Albarzanji (34): Cerita Ummi Ma’bad Alkhuza’i
Oleh Agung Kuswantoro
Di dalam perjalanan menuju ke Madinah, Nabi Saw melalui perkampungan Qudaid, tempat tinggal Ummi Ma’bad Alkhuza’i. Di situ ia (Nabi Muhammad SAW) akan membeli daging atau susu dari padanya. Akan tetapi, sayangnya Ummi Ma’bad ketika itu tidak mempunyai persediaan.
Lalu, ia melihat seekor biri-biri kurus di rumah itu yang tidak digembalakan karena memang sakit. Maka, beliau minta idzin akan memerah susu biri-biri itu, dan ternyata diidzinkannya, dengan katanya “Kalau memang biri-biri itu keluar susunya, maka aku berikan saja kepadamu.”
Ia terus menyapu-nyapukan tangannya pada biri-biri itu sambil berdo’a kepada Allah SWT. Maka, menjadi deras air susu biri-biri kurus itu, sehingga dapat diminum untuk beliau sendiri dan orang sekitar rumah itu.
Lalu, ia memerah lagi dan diisikan dalam sebuah bejana dan ditinggal untuk Ummu Ma’bad. Ketika Pak Ma’bad telah datang dari bepergian dan melihat susu ada di rumahnya, maka timbul kekagumannya.
Katanya kepada istrinya, bahwa “Dari manakah susu ini, sedangkan tadi saya tinggalkan tidak ada setetes juapun susu dari biri-biri yang mungkin dapat diperahnya?”
Jawab istrinya “Tadi ada seorang lelaki yang membawa berkah lewat di sini, yang sederhana tubuhnya dan lemah lembut sifatnya. Dia singgah di rumah ini dan dialah yang memerahnya”.
Pak Ma’bad menyebutnya “Lelaki itu adalah pemuda kaum Quraisy”. Dan dia terus bersumpah. Seandainya dapat melihatnya, niscaya dia beriman kepadanya dan mengikuti jejak langkahnya, serta senantiasa menemaninya.
Perjalanan Nabi Muhamad SAW sampai di Madinah pada hari Senin tanggal dua belas Rabi’ul Awal, dan tempat-tempat di Madinah ketika itu menjadi terang benderang sebab nurnya.
Setelah sampai di sana, ia djemput oleh sahabat Anshar dan tinggal di Quba untuk membina masjid yang berdasarkan takwa.
Semarang, 6 Desember 2018
Recent Comments