Viewers

website hit counter

SOSIOLOGI AGAMA: ANALISIS FENOMENA YANG TERJADI DIKALANGAN MASYARAKAT MENGGUNAKAN PARADIGMA SOSIOLOGI AGAMA

1. Fenomena Ahmadiyah ditinjau dari Sosiologi agama dianalisis dari sudut filosofis.
Ahmadiyah adalah sebuah gerakan Islam yang didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad disebuah kota kecil Qadian di Punjab, India. Semenjak berkembangnya gerakan Islam ini sudah banyak kontroversi yang bermunculan. Menurut sudut pandang umum umat Islam, ajaran Ahmadiyah dianggap melenceng karena mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi (Isa al Masih dan Imam Mahdi). Hal ini bertentangan dengan pandangan umum Islam yang mempercayai Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir, walaupun juga mempercayai kedatangan Isa al Masih dan Imam Mahdi akan menjadi umat Nabi Muhammad SAW. Status Ahmadiyah diberbagai Negara juga menuai penolakan karena dianggap melenceng. Di Indonesia sendiri oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menetapkan semenjak tahun 1980 tentang “sesatnya Jema’at Ahmadiyah Qadiyah yang berada di luar Islam.

Ontologis mengandung nilai universal seperti nilai kebebasan, keadilan dan kebenaran. Dalam enomena Ahmadiyah menunjukkan bahwa Ahmadiyah itu tidak benar dan salah dari sudut pandang agama Islam dan Negara. Umat Islam secara terang-terangan menolah adanya Ahmadiyah karena ajaran dari Ahmadiyah tidak sesuai dengan ajaran Islam yang sesungguhnya berdasarkan Al Qur’an dan Hadist. Mirza Ghlaam Ahmad diakui oleh pngikut Ahmadiyah sebagai Nabi terakhir setelah Nabi Muhammad, padahal hal sangat bertentangan dengan syariat Islam. Pakistan, Malaysia, Brunei Darusslam, Indonesia dan negara dengan pengikut Islam yang cukup besar juga menolak ajaran dari Ahmadiyah. Secara Universal dan hati nurani sudah jelas bahwa Ahmadiyah ini salah dan tidak benar.
Aksiologi membahas tentang manfaat yang diperoleh manusia dari pengetahuan yang di dapatkannya. Fenomena Ahmadiyah secara aksiologis adalah merugikan atau berdampak negative. Aksiologi dari gerakan Ahmadiyah yang berkembang saat ini jika bersifat obyektif dan konsisten jika Ahmadiyah itu adalah gerakan yang salah maka Ahmadiyah tidak akan ada. Akan tetapi pilihan beragama dan kepercayaan setiap individu tidak bisa di samaratakan atau bisa dikatakan sebagai sesuatu yang skaral dan privasi dalam diri, jiwa dan urusanya dengan Tuhan. Hasil dari aksiologi berdasarkan fenomena Ahmadiyah adalah negatif dan merugikan karena ajaran ini tidak sesuai dengan agama Islam yang berlaku universal.
Epistimologi dari gerakan Ahmadiyah dikarenakan banyaknya pandangan-pandangan mengenai gerakan Ahmadiyah. Mulai dari masyarakat pada umumnya hingga pengikutnya. Gerkan Ahmadiyah terpecah menjadi dua golongan yaitu Ahmadiyah Qadian yang mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi dan Ahmadiyah Lahore yang tidak mengakui kenabian Mirza Ghulam Ahmad tetapi meyakini berbabagai pengakuan Mirza. Meski Ahmadiyah tidak benar menurut ajaran agama dan dilarang oleh negara faktanyahingga sekarang kelompok ini tetap bertahan dan di Indonesia ada 300 lebih dan masjid, dengan jamaah sekitar 500.000an dan pembayaran kontribusi regular 200.000an, tentunya setiap waktu kelompok ini senantiasa mengalami pertambahan pengikut. Epistimologi yang bersifat objektif bahwa Ahmadiyah itu salah dan tidak benar maka Ahmadiyah tidak boleh ada dan tersebar. Epistimologi subjektifitas mangatakan bahwa Ahmadiyah itu ada dan aksiologisnya tidak ada maka Ahmadiyah akan bersifat abu-abu. Peran Pemerintah yang mengelarkan fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahwasannya Ahmadiyyah itu sesat, maka Ahmadiyah tidak boleh ada. Akan tetapi Menteri Agama tidak mempunyai hak untuk melarangnya. Intersubjektif dalam kasus Ahmadiyah menunjukkan adanya pembenaran yang dilakukan oleh pengikut ajaran Ahmadiyah. Sesuatu yang salah tetapi dibenarkan dan diikuti oleh para umatnya dengan mengikuti aturan yang ditetapkan oleh Mirza.
2. Bagaimana fenomena aborsi ditinjau dari Sosiologi Agama dianalisis dengan analisis dialektika.
Gugur kandungan (aborsi) dalam bahasa Latin dinamakan abortus adalah berhentinya kehamilan seblum usia kehamilan menginjak waktu 20 minggu yang akhirnya mengakibatkan terjadinya kematian pada janin. Apabila janin lahir dengan selamat atau hidup sebelum kehamilan 38 minggu namun setelah melewati 20 minggu masa kehamilan, aka ini disebut dengan kelahiran prematur. Seseorang melakukan aborsi mempunyai berbagai alasan seperti tidak ingin memiliki karir karena mengganggu karir seklah dan tangung jawab, tidak cukup memiliki uang untuk merawat anak, tidak ingin memiliki anak tanpa ayah (hamil diluar nikah), pergaulan bebas dll.
Aborsi dari sudut agama itu salah, merugikan dan dilarang tidak ada agama yang mengajarkan untuk melakukan aktivitas yang menyakiti dirinya sendiri. Akan tetapi dalam ajaran Islam diperbolehkan melakukan aborsi jika usia kandungan sebelum roh ditiupkan (sebelum empat bulan). Mempunyai keturunan adalah anugerah dari Tuhan untuk umatnya. Pemberian Tuhan inilah yang harus dijaga. Apalagi bagi seorang menjadi seorang ibu itu bagaikan suatu kesempurnaan menjadi seorang perempuan.
Dari sudut pandang kesehatan aborsi ini dilegalkan dibeberapa negara karena beberapa factor seperti tenaga kesehatan dan teknologi kesehatan yang sudah lebih baik.
Dialektika Hegel memiliki tiga sudut pandang yaitu Tesis, Sintetis dan Antitesis. Tesis adalah sesuatu yang berkebalikan dengan antithesis. Dalam tesis terkandung nilai yang suci dan sacral. Sebaliknya antithesis merupakan kebalikandari tesis yang mengandung nilai yang kotor, belum pasti, merugikan, dsb. sisntesis merupakan hasil dari persilangan antara tesis dan antithesis.
Berdasarkan fenomena Aborsi dapat dilihat dari Tesisnya bahwa Aborsi itu dilihat dari sudut pandang agama sebagai sesuatu yang dilarang dan ini bersifat sacral. Agama melarang karena praktek aborsi ini merugikan dan penyakiti bahkan lebih kejamnya adalah membunuh nyawa seseorang. Masalah aaborsi tidak dapat diperdebatkan dalam kajian agama karena masalah agama merupakan masalah yang sacral dan berasal dari Tuhan. Jika seseorang melakukan aborsi ketika bayi sudah bernyawa itu berarti perbuatan yang salah karena bisa saja dikatakan pembunuhan atau menghilangkan nyawa.
Antithesis dari fenomena Aborsi adalah aborsi dibenarkan karena beberapa factor yakni karena alasan kesehatan dari sang ibu dan bayi

Leave a Reply

You can use these HTML tags

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

  

  

  

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: