Kajian Arbain Nawani (51): Solusi/“Obat” Marah
Oleh Agung Kuswantoro
Islam memberikan solusi terkait marah. Islam sebagai agama yang sesuai dengan fitrah tidak pernah luput dalam memberikan jalan keluar bagi permasalahan manusia walaupun permasalahan sederhana, termasuk bagaimana mengendalikan diri ketika marah.
Ada tiga “obat” marah. Pertama, dzikrullah (mengingat Allah Swt). Ketika emosi kita sedang meluap, memang agak sulit berdzikir. Oleh karena itu, harus dipaksakan dan bermujahadah untuk melakukannya karena inilah cara awal yang mujarab untuk mengemalikan kondisi normal bagi hati kaum beriman. Allah ST berfiman: “yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (ar-Ra;d: 28)
Dzikir yang Rasulullah saw. ajarkan ketika sedang marah adalah membaca isti’adzah (dzikir perlindungan) karena marah juga merupakan godaan setan kepada manusia, dan kita berlindung kepada Allah SWT dari semua bentuk gangguannya.
Kedua, berwudhu. Ini merupakan tahapan selanjutnya, berdasarkan hadits Rasulullah Saw: “Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan tercipta dari api, serta air mampu memadamkan api. Jika salah seorang kalian marah, hendaklah dia berwudhu.”
Ketiga, jika marah sambil berdiri, duduklah, dan jka masih marah, berbaringlah. Ini adalah tahapan selanjutnya atau cara lain untuk meredam marah.
Marah ternyata bukanlah hal sederhana. Pengaruhnya bagi kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat begitu terlihat. Bahkan dalam menentukan hukum, para ulama pun menjadikan keadaan marah sebagai faktor penting. Contohnya adalah dalam masalah talak. Jumhur ulama mengatakan bahwa talak ketika marah tidak sah. Hal ini sama dengan talak ketika mabuk dan tidak sadar. Waallhu ‘alam.
Bersambung.
Sumber rujukan:
Hasan, F.N. 2020. Syarah Hadist Arba’in An-Nawawi. Depok: Gema Insani.
Hassan, Q. 1982. Ilmu Musthalah Hadist. Bandung: Penerbit Diponegoro.
Kitab Azwadul Musthofawiyah karangan KH Bisri Mustofa, Rembang.
Kitab Majalis Saniah, Karangan Syeikh Ahmad Bin Syeikh Al-Fasyaini.
Suparta, M. 2016. Ilmu Hadist. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Tohhan, M. 1977. Taisir Mustholah al-Hadist. Riyad: Universitas Madinah.
Recent Comments