• Monday, September 19th, 2016

Oleh Agung Kuswantoro

Belajar dimana pun dan kapan pun. Pastinya pula membutuhkan perjuangan. Saat saya mengikuti seminar nasional di Universitas Sebelas Maret (UNS) di Surakarta dengan pembicara Bapak Sutanto pada 10 September 2016. Selain, Bapak Sutanto, juga ada pembicara lainnya yaitu Istofani Api Diany dan Bahtiar Minarto. Tema seminar tersebut adalah ecommerce.

Saya sangat tertarik dengan materi yang disampaikan oleh Bapak Sutanto. Judul makalah beliau adalah disruptive models: creativity dalam science & art menuju prosperity. Beliau menyampaikan era ekonomi menuju otonom sudah berakhir ditandai dengan munculnya internet. Sejak itu bergeser aktivitas ke era ekonomi atom yaitu era ekonomi yang mendasarkan pada kekuatan informasi. Dalam bisnis berlaku dua aktivitas yaitu take dan give. Beliau mampu menampilkan kuadran yang terdiri dari empat yaitu kuadran I (penyeimbang), kuadran II (penerima), kuadran III (penyeimbang), dan kuadran IV (pemberi).

Kuadran I dan III, adalah orang yang bekerja atau memberi sesuai dengan imbalan yang diterima. Kuadran II adalah orang yang mendapatkan lebih banyak dari apa yang mereka keluarkan. Kuadran IV adalah orang yang selalu memberi dengan hanya sedikit mengambil. Ia adalah ahli sedekah. Prinsip kuadran IV dalam perkembangan bisnis di era informasi menjadi trend. Menariknya adalah disaat hilangnya value sebagai akibat dari kegiatan memberi, maka bahkan yang diterima adalah REPUTASI. Reputasi secara kreatif akan dikelola sebagai sebuah bisnis yang akhirnya akan mengembalikan value yang hilang, hingga merubah diri PEMBERI menuju PENYEIMBANG dan PENERIMA, meski masih harus terus memberi layanan secara kolaboratif.

Beliau (Bapak Sutanto) membuat akun facebook wikimatika. Dalam facebook tersebut orang bebas memberikan pertanyaan mengenai soal-soal matematika. Kemudian, pemilik akun atau yang mengikuti akun tersebut akan menjawab soal matematika tersebut. Wikimatika sebagai wujud sebagai ilmu atau sedekah era digital. Ia sangat cepat, mampu menekan biaya produksi dan produksi. Ia berkualitas tinggi, dimana (1) users siapa pun dapat memperoleh akses, (2) users tidak dikenakan biaya konsultasi, (3) users tidak dibatasi oleh geografis, dan (4) users membangun komunitas.

Melalui wikimatika inilah, tak disangka kumpulan soal matematika terkumpul, hingga penerbit pun tertarik untuk mempublikasikan atau menerbitkan kumpulan soal matematika. Bahkan users yang berasal dari Malaysia mengikuti perkembangan update soal matematika. Hingga, akhirnya Bapak Sutanto diundang ke Malaysia untuk bekerjasama dengan lembaga di Malaysia.

Menurut saya, Bapak Sutanto sudah melaksanakan sedekah. Menjawab soal matematika yang ada di wikimatika. Efek dari perbuatan mulia tersebut adalah reputasi. Beliau  yang dikenal oleh banyak orang. Sehingga benar dan yakin terjadi dengan janji Allah yang tertulis di Al qur’an.

Lalu, apa yang bisa kita sedekahkan agar senantiasa Allah selalu ada dalam kehidupan kita. Malu rasanya, jika kita hanya pada kuadran PENYEIMBANG dan PENERIMA. Jika demikian, bila posisi kita ada di ke-2 kuadran tersebut, maka akan susah untuk bereputasi. Semoga Allah membimbing kita semua dalam  melangkah kehidupan di dunia ini. Amin.

 

Semarang, 17 September 2016

 

 

Category: Uncategorized
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
Leave a Reply