Berpikir: Salah Satu Wujud Bersyukur
Oleh Agung Kuswantoro
Wayanwiya bihis syukro ‘ala ni’matil ‘aqli (Dalam menuntut ilmu harus didasari niat untuk mensyukuri nikmat akal). Itulah salah satu keterangan dalam kitab ta’lim al-mutakallim; fasal finniyat. Pesan yang saya dapatkan oleh mushonnef/penulis kitab tersebut – Syaikh Az-Zurnuji—adalah berpikir merupakan salah satu wujud bersyukur. Bisa jadi, ada beberapa orang – bahkan banyak – yang kurang bersyukur dengan akal. Berpikir, bukanlah hal yang mudah. Dalam berpikir dibutuhkan ilmu. Ilmu sendiri harus dicari.
Oleh karenanya, sangat penting dalam sebuah niat agar selalu bersyukur dalam mencari sebuah ilmu. Mencari ilmu: memang susah dan penuh tantangan, tetapi perlu disyukuri. Karena tidak semua orang, bisa dan mampu menuntut ilmu. Lihatlah lingkungan kita: “Berapa orang yang mau datang ke majelis ilmu/kajian; berapa orang yang mau sekolah madrasah diniyah awaliah, wustho, dan ulya; berapa orang yang mau bersekolah dasar, menengah, dan perguruan tinggi strata satu, dua, dan tiga?”
Jika masih sedikit orang yang mencari ilmu di lingkungan kita; itulah bukti bahwa menuntut ilmu, bukanlah hal yang mudah, sehingga perlu disyukuri jika ada orang yang mau menuntut ilmu/belajar. []
Semarang, 2 Juni 2024/ 25 Dzulqoidah 1445, Ditulis di Kolam Renang GKS, jam 15.40 – 15.48 Wib.
Recent Comments