Walisanga (1)
Oleh Agung Kuswantoro
Kuliah Subuh yang kami lakukan bertema tentang Walisanga. Walisanga adalah penyebar agama Islam di pulau Jawa. Yang kami pahami, penyebarannya ada di Pulau Jawa. Bisa jadi, ada tokoh lain yang menyebarkan agama Islam di Pulau selain Jawa, seperti: pulau Kalaimantan, pulau Sulawesi, pulau Sumatera, pulau Bali, dan lainnya di Indonesia.
Hal yang menarik bagi kami adalah cara penyampaian para wali di pulau Jawa yaitu disampaikan berdasarkan budaya yang ada di tanah Jawa. Karena ada beberapa wali yang berasal dari luar negara Indonesia. Artinya: wali yang berasal dari luar. Indonesia memiliki budaya tersendiri. Namun, wali tersebut tidak menggunakan budaya asalnya. Sunan Ampel berasal dari Kerajaan Champa, Vietnam Selatan. Sunan Maulana Malik Ibrahim berasal dari Turki.
Nah, siapakah wali sembilan tersebut? Yaitu: Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Gunungjati, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Maulana Malik Ibrahim, dan Sunan Muria. Ada juga referensi lain yang kami dapatkan: salah satu sunan yaitu Sunan Geseng. Dari masing-masing sunan tersebut, ada yang masih kerabat/saudara (Bapak – Anak) dan ada yang seperguruan (Ustadz – Santri). Misal Sunan Ampel memiliki murid: Sunan Giri, Sunan Bonang dan Sunan Drajat). Sunan Bonang adalah putra keempat dari Sunan Ampel. Sunan Drajat adalah putra Sunan Ampel dan bersaudara dengan Sunan Bonang, Sunan Muria, dan Muria adalah putra sulung Sunan Kalijaga.
Lalu, masing-masing Sunan itu memiliki kedekatan dengan para birokrat/penguasa pada saatnya. Seperti: Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, dan Sunan Muria dekat dengan Kerajaan Demak. Sunan Giri dekat dengan Kerajaan Majapahit. Sunan Gunungpati dekat dengan Kerajaan Padjajaran. Dan Sunan Bonang dekat dengan Bupati Tuban. Demikian juga, sunan-sunan lain yang memiliki kedekatan dengan birokrat.
Bersambung.
Ditulis di Semarang, 25 Ramadan 1446/25 Maret 2025.
Recent Comments