Tulisan lama, semoga bermanfaat untuk kita. Berikut tulisannya.
Bahagia
Oleh Agung Kuswantoro
Berbicara bahagia itu relatif. Tiap orang memaknainya, berbeda-beda. Ada yang sudah naik mobil, hidupnya sudah bahagia. Ada yang sudah memiliki rumah, hidupnya sudah bahagia. Ada yang sudah memiliki anak, hidupnya sudah bahagia. Dan, contoh yang lainnya.
Lalu, dimanakah letak bahagia itu? Menurut saya, letak bahagia itu di hati. Jika letak bahagia di hati, maka indikator kebahagiaan, tidak lagi seperti contoh di atas. Contoh kebahagiaan di atas lebih cenderung terletak di badan. Contoh di atas menunjukkan bahagia yang bersifat keduniaan.
Sedangkan indikator kebahagiaan yang terletak di hati adalah bersifat ukhrawi. Indikator kebahagiaan bersifat ukhrawi adalah ketenangan. Tepatnya, ketenangan batin.
Ketenangan batin, hanya hati yang bisa merasakan. Bisa jadi “badan” memiliki tanah, wajah cakap/cantik, harta banyak, rumah mewah dan mobil keren. Namun, itu semua tidak menjadikan kebahagiaan.
Ada orang kaya, namun cerai hidupnya. Ada orang punya tanah luas, namun hutangnya banyak. Ada orang punya anak ganteng/cantik, namun selalu minta uang ke orang tuanya. Contoh kalimat-kalimat di atas mengindikasikan tidak tenang dalam hati. Artinya, tidak bahagia. Kebahagiaan dia, tidak bersumber dari hati. Namun, bersumber dari badan.
Lalu, bagaimana cara menggapai bahagia yang bersumber dari hati? Raihlah dan temuilah sang pemilik hati, yaitu Tuhan. Tuhanlah pemilik hati kita. Tuhan itu pasti kaya, dan Maha segala-galanya. Ia tidak meminta kepada ciptaan-Nya. Ia bisa mewujudkan/mengabulkan segala permintaan manusia yang bersifat “badan”.
Cara menemukan Tuhan itu sederhana yaitu lakukanlah kebaikan dan temui di tempat mulia (seperti rumah ibadah). Terus tebar kebaikan dengan bersedekah, sholat, puasa, zakat, naik haji, membagi makanan yang membutuhkan, saling menolong, dan perbuatan lainnya. Sedangkan tempat yang terbaik menemui Tuhan adalah Masjid/Musholla. Mari luruskan kebahagiaan kita dari kebahagiaan “badan” menuju kebahagiaan hati dengan berbuat kebajikan dan termuilah Tuhan di masjid agar kita menemukan kebahagiaan yang hakiki.
Semarang, 30 November 2021
Ditulis di Rumah jam 03.00 – 03.30 WIB.
Recent Comments