Archive for ◊ October, 2024 ◊

• Sunday, October 06th, 2024

Semoga Selalu Memberi Manfaat
Oleh Agung Nuswantoro

Adalah Pak Romidi yang meminta izin ke saya terkait materi yang pernah saya sampaikan untuk diberikan ke siswa dan guru. Materi tersebut berupa teori dan aplikasi yang kami (saya dan trisna) ciptakan. Kami memberikan nama aplikasi tersebut adalah e arsip pembelajaran.

Pak Romidi adalah orang yang kesekian kali meminta izin atas penggunaan aplikasi tersebut. Saya sebagai salah satu pencipta tersebut, mengizinkannya. Saya hanya mohon doa saja agar menjadi diri yang bermanfaat bagi sesama.

Harapan saya kedepan adalah aplikasi e arsip pembelajaran ini, bisa dikembangkan dengan memasukkan instrumen penyusutan arsip dan praktik pemberkasan yang lebih tertata. Karena: penggunaan aplikasi ini, sekarang sudah meluas, dimana tidak hanya pendidikan, namun pada ramah praktisi (penata arsip). Terima kasih kepada Pak Romidi atas berkenan menggunakan aplikasi saya.

Semarang, 6 Oktober 2024/3 Robiul Akhir 1446. Ditulis di Rumah jam 05.00-05.00 Wib.

• Thursday, October 03rd, 2024

Hadist: Sumber Hukum Kedua
Oleh Agung Kuswantoro

Dasar ini menjadi kekuatan sumber hukum Islam ke-2, setelah al-Qur’an. Dimana apa pun: perilaku, perkataan, dan segala sikap Nabi menjadi sumber hukum. Jika kita buka kitab Buluqul Marom, bahwa Imam Hadist bermacam-macam dan bertingkat. Ada yang mengatakan mengatakan tujuh Imam yaitu: Imam Ahmad, Bukhori, Muslim, Abu Dawud, Tarmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah.

Ada yang mengatakan enam Imam: dimana disebutkan, tanpa Imam Ahmad. Lalu adanya Imam Bukhori hingga Imam Nasa’i. Ada yang mengatakan lima imam, dimana tanpa Imam Bukhori dan Muslim. Lalu, dikenalkan pula ada istilah muttafiqun ‘alaih yaitu hadis yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim. Dari tingkatan-tingkatan hadist pun bermacam-macam, ada hadist: sohih, hasan, dan ad-dhoif.

Hadist yang diriwayatkan oleh Bukhori Muslim, validitasnya sangat tinggi. Korelasi dan reliabilitasnya sangat tinggi. Sebaliknya ada hadist yang lemah, kekuatannya. Mengapa hadis itu lemah? Salah satunya, ada perowi yang “cacat” atau lemah.

Metode/cara mendapatkan/epistemologi hadist dikaji dulu, dimana orangnya baik atau tidak. Contoh: cerita al-Qomah. Ada perowi X, beliau matruk/ditinggal sehingga menurut Imam Ahmad termasuk hadist yang maudhu.

Demikian kita juga, dalam mencari sebuah ilmu. Kita harus benar metodenya. Kaidah epistemologi harus diperhatikan, seperti wawancara. Cek dulu orangnya karena data tersebut akan diambil sebuah simpulan atau saran. Syukur akan dijadikan sumber hukum sebagaimana hadist di atas.

Semarang, 27 September 2024/24 Robiul Awwal 1446
Ditulis di Rumah jam 04.40 – 04.50 Wib.

• Wednesday, October 02nd, 2024

Semoga Ada Jalan
Oleh Agung Kuswantoro

Keinginan untuk membuat majlis ilmu yang bermanajemen, rasanya tetap ingin terwujud. Berharap kepada Allah saja yang membukakan dan menutupnya. Rasanya, sudah tidak percaya lagi dengan ucapan dan tindakan manusia. Karena, manusia itu mudah berubah apapun: baik sikap ataupun perbuatannya. Hanya Allah semata yang tetap apa ada adanya dan selalu membantu hambanya, baik dalam susah dan senang. Coba jika manusia, apakah ketika susah mau menemaninya? Nemani saja, tanpa harus membantu. Wallahu’alam. []

Ditulis di Fatimah Azzahro jam 11.10 – 11.14 Wib. 22 September 2024/19 Robiul Awal 1446.