian sosial adalah istilah yang digunakan terhadap penyelidikan-penyeldikan yang dirancang untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan sosial, gejala sosial, atau praktik-praktik sosial. Istilah sosial ini menunujuk pada hubungan-hubungan antara, dan di antara, orang-orang, kelompok-kelompok seperti keluarga, institusi (sekolah, komunitas, organisasi, dan sebagainya), dan lingkungan yang lebih besar.
Definisi
Gejala sosial atau hubungan antara dua atau lebih gejala sosial dijadikan sebagai topik penelitian sosial. Topik yang berhubungan dengan gejala sosial bisa menyangkut individu (misal, kepuasan kerja), kelompok (misal, kepemimpinan), masyarakat (misal, struktur sosial), institusi (misal, iklim organisasi), dan juga lingkungan yang lebih luas seperti negara (misal, pertumbuhan ekonomi nasional). Jika demikian, studi tentang hubungan-hubungan antara, dan di antara, orang, kelompok, institusi, atau lingkungan yang lebih luas dinamakan dengan penelitian sosial. Penelitian sosial merupakan suatu tipe penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan sosial (social scientist) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang berbagai aspek sosial sehingga kita dapat memahaminya.
Penelitian atau riset pada dasarnya merupakan suatu penyelidikan yang sistematis dan metodis atas suatu masalah untuk menemukan solusi atas masalah tersebut dan menambah khazanah pengetahuan.
Para peneliti sedang meneliti gejala sosial yang ada di dalam masyarakat. Kata “research” dalam bahasa Inggris berasal dari kata “Reserare” (bahasa Latin) yang berarti mengungkapkan. Secara etimologis, kata “research” (penelitian, riset) berasal dari kata “re” dan “to search”. ‘Re’ berarti kembali dan to search berarti mencari. Jadi, secara etimologis, penelitian berarti mencari kembali. Namun, makna yang terkandung dalam kata “research” jauh lebih luas dari pada sekedar mencari kembali atau mengungkapkan. Ini terlihat dari beberapa definisi penelitian berikut :
”Penelitian adalah penyelidikan yang sistematis untuk menemukan jawaban atas masalah. Penelitian dapat digambarkan sebagai upaya yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah spesifik yang memerlukan solusi. Ini adalah serangkaian langkah-langkah dirancang dan diikuti, dengan tujuan menemukan jawaban terhadap isu-isu yang perhatian kepada kita dalam lingkungan kerja.”
Jadi, walaupun penelitian merupakan sentral untuk penyelidikan dan pencarian solusi atas masalah-masalah sosial dan kegiatan akademik, belum ada konsensus dalam literatur tentang bagaimana penelitian harus didefinisikan. Hussey menyatakan bahwa penelitian menyediakan suatu peluang untuk mengenali dan memilih satu masalah penelitian dan menyelidikinya secara bebas.
Karakteristik
Menurut Paul Leedy dalam bukunya Practical Research, ada 8 karakteristik Penelitian Sosial :
Penelitian Sosial berasal dari satu pertanyaan atau masalah, dengan menanyakan pertanyaan kita sedang berupaya untuk stimulasi dimulainya proses penelitian. Sumber pertanyaan dapat berasal dari sekitar kita.
Penelitian Sosial membutuhkan tujuan yang jelas. Pernyataan tujuan ini menjawab pertanyaan : “ Masalah apa yang akan diselesaikan/dipecahkan?” tujuan adalah pernyataan permasalahan yang akan dipecahkan dalam Penelitian Sosial.
Penelitian Sosial membutuhkan rencana spesifik untuk melakukan penelitian rencana kegiatan disusun. Selain menetapkan tujuan dari Penelitian Sosial, kita harus menetapkan juga bagaimana mencapai tujuan tersebut. Beberapa hal yang perlu diputuskan misalnya: dimana mendapatkan data? Bagaimana mengumpulkan data tersebut? Apakah data yang ada berelasi dengan permasalahan yang ditetapkan dalam Penelitian Sosial?
Penelitian Sosial biasanya membagi masalah prinsip menjadi beberapa submasalah: untuk mempermudah menjawab permasalahan, biasanya masalah yang prinsip dibagi menjadi beberapa sub masalah.
Contoh: Masalah : Kompresi data dengan algoritma substitution Sub-masalah: – bagaimana melakukan kompresi data pada file teks hingga hasil kompresi 30% dari file asli? – bagaimana melakukan dekompresi pada file teks tanpa mengubah isi?
Penelitian Sosial dilakukan berdasarkan masalah, pertanyaan atau hipotesis Penelitian Sosial yang spesifik: Hipotesis adalah asumsi atau dugaan yang logis yang memberikan jawaban sementara tentang permasalahan Penelitian Sosial berdasarkan penyelidikan awal. Hipotesis mengarahkan kita ke sumber-sumber informasi yang membantu kita untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan Penelitian Sosial yang sudah ditetapkan. Hipotesis bisa lebih dari satu. Hipotesis mempunyai kemungkinan didukung atau tidak didukung oleh data.
Penelitian Sosial mengakui asumsi-asumi: Dalam Penelitian Sosial, asumsi merupakan hal penting untuk ditetapkan. Asumsi adalah kondisi yang ditetapkan sehingga jangkauan Penelitian Sosial jelas batasnya. Asumsi juga bisa merupakan batasan sistem di mana kita melakukan Penelitian Sosial.
Penelitian Sosial membutuhkan data dan intepretasi data untuk menyelesaikan masalah yang mendasari adanya Penelitian Sosial: Pentingnya data bergantung pada bagaimana peneliti memberi arti dan menarik inti sari dari data-data yang tersedia. Di dalam Penelitian Sosial data yang tidak diintepretasikan/diterjemahkan tidak berarti apapun.
Penelitian Sosial bersifat siklus. Siklus dari Penelitian Sosial dapat digambarkan seperti pada gambar disamping.
Siklus Penelitian Sosial
Untuk memulai suatu penelitian, permasalahan yang akan dipecahkan perlu ditemukan lebih dahulu. Beberapa hal yang membantu penemuan tersebut adalah membaca artikel jurnal-jurnal ilmiah pada bidang yang diminati. Dengan membaca beberapa artikel jurnal yang memuat permasalahan dan pemecahannya diharapkan ada stimulasi dari pembacaan tersebut untuk menimbulkan ide-ide lain yang layak untuk diteliti.
Filosofi
Berasarkan pandangan tersebut, maka dapat dirinci unsur-unsur penting filosofi yang mendasari penelitian sosial sebagai kegiatan ilmiah, yaitu:
Kegiatan intelektual (pemikiran);
Mencari makna yang hakiki (interpretasi);
Segala fakta dan gejala (objek);
Dengan cara refleksi, metodis, sistematis (metode);
Untuk kebahagiaan masyarakat (tujuan).
Sebagai kegiatan ilmiah, penelitian sosial juga memiliki ciri-ciri sebagaimana dijelaskan oleh Soedjono Dirdjosisworo sebagai berikut:
1. Sistematis artinya bahasan tersusun secara teratur, berurutan menurut sistem.
2. Logis artinya sesuai dengan logika, masuk akal, benar menurut penanalaran.
3. Empiris artinya diperoleh dari pengalaman, penemuan, pengamatan.
4. Metodis artinya berdasarkan metode yang kebenarannya diakui oleh penalaran.
5. Umum artinya menggeneralisasi, meliputi keseluruhan tidak menyangkut yang khusus saja.
Akumulatif artinya bertambah terus, makin berkembang, dinamis.
Penelitian sosial sebagai kegiatan ilmiah dilakukan terus-menerus guna mengungkapkan kebenaran sesungguhnya dari objek yang diteliti. Kebenaran yang sesungguhnya itu bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Kebenaran objek yang diteliti menjadi dasar keteraturan yang menciptakan keamanan, ketertiban, keselamatan, dan kesejahteraan masyarakat. Harsja Bachtiar mengemukakan dua kategori keteraturan dari objek yang diteliti, yaitu:
Keteraturan alam semesta selalu berkualitas 100% benar karena keteraturan itu tetap, tidak berubah, sehingga metode penelitiannya pun tepat. Ini terdapat pada ilmu-ilmu eksakta, seperti astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran.
Keteraturan hubungan antarmanusia dalam hidup bermasyarakat. Untuk mengungkapkan kebenaran keteraturan tersebut dipinjam metode penelitian ilmu eksakta, ternyata hasil penelitiannya tidak selalu 100% benar, melainkan hanya mendekati kebenaran karena keteraturan dalam hubungan hidup bermasyarakat itu dapat berubah dari saat ke saat sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat. Ini terdapat pada ilmu-ilmu sosial, seperti ekonomi, hukum, politik, sosiologi, demografi.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa perkembangan ilmu sosial selalu dilandasi oleh kebenaran yang relatif, keteraturan yang selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu, ketidakpuasan terhadap keadaan yang ada, keingintahuan terus-menerus, yang ditelaah bukan kuantitas, melainkan kualitas dari gejala sosial yang ada (terjadi).
Kegunaan Penelitian Sosial
Menurut Siti Partini penelitian sosial memiliki beberapa kegunaan antara lain:
1. Penjajagan ( ekploratif), yaitu berguna untuk mencari-cari kemungkinan terbaik dalam memecahkan problema sosial, sehingga sifatnya masih mencoba dan terbuka. Contoh: upaya menanggulangi kenakalan remaja, kemiskinan, dll.
2. Deskriftif, yaitu berguna untuk pengukuran yang cermat terhadap penomena social tertentu. Contoh: penelitian tentang jumlah pengangguran, pendapatan masyarakat, dll.
3. Eksplanatori, yaitu berguna untuk menjelaskan sebab-sebab yang
melatarbelakangi suatu keadaan tertentu. Contoh: pengaruh kemiskinan terhadap
peluang hidup manusia.
4. Evaluatif, yaitu berguna untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang ditetapkan
pada awal program sudah tercapai. Contoh: penelitian tentang efektifitas dana bos dalam mengurangi anak putus sekolah.
5. Prediktif, yaitu berguna untuk meramalkan kejadian atau fenomena soaial tertentu yang akan terjadi. Contoh: penelitian tentang akibat ke depan banjir lumpur panaS sidoarjo.
Fungsi/manfaat Penelitian Sosial
Fungsi adalah kegunaan suatu hal. Fungsi penelitian adalah kegunaanpenelitian sosial. Berguna untuk siapa? Fungsi penelitian sosial sedikitnyamemiliki kegunaan dalam tiga hal, yaitu: kegunaan untuk pengembangan ilmusosial itu sendiri, kegunaan bagi masyarakat (sasaran penelitian), dan kegunaan untuk peneliti sendiri.
1. Ilmu sosial
Kegunaan untuk pengembangan ilmu sosial yaitu penelitian ituberguna untuk mengembangkan dan mensahihkan ilmu sosial. Jika macam-macam ilmu sosial meliputi sosiologi, antropologi, ekonomi, geografi, sejarah,dan hukum, maka penelitian itu berguna untuk mengembangkan dan mensahihkan ilmu sosiologi, antropologi, ekonomi, geografi, sejarah, dan hukum.
2. Masyarakat sasaran
Maksud kegunaan penelitian sosial bagi masyarakat (sasaranpenelitian) adalah hasil penelitian itu berguna untuk menjawab masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat yang diteliti. Jika penelitian itumeneliti tenang masalah kemiskinan, maka fungsi penelitian itu adalah untuk menjawab bagaimana cara dan strategi agar masyarakat itu sejahtera.
3. Peneliti
Peneliti adalah orang yang melakukan penelitian. Apakah seorangpeneliti mendapatkan kegunaan dari proses penelitian? Jawabnya, ya. Denganproses penelitian, seorang peneliti semakin bertambah wawasan danpengetahuannya tentang masalah yang diteliti dan ilmu yang dimiliki. Seorangpeneliti kemiskinan, pasti akan memahami persoalan mengapa dan bagaimana terjadi kemiskinan. Tentu peneliti ini dikemudian hari akan menjadi seorangahli (teoritis) dalam mengentaskan kemiskinan. Banyak juga seorang penelitiyang mendapatkan materi (harta) dari penelitian.
Definisi manfaat adalah guna atau untung. Kebalikan dari manfaat adalahmudarat atau rugi. Jadi manfaat penelitian sosial sama halnya dengan fungsi penelitian sosial. Lantas apa mudarat dari penelitian sosial? Mudarat daripenelitian social.
1. jika penelitian sosial itu akan menghancurkan ilmu sosial itu sendiri.
2. jika penelitian sosial itu akan menyengsarakan masyarakat sasaran, dan
3. jika penelitian sosial itu akan mengancam eksistensi peneliti itu sendiri.
Data dan Pengumpulan (collecting) Data.
Dalam poin ini, perlu diuraikan apakah data dalam penelitian adalah data primer atau data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengukuran langsung oleh peneliti yang bukan berasal dari data yang telah ada, sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh pihak lain dan telah didokumentasikan sehingga dapat digunakan oleh pihak lain (peneliti). Perlu juga diuraikan data-data apa saja yang digunakan dalam penelitian secara jelas. Sedangkan dalam pengumpulan data, perlu diuraikan bagaimana cara peneliti memperoleh dan mengumpulkan data, dengan menggunakan media apa. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan instrumen (media) kuisioner yaitu serangkain pertanyaan untuk dijawab responden, instrumen alat pengukur lainnya (seperti alat pengukur kondisi fisik suatu benda). Dapat juga digunakan teknik wawancara, yaitu data diambil bersadarkan wawancara peneliti terhadap responden. Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara berdasarkan panduan wawancara yang telah disusun untuk penelitian. Apabila panduan wawancara yang digunakan hanyalah bersifat pertanyaan dasar dan responden diharapkan dapat menjawab secara mengembang, maka tekik ini disebut dengan wawancara mendalam (circumstantial interview). Apabila data yang digunakan adalah data sekunder, maka pada umumnya pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan dokumentasi dan observasi. Dokumentasi adalah memanfaatkan dokumen yang sudah ada, dan dalam hal ini perlu diuraikan dokumen apa saja secara jelas, sedangkan observasi adalah pengamatan kualitatif secara langsung oleh peneliti untuk mengambil data-data berdasarkan kondisi tertentu sesuai dengan maksud penelitian. Sebagai contoh observasi disini adalah tindakan peneliti mengamati perilaku siswa saat dilaksanakannya penelitian.
Populasi, Sampel, dan Sampling.
Penelitian yang melibatkan banyak data akan menjadi sulit dilaksanakan atau tidak efektif apabila dilakukukan dengan menggunakan seleuruh data yang ada. Apabila jumlah data yang diteliti kurang dari 100 atau dirasa masih mudah untuk diambil semuanya, maka sebaiknya seluruh data tersebut digunakan, sedangkan apabila jumlah data lebih dari 100 atau dirasa akan banyak kesulitan apabila digunakan seluruhnya, maka sebaiknya dilakukan sampling. Populasi merupakan seluruh unit yang dikaji dalam penelitian. Sebagai contoh adalah siswa SMP Negeri 1 Yogyakarta. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang digunakan sebagai data dalam penelitian. Sampel ini haruslah representatif atau mewakili, yaitu satu sampel diambil pada data yang sekiranya memiliki kesamaan sifat dengan data lainnya (sampel diambil darai kelompok yang homogen). Cara pengambilan sampel agar memenuhi kriteria representatif ini disebut sebagai sampling.
Tujuan metode Penelitian Sosial
1. Untuk menemukan hal baru dalam memecahkan masalah sosial (Ekploratif).
Definisi eksplorasi sendiri adalah penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak, terutama sumber-sumber alam yang ada di tempat itu. Proses eksplorasi ini kemudian akan menghasilkan penemuan baru. Penemuan-penemuan baru dibedakan dalam dua pengertian, yaitu: discovery dan invention. Discovery yaitu penemuan kebudayaan baik berupa alat ataupun gagasan yang diciptakan oleh seorang individu ataupun serangkaian ciptaan beberapa individu. Selanjutnya invention yaitu discovery yang sudah mendapatkan pengakuan oleh masyarakat dan dapat diterima serta diterapkan dalam kehidupan. Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan penelitian sosial dilihat dari temuan hasil eksplorasi dapat dibagi dua, yaitu: penelitian sosial dengan tujuan discovery dan penelitian sosial dengan tujuan invention. Jadi eksplorasi hanya sebatas jandela masuk dalam mewujudkan tujuan penelitian sosial, eksplorasi bukanlah suatu tujuan, tetapi proses.
2. Untuk verifikasi atau memeriksan tentang kebenaran suatu penyelesaian masalah
sosial.
Definisi verifikasi adalah pemeriksaan tentang kebenaran laporan. Verivikasi dalam penelitian sosial adalah suatu tujuan penelitian sosial yang hendak dicapai untuk menguji kebenaran atau menguji hasil penelitian yang pernah dilakukan karena adanya data-data yang diragukan kebenarannya.
3. Untuk mengembangkan ilmu sosial dalam fungsinya sebagai alat untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial (devolepment).
Tujuan penelitian sosial untuk devolepment adalah penelitian sosial tersebut dilakukan untuk mengembangkan, memperluas, dan menggali lebih dalam suatu ilmu sosial atau masalah sosial guna dipecahkan agar tercipta ilmu sosial dan masyarakat yang diinginkan.
. KARAKTERISTIK METODE PENELITIAN SOSIAL
Menurut Paul Leedy dalam bukunya Practical Research, ada 8 karakteristik Penelitian Sosial :
1. Penelitian Sosial berasal dari satu pertanyaan atau masalah, dengan menanyakan pertanyaan kita sedang berupaya untuk stimulasi dimulainya roses penelitian. Sumber pertanyaan dapat berasal dari sekitar kita.
2. Penelitian Sosial membutuhkan tujuan yang jelas. Pernyataan tujuan ini menjawab pertanyaan : “ Masalah apa yang akan diselesaikan/dipecahkan?” tujuan adalah pernyataan permasalahan yang akan dipecahkan dalam Penelitian Sosial.
3. Penelitian Sosial membutuhkan rencana spesifik untuk melakukan penelitian rencana kegiatan disusun. Selain menetapkan tujuan dari Penelitian Sosial, kita harus menetapkan juga bagaimana mencapai tujuan tersebut. Beberapa hal yang perlu diputuskan misalnya: dimana mendapatkan data? Bagaimana mengumpulkan data tersebut? Apakah data yang ada berelasi dengan permasalahan yang ditetapkan dalam Penelitian Sosial?
4. Penelitian Sosial biasanya membagi masalah prinsip menjadi beberapa submasalah: untuk mempermudah menjawab permasalahan, biasanya masalah yang prinsip dibagi menjadi beberapa submasalah.
5. Penelitian sosial dilakukan berdasarkan masalah.
Pertanyaan atau hipotesis penelitian Sosial yang spesifik. Hipotesis adalah asumsi atau dugaan yang logis yang memberikan jawaban sementara tentang permasalahan Penelitian Sosial berdasarkan penyelidikan awal.
Hipotesis mengarahkan kita ke sumber-sumber informasi yang membantu kita untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan Penelitian Sosial yang sudah ditetapkan. Hipotesis bisa lebih dari satu. Hipotesis mempunyai kemungkinan didukung atau tidak didukung oleh data.
6. Penelitian Sosial mengakui asumsi-asumi: Dalam Penelitian Sosial, asumsi merupakan hal penting untuk ditetapkan. Asumsi adalah kondisi yang ditetapkan sehingga jangkauan Penelitian Sosial jelas batasnya. Asumsi juga bisa merupakan batasan sistem di mana kita melakukan Penelitian Sosial.
7. Penelitian Sosial membutuhkan data dan intepretasi data untuk menyelesaikan masalah yang mendasari adanya Penelitian Sosial: Pentingnya data bergantung pada bagaimana peneliti memberi arti dan menarik inti sari dari data-data yang tersedia. Di dalam Penelitian Sosial data yang tidak diintepretasikan/diterjemahkan tidak berarti apapun.
8. Penelitian Sosial bersifat siklus.
Siklus Penelitian Sosial
Untuk memulai suatu penelitian, permasalahan yang akan dipecahkan perlu ditemukan lebih dahulu. Beberapa hal yang membantu penemuan tersebut adalah membaca artikel jurnal-jurnal ilmiah pada bidang yang diminati. Dengan membaca beberapa artikel jurnal yang memuat permasalahan dan pemecahannya diharapkan ada stimulasi dari pembacaan tersebut untuk menimbulkan ide-ide lain yang layak untuk diteliti.
THE FOUNDATION OF SOCIAL THEORY
Empat Pondasi Ilmu Sosial :
1. Teori, bukan filsafat atau keimanan
2. Regularitas Sosial
3. Data Agregat, bukan Individual
4. Bahasa Variabel
Teori bukan filsafat atau keimanan
Ilmu ditandai dengan istilah logico-empirical yang artinya didasarkan pada dua hal: logika atau penalaran rasional dan pengamatan atas gejala empirik. Artinya, setiap hal dikatakan ilmiah kalau masuk akal dan bisa dibuktikan dengan apa yang diamati. Teori berkenaan dengan aspek logika keilmuan sedangkan riset berkenaan dengan aspek pengamatan. Teori sosial ilmiah berkenaan dengan apa yang senyatanya terjadi (what is), bukan apa yang seharusnya terjadi (what should be). Hal ini menjadikan ilmu sosial tidak memperdebatkan tentang nilai. Ilmu sosial tidak menunjukkan apakah kapitalisme lebih baik atau lebih buruk daripada sosialisme, kecuali diukur dari kondisi-kondisi tertentu yang telah disepakati sebelumnya, misalnya diukur dari pemberian kebebasan, kapitalisme lebih memberikan kebebasan daripada sosialisme.
Regularitas Sosial (Keteraturan sosial)
Asumsi dasarnya: kehidupan sosial sedinamis apapun adalah teratur, bukannya samasekali kacau atau acak. Asumsi keteraturan itu menjadi dasar bagi semua ilmu, namun dibandigkan dengan ilmu alam, ilmu sosial mempunyai kekhasan dan keterbatasan. Contoh: es mencair pada suhu tertentu, namun orang yang nampak alim ada yang berprofesi sebagai pencuri. Namun kalau mengamati sebagian besar orang yang nampak alim maka sebagian besar tidak pernah mencuri.
Ada tiga keberatan terhadap asumsi regularitas dalam ilmu sosial: (1) beberapa hal yang dianggap sebagai “keteraturan” merupakan hal yang nampaknya dibuat-buat (trivial). Misalnya “promosi jabatan yang adil meningkatkan moral prajurit.” Ketika diteliti, prajurit yang lambat dipromosikan menganggap sistem promosinya tidak adil, dan prajurit yang dipromosikan cepat menganggap sistem promosi itu adil. (2) Kasus-kasus yang tercatat berlawanan dengan “keteraturan” itu menjadikan apa yang dianggap sebagai keterauran bukanlah benar-benar sebuah keteraturan; (3) Orang yang terlibat dalam “keteraturan sosial” itu sebenarnya bisa saja merusak keteraturan itu jika mereka mau (menyangkut adanya sikap atau attitude).
Data Agregat, bukannya Individual
Ilmuwan sosial lebih mempelajari pola-pola sosial daripada sifat-sifat individual. Keseluruhan pola-pola teratur itu mencerminkan adanya tindakan dan situasi yang bersifat agregat dari banyak individu. Sekalipun kadang kala ulmuwan sosial mempelajari motivasi (dorongan) yang mempengaruhi tingkah-laku seseorang, individu itu sendiri jarang sekali dijadikan obyek kajian ilmu soaial. Ilmu sosial tidak menghasilkan teori tentang seseorang, melainkan hanya mengenai hakikat kehidupan berkelompok (kehidupan sosial).
Kadang kala keteraturan agregatif merupakan hal yang menakjubkan. Ambil contoh, laju kelahiran. Orang punya anak didasarkan pada rentang variasi alasan yang sangat lebar. Beberapa mengatakan bahwa itu kehendak orang tua mereka, beberapa mengatakan itu merupakan kesempurnaannya sebagai lakilaki dan wanita, beberapa karena ingin mempererat tali perkawinan, beberapa lagi karena “kecelakaan.” Tetapi di luar semua perbedaan alasan mempunyai anak itu, secara keseluruhan laju kelahiran anak dalam suatu masyarakat menunjukkan angka yang konsisten dari tahun ke tahun. Jika tahun ini ada 19,1 anak lahir per seribu penduduk, maka tahun depan juga angkanya dekat dengan 19,1 per seribu, sekalipun angka laju kelahiran itu mungkin akan meningkat atau merosot dalam periode yang lama. Seandainya laju kelahiran di suatu masyarakat adalah 19,1 lalu 35,6 lalu 7,8 lalu 28,9 lalu 16,2 dalam waktu lima tahun berturut-turut, para demografer akan jatuh pingsan seketika!
Dengan demikian, teori sosial berkenaan dengan tingkah-laku agregat, bukan tingkah-laku individual. Tujuan ilmu sosial adalah menjelaskan mengapa pola-pola agregatif tingkah-laku masyarakat sedemikian teraturnya bahkan ketika orang-orang yang termasuk di dalamnya berubah dari waktu ke waktu. Dengan kata lain, ilmu sosial tidak berusaha menjelaskan tentang masyarakat itu sendiri, melainkan lebih bertujuan menjelaskan sistem sosial di mana masyarakat itu berkehidupan, yakni sistem yang menjelaskan mengapa masyarakat melakukan apa yang mereka lakukan. Oleh karena itu elemen-elemen dalam sistem tersebut bukanlah masyarakat, melainkan variabel-variabel.
Ilmu Sosial ber-Bahasa Variabel
Ilustrasi: obyek seorang dokter adalah pasien. Jika si pasien sakit, tugas dokter itu membuatnya sembuh. Tetapi seorang peneliti kesehatan obyeknya adalah penyakit. Mungkin melihat pada pasien yang sama, namun pasien itu relevan baginya hanya kalau dia menderita penyakit yang ditelitinya. Ini bukan berarti bahwa peneliti kesehatan tak peduli dengan orang sakit. Tujuan penelitiannya juga untuk melindungi semua manusia dari penyakit. Sebab kalau penyakit itu bisa dipelajarinya tanpa melihat pada pasien langsung (misalnya di lab) dia akan melakukan itu.
Dengan analogi itu ingin dikatakan di sini bahwa ilmu sosial memuat studi mengenai variabel-variabel dan atribut-atribut yang menyusunnya. Teoriteori ilmu sosial dituliskan dalam bahasa variabel, dan menggambarkan masyarakat yang memuat variabel-variabel itu.
PROSES PENELITIAN
1. Masalah penelitian mencakup; penemuan masalah dan pemecahan masalah tahap: identifikasi bidang permasalahan, pemilihan atau pemilihan pokok masalahdan perumusan masaalah kajian teoriis meyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian
2. Pengujian fakta (data) mencackup: pemilihan, pengumpulan dan analisis fakta yang terkait dengan masalah yang diteliti data: sekumpulan fakta yang diperoleh melalui pengamatan (observasi) atau servey, kesimpulan merupakan hasil penelitian yang meberi feed back pada masalah atau pertanyaan penelitian.
Definisi Operasional Penelitian
Adalah suatu konsep yang digambarkan dalam definisi konsep tentu saja tidak akan dapat diobservasi atau diukur gejalanya dilapangan. Untuk dapat diobservasi atau diukur, maka suatu konsep harus didefinisikan secara operasional. Definisi operasional ini dimaksudkan untuk memberikan rujukan-rujukan empiris apa saja yang dapat ditemukan dilapangan untuk menggambarkan secara tepat konsep yang dimaksud sehingga konsep tersebut dapat diamati dan diukur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa definisi operasional merupakan jembatan yang menghubungkan conceptual-theoretical level dengan empirical –observational level.
Sebagai contoh, untuk menggambarkan apakah ada atau tidak partisipasi di suatu kabupaten/kota dalam pembuatan kebijakan maka survey GDS I menggunakan definisi operasional sebagai berikut untuk menggambarkan konsep partisipasi sebagai sesuatu yang dapat diamati atau diukur:
1. Pertemuan warga
2. Kotak pos
3. Forum komunikasi
4. Peninjauan lapangan
5. Media massa
6. Musbangdes/UDKP/Rakorbang
DUA SISTEM LOGIS
Deduktif dan Induktif Penalaran: Sebuah Ilustrasi Kasus
Kedua model akan digambarkan dengan satu contoh: berusaha untuk memahami mengapa beberapa orang lebih religius daripada yang lain. Kita akan melihat bahwa gender, usia, status keluarga, dan status sosial yang terlibat. Model deduktif dimulai dengan teori tentang religiusitas – disebut “Teori Gratifikasi Sosial,” yang menunjukkan hipotesis tentang bagaimana empat variabel mungkin menyebabkan tingkat yang lebih tinggi atau lebih rendah religiusitas. Model induktif dimulai dengan hubungan yang diamati dan berusaha untuk masuk akal dari mereka.
1. Model deduktif, kemudian, dimulai dengan teori dan hasil untuk derivasi hipotesis yang akan diuji.
2. Model induktif dimulai dengan pengamatan dan terlihat pola-pola umum yang dapat membentuk dasar untuk teori.
3. Kedua model sama-sama berlaku sebagai pendekatan untuk pemahaman, dan ilmu sosial cenderung untuk kemajuan melalui pergantian dari dua. Pengamatan dapat menyebabkan teori, teori diuji melalui pengamatan, hasil tidak sepenuhnya mengkonfirmasi teori, sehingga pengamatan baru menjadi dasar untuk memperbaiki teori, yang kemudian diuji.
GEJALA SOSIAL
Gejala sosial atau hubungan antara dua atau lebih gejala sosial dijadikan sebagai topik penelitian sosial. Topik yang berhubungan dengan gejala sosial bisa menyangkut individu (misal, kepuasan kerja), kelompok (misal, kepemimpinan), masyarakat (misal, struktur sosial), institusi (misal, iklim organisasi), dan juga lingkungan yang lebih luas seperti negara (misal, pertumbuhan ekonomi nasional). Jika demikian, studi tentang hubungan-hubungan antara, dan di antara, orang, kelompok, institusi, atau lingkungan yang lebih luas dinamakan dengan penelitian sosial. Penelitian sosial merupakan suatu tipe penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan sosial (social scientist) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang berbagai aspek sosial sehingga kita dapat memahaminya.
Gejala sosial adalah bentrokan atau penyatuan dimensi-dimensi sosial dalam dri manusia sebagai makhluk yg berinteraksi antar sesamanya (manusia sebagai makhluk sosial).
Contoh yg paling populer adalah perang (contoh bentrokannya) perdamaian (contoh penyatuannya) kedua contoh di atas adalah yg paling besar dan masih banyak banget yg lainnya. Untuk penjelasan lengkap tentang masalah ini sangat panjang dan agak rumit. (sebaiknya lebih banyak baca buku tentang ilmu sosial jika benar2 ingin memahaminya)
Gejala non sosial lebih pada kondisi alam seperti bencana atau aktifitas alam lainnya seperti hujan, petir, banjir, gempa yg terjadi karena pergeseran atau pergerakan dimensi-dimensi alam itu sendiri.
Penelitian atau riset pada dasarnya merupakan suatu penyelidikan yang sistematis dan metodis atas suatu masalah untuk menemukan solusi atas masalah tersebut dan menambah khazanah pengetahuan.
UNSUR-UNSUR PENELITIAN SOSIAL
Teori dan Hipotesis
Kedudukan kedua unsur penelitian ini sangat penting dan sentra di dalam enelitian survei. Teori di dalam penelitian sepert idibutuhkan sebagai pegangan pokk (kerangka berfikir) secara umum sedangkan hipotesis dibutuhkan sebagai saran untuk menjelaskan permasalahan yang sedang dicarikan pemecahanya (surakhmad,1990:63).
Selama data (informas yang lengkap) belum terkumpul, maka seseorang peneliti akan berpedoman pada teori sementara sebagai petunjuk sementara ke arah pemecahan masalah. Teori sementara yang berfungsi dmikian itulah yang biasa disebut hipotesis. Secara etiomologis, hipotesis berarti suatu yang masih kurang dari 9hypo) sebuah pendapat (tesis). Dengan kata lain hipotesis adlah sebuah kesimpulan tetapi kesimpulan belum final karena masih harus ddiuji kebenaranya. Dari uraian disini jelaslah bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadapa masalah yang tengah diteliti.
JENIS-JENIS METODE PENELITIAN DAN MACAM-MACAM METODOLOGI PENELITIAN
Secara umum metodelogi penelitian dapat kita bagi dalam 7 jenis metode penelitian, diantaranya;
1. Penelitian historis; penelitian yang bertujuan membuat rekunstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverfikasi, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat dan akurat.
2. Penelitian diskriptif; penelitian yang bertujuan membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada suatu objek penelitian tertentu.
3. Penelitian pengembangan; penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki suatu pola dan perurutan pertumbuhan atau perubahan suatu objek atau gejala. Dimana peneliti ingin melihat hasil yang lebih efektif dan efisien dari hasil yang akan dicapainya.
4. Penelitian kasus (lapangan); penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan intraksi lingkungan suatu unit sosial, baik individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.
5. Penelitian korelasional; penelitian yang bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel atau gejala tertentu terhadap variabel atau gejala lainnya.
6. Penelitian tindakan; penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan baru, cara pendekatan baru atau suatu produk pengetahuan baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di lapangan secara nyata.
7. Penelitian eksperimental; penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sebab akibat tertentu dengan memberikan perlakuan tertentu atau kondisi yang berbeda.
Dari jenis-jenis penelitian diatas lebih bersifat umum atau pertinjauan dari jenis penelitian secara mendalam dan skarang kita siap membagi beberapa penelitian berdasarkan beberapa pertimbangan atau kualifikasi tertentu;
Macam macam penelitian sebagai berikut;
1. Secara paradigmatik dikenal ada 3 (tiga) macam paradigma penelitian:
2. Positivistik; fokusnya mencari hubungan antar-variabel — Madhab Comtean (August Compte). Akar penelitian kuantitatif.
3. Interpretif (fokusnya pada makna suatu tindakan) — madhab Weberian. Akar penelitian kualitatif.
4. Kritik (fokusnya pada wacana. Wacana merupakan medan beroperasinya kekuasaan) madhab postmodernisme (ideologi dan kekuasaan)
2. Secara metodologik, terdapat 4 (dua) macam metode penelitain:
3. Metode Kuantitatif — dasarnya adalah semua persoalan kehidupan terjadi dalam hubungan sebab akibat. Tindakan manusia merupakan akibat dari sebab-sebab tertentu.
4. Metode Kualitatif — dasarnya adalah manusia merupakan makhluk berkehendak bebas (free will) yang bertindak atas dasar keinginan pribadi.
5. Metode Campuran (Mixing Methods) Kuantitatif dan Kualitatif dasarnya adalah logika triangulasi (hasil kualitatif bisa dikembangkan untuk diuji kuantitatif, atau hasil kuantitatif perlu diperdalam kepada para aktor secara kualitatif).
6. Metode Kritis/Refleksif – dasarnya adalah fungsi praksis (perbaikan) ilmu pengetahuan untuk mengkritisi dan mengubah situasi yang tidak manusiawi.
3. Berdasarkan dorongannya, terdapat 2 (dua) macam penelitian:
4. Applied (terapan) — tujuannya untuk menyelesaikan persoalan dengan cepat.
5. Pure (murni) — tujuannya untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
4. Berdasarkan jenis realitasnya (unit of analysis), terdapat 4 (empat) jenis penelitian:
5. Penelitian mikro objektif (misalnya tentang tindakan-tindakan individual)
6. Penelitian mikro subjektif (misalnya tentang pendapat, ide, pengalaman individual).
7. Penelitian makro objektif (misalnya tentang pola-pola struktural umum yang kasat mata, seperti masyarakat, birokrasi, hukum, arsitektur, pendidikan dsb).
8. Penelitian makro subjektif (misalnya tentang pola-pola struktural umum yang tidak kasat mata, seperti kultur, norma, dan nilai yang ada di masyarakat).
9. Penelitian pertautan (linkage) antar dua atau lebih kuwadran (mikro-makro,subjektif-objektif).
5. Berdasarkan sifat masalah dan tujuan penelitian terdapat
6. Penelitian eksploratori: Menjelajahi fenomena baru.
7. Penelitian deskriptif: Memaparkan fenomena/fakta.
8. Penelitian eksplanatori: Menjelaskan (hubungan) dua atau lebih fenomena/fakta.
9. Penelitian Prediktif: Meramalkan kecenderungan fenomena/fakta berdasarkan data sekarang.
10. Penelitian Interpretif: Memahami fenomena (khususnya melalui tindakan verbal dan diskursif pelaku).
11. Penelitian kritis: Memberikan penafsiran tandingan (alternatif) atas fenomena berdasarkan pendirian tertentu.
12. Penelitian historis: merekonstruksi rangkaian kejadian penting masa lalu.
6. Berdasarkan perolehan data, terdapat 2 (dua) macam jenis penelitian:
7. lapangan (field) (field research)
8. teks (text analysis/studies)
VARIABEL
Macam-Macam Variabel Dalam Penelitian
1. Pengertian
2. Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
3. Yang mengartikan variabel adalah objek pengamatan atau fenomena yang diteliti.
4. Variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen.
5. Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai.
6. Variabel adalah gejala atau obyek penelitian yang bervariasi, contoh: 1) variabel jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), 2) variabel profesi (guru, petani, pedagang).
7. Macam-macam Variabel
8. Variabel Kuantitatif.
9. Variabel diskrit ( nominal,kategorik) yaitu variabael 2 kutub berlawanan.
Contoh: 1. Kehadiran : hadir, tidak hadir
2. Jenis kelamin : laki-laki, perempuan.
3. Variabel kontinum
4. Variabel Ordinal : variabel tingkatan.
Contoh: Satria terpandai, Raka pandai, Yudit tidak pandai.
2. Variabel Interval: variabel jarak.
Contoh: Jarak rumah Anto kesekolah 10 km, sedangkan Yuli 5 km maka vr intervalnya adalah 5 km.
3. Variabel Ratio: variabel perbandingan (sekian kali).
Contoh: Berat badan Heri 80kg, sedangkan berat badan Upi 40 kg, maka berat badan Heri 2 kali lipat Upi.
2. Variabel Kualitatif adalah variabel yang menunjukkan suatu intensitas yang sulit diukur dengan angka.
Contoh : kedisiplinan, kemakmuran dan kepandaian.
3. Variabel Independen (Pengaruh, Bebas, Stimulus, Prediktor).
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen (terikat).
4. Variabel Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output, Kriteria, Konsekuen).
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas.
Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian. Iklan = Variabel
Independen Motivasi Pembelian = Variabel Dependen.
5. Variabel Moderator.
Merupakan variabel yang mepengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini sering disebut sebagai variabel independen kedua.
Contoh: Anak adalah variabel yang memperkuat hubungan suami isteri. Pihak
ketiga adalah variabel yang memperlemah hubungan suami isteri.
6. Variabel Intervening (Antara).
Merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan namun tidak dapat diamati atau diukur.
Contoh: Hubungan antara Kualitas Pelayanan (Independent) dengan Kepuasan Konsumen (Intervening) dan Loyalitas (Dependen).
7. Variabel Kontrol.
Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Contoh: Apakah ada perbedaan antara tenaga penjual (sales force) yang lulus D3 dan
S1 maka harus ditetapkan variable control berupa gaji yang sama, peralatan
yang sama, iklim kerja yang sama, dan lain-lain. Tanpa adanya variabel
kontrol maka sulit ditemukan apakah perbedaan penampilan karyawan
karena faktor pendidikan.
Variabel berasa dari kata baasa inggris variable yang berarti faktor tak teta atau berubah ubah. Kemudian arti variable dalam bahasa indonesia lebih tepat disebut bervariasi. Berarti variabel adalah fenomena yang bervariasi dalam bentuk, kulantitas, mutu standar dan sebagainya.
Variabel dapat dikelompokan menurut mepat bentuk pengukuran sebagai berikut :
1. Variabel Nominal, yaitu variabel yang idbentuk berdasarkan atas penggolongan. Variabel ini bersifat diskrit dan saling pilih (mutually exsclusive) antara kategori yang satu dan kategori yang lain, contohnya; jenis kelamin, status pekerjaan, status perumahan dan sebagainya.
2. Variabel ordinal, variabel yang dibentuk berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu; jenjang tertinggi dan terendah sesungguhnya ditetapkan menurut kesepakatan seingga angka 1 atau angka 10 dapat berada pada tingkatan jenjang yang paling tinggi atau paling rendah.
3. Variabel interval, yaitu variabel ang dibangun dari pengukuran,. Dalam pengukuran tersebut diamsumsikan terdapat satuan pengukuran yang sama.
4. Variabel Ratio, yaitu variabel yang memeiliki permulaan angka nol mutlak. Sebagai contoh, variabel umur; ada yang beruur 0,1,2,3,4 tahun dan sebagainya.
Kompleksitas variabel d atas sesungguhnya dapat disederhanakan dengan hanya melihat bahwa variabel variabel itu terdiri atas tiga rumpun variabel, yaitu rumpun variabel bebas 9 independent variable) rumpun variabel tergantung (dependent variable) dan rumpun variabel penyela (intervening vaiable).
1. Hubungan-hubungan Variabel
Pada umumnya penelitian sosia, bentuk bentuk hubungan antara variabel penelitian tidak saja dipertimbangkan dalam analisis, tetap merupakan hal yagn pokok dalam penelitaian sosial. Uumunya penelitian sisak bertujuan mencari hubungan antara variiabel variabel tersebut keudian hubungan hubugan itu diuji satu sama lain. Variabel dilihat bukan pada keberadaanya saja, tetapi bagaimana hubungan hubungan itu dijalin dan kemudian mewarnai variabel tergantung. Untuk lebih jelas mari kita lihat hubungan hubungan tersebut dalam tabel berikut.
1. Hubungan simetris
2. Kedua variabel merupakan indikator untuk konsep yang sama.
3. Kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama.
4. Kedua variabel berkaita secara fungsional.
5. Hubungan yang kebetulan semata-mata.
6. Hubungan timbal balik
7. Hubungan asimetris
8. Hubungan antara stimulus dan respons.
9. Hubngan antara dispisisi dan respons.
10. Hubngan antara ciri individu dan disposisi atau tingkah laku.
11. Hubgan antara prekondisi dan akbibat tertentu.
12. Hubgan antara tujuan dan cara.
HIPOTESIS PENELITIAN SOSIAL
Hipotesis secara etimologis dibentuk dari dua kata yaitu kata hypo dan kata thesis. Hypo berarti kurang dan thesis adalah pendapat kemudia kedua kata ii digabung menjadi hypothesis dan di indonesiakan menjadi hiotesis danegan arti suatu kesimpulan yang masih kurang, yang masih belum sempurna. Pengertian ini kemudian di perluas dengan maksud sebagai kesimpulan yang belum semurna,, sehingga perlu disemurnakan dengan mebuktikan kebenara hiptoesis itu pembuktian itu hanya dapat dilakukan dengan menguji hipotesis dengan data di langangan.[20]
Dalam merancang dan membangun hipotesis, peneliti membutuhakn suber sumber inspirasi yang dapat membantu dan meberi warna hiptesis yang dibangunya. Untukk diperolehnya suber hpotesis, peneliti dapat saja mengacu pada teori yang telah mapan, yang diperoleh dari studi kepustakaan. Dari teori teori mapan ini muncul banyak suber hipotess daat saja hipotesis nya, memang demikian akan tetapi teori bukan satu satunya suber hiptesis dapat saja hipotesis dibangun berdasarkan pengamatan pengamatan yang sistematis melalui penelitian eksploratif atau bahan bahan eksploratif yang idbuat oleh orang lain.
SOAL PENGAYAAN:
• Apa tema dan judul yang akan anda pilih dalam penelitian sosial? Jelaskan alasan anda memilih tema dan judul tersebut!
• Menurut anda, pengambilan sampel dengan cara apa yang paling efektif sesuai dengan judul yang anda pilih?
• Setelah mempelajari materi ini, cobalah untuk melakukan penelitian sosial!
• Dari artikel berita tersebut, bagaimana tanggapan anda?
• Bagaimana penelitian sosial yang baik menurut anda? Jelaskan!
Sumber :
Paul.D. Leedy and Jeanne.E. Ormrod. Practical Research: Planning and Design Research Edisi 8 [2005]. Ohio : Pearson Merrill Prentice Hall. Page 156-209
Suharsimi Arikunto, 1993. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta, hlm. 56-87
Soedjono Dirdjosisworo, 1998. Pengantar Ilmu Hukum. Penerbit Rajawali.Jakarta, hlm. 34-98
Harsja Bachtiar, 1981. Penggolongan Ilmu Pengetahuan. Depdikbud. Jakarta, hlm. 17-34
https://muhammadakbar110.blogspot.co.id/2013/06/makalah-metode-penelitian-sosial.html
Komentar Terbaru