• Wednesday, April 09th, 2025

Dari Ke (Baik Menjadi Lebih Baik)
Oleh Agung Kuswantoro

Selama bulan Ramadhan 1446, saya banyak membaca kajian yang disampaikan oleh KH Nazaruddin Umar di koran Tribun Jateng pada halaman awal. Yang paling terkesan adalah gaya penyajiannya adalah “Dari Ke”. Dari yang baik ke yang lebih baik. Saya menangkapnya seperti itu.

Misal: Dari Khauf ke Khasyyah, Dari Syari’ah ke Hakikat, Dari Sugesti Setan Ke Sugesti Malaikat, Dari Inabah ke Istijabah, Dari Mukhlish ke Mukhlash, Dari Tahmid ke Syukur, Dari Syukur ke Syakur, Dari Self-love Ke Selfishness, Dari Rahman ke Rahim, Dari Takut ke Taqwa. Dan, Dari Shabir Ke Mashabir.

Yang menjadikan saya tertarik adalah berawal dari kebaikan, dan berakhir menjadi lebih baik. Biasanya (baca: lazimnya) berawal dari keburukan ke kebaikan, seperti: Dari keburukan ke kebaikan, dari haram ke halal, dari susah ke mudah, dari jauh ke dekat, dari susah ke sedih, dari bodoh ke pintar, dari bumi ke langit, dan dari sesuatu yang negatif ke postif.

Namun, judul/tema yang disampaikan oleh Prof. KH. Nazaruddin Umar dimulai dari kebaikan ke lebih baik lagi. Bahkan istilah yang digunakan sudah sangat baik menuju ke kesempurnaan, misal: dari Rahman ke Rahim. Artinya dari kasih sayang (dunia) ke kasih sayang (dunia–akhirat khusus orang mukmin).

Prof KH. Nazaruddin Umar menggunakan pendekatan tafsir, dimana kedua makna tersebut berbeda. Namun, bagi orang awam pemaknaannya (Rahman-Rahim) itu sama yaitu kasih sayang. Rohman – Rohim dimaknai sama (kasih sayang), menurut kebanyakan orang. Namun, Prof. KH. Nazaruddin Umar memaknai kedua lafal tersebut berbeda. Dimana berangkat dari yang baik yaitu kasih saying di dunia hingga akhirat. Dan contoh-contoh yang lain yang tidak saya terangkan seperti: Dari Tahmid ke Syukur, dari Syukur ke Syakur. Jika kita perhatikan, lafal tersebut bertingkat pemahamannya.

Sederhananya, dari satu ke dua. Dari dua ke tiga. Itulah pemahaman saya dalam belajar bersama dengan Prof. KH. Nazaruddin Umar selama 30 hari pada bulan Ramadhan 1446 Hijriah. Semoga kita masih bisa belajar terus dengan beliau. Amin. []

Ditulis di Rumah, jam 19.40 – 19.55. Semarang, 7 April 2025/8 Syawal 1446 Wib.

Category: Uncategorized
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
Leave a Reply