Bersama Kesusahan, Ada Kemudahan
Oleh Agung Kuswantoro
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu, ada kemudahan” (QS. Al – Insyiroh: 6)
Hingga saat ini, Covid-19 ini masih ada. Covid -19 itu nyata di dunia. Covid-19 itu, ada di sekitar kita. Termasuk di Kota Semarang ini. Allah Swt mengizinkan Covid-19 itu, turun ke bumi. Dan, Allah mengetahui pula, bahwa makhluknya ini hidup bebas di muka bumi.
Sebagai manusia, keadaan seperti ini bisa menjadikan rasa cemas. Takut. Bisa jadi, ada orang yang sangat ketakutan dengan kejadian ini. Rasa kekhawatirannya lebih tinggi dengan keadaan saat ini.
Allah Swt mengatakan kepada hamba-Nya dengan sebutan “jiwa yang tenang” bagi yang ridho dengan takdirnya. Covid-19 bagi hamba Allah tersebut, justru menjadikan hati yang tenang. Hamba tersebut tidak menyalahkan keadaan.
Ia tidak mempermasalahkan setiap apa yang terjadi. Ia ridho apa yang dikehendaki Allah. Allah Swt berkata :“Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhan-Mu dengan hati yang puas lagi diridhoi-Nya. Maka, masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku (QS. al-Fajr: 27-30).
Data dari pemerintah menyebutkan dampak Covid-19 berakibat pada kemiskinan yang bertambah. Banyak sektor pekerjaan itu hilang ata berkurang seperti transportasi, pariwisata, kuliner/makanan, industri, dan perdagangan.
Orang dagang, sepi. Supir angkot, kosong penumpang. Industri, lesu permintaan pasar. Dan, sekolahan, tutup.
Kejadian ini, juga berdampak pada sektor agama. Dulu, imam masjid saat sholat mengatakan kepada makmum dengan kalimat:“rapat dan luruskan barisan sholat”. Sekarang, “longgarkan barisan”.
Towaf dulu, sangat rapat. Sekarang, ada baris melingkar yang mengelilingi Ka’bah. Hajar Aswad, dulu orang berebut untuk menciumnya. Sekarang, Hajar Aswad tidak diperkenankan untuk dicium oleh banyak orang.
Adanya unsur kesehatan masuk dalam beribadah, menjadikan pola hukum berubah. Walaupun, ada hadist dari perbuatan di atas. Pandemi Covid-19 mengajarkan untuk hidup bersih dan higienis dalam beribadah.
Masuk masjid wajib bermasker. Masuk masjid agar selalu cuci tangan atau disemprot hand sanitizer. Ruang masjid harus rutin disemprot disinfektan. Saat sholat harus jaga jarak.
Jangan sampai masjid menjadi kluster/tempat penyebaran virus ini. Caranya sebagaimana? Di atas sudah dijelaskan.
Kejadian ini, jangan terlalu dianggap masalah besar. Takut boleh, tapi rasa ketakutan yang berlebihan itu tidak diperbolehkan. Umat Islam harus optimis dalam hidupnya.
Fa inna ma’al ‘usri yusro. Inna ma’al ‘usri yusro. Diterjemahkan ayat tersebut:“Maka sesungguhnya, sesudah kesulitan, ada kemudahan. Sesudah kesulitan, ada kemudahan”.
Menurut Nadjib (2020) ayat tersebut dimaknai dengan “sesungguhnya bersamaan dengan kesulitan, sudah ada kemudahan”. Tidak lagi dimaknai “sesudah kesulitan”, tapi “bersamaan kesulitan”.
Demikian juga ayat selanjutnya, yaitu:“bersamaan dengan kesulitan, terdapat kemudahan”. Tidak lagi dimaknai, “sesudah kesulitan”. Tetapi, dimaknai “bersamaan kesulitan”.
Adanya perbedaan kosakata “ma’a” dan “ba’da”. Ma’a artinya bersama/dengan. Ba’da artinya sesudah. Qobla artinya sebelum.
Bicara Covid-19, menurut hadist, pasti ada obatnya. Rasulullah bersabda, “Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, kecuali Dia juga menurunkan penawarnya”. (HR. Bukhari).
Covid-19 itu (1) berasal dari Allah. Entah melalui siapa dia datang ke bumi. Meskipun asal usulnya bisa diperintahkan, diselenggarakan, ditakdirkan, atau diizinkan atau tidak dihalangi/dibiarkan oleh Allah Swt; (2) Sudah ada vaksinnya/obat penawarna. Masalahnya adalah siapa yang diperkenankan oleh Allah untuk menemukannya diantara para peneliti dan mujtahid yang bekerja keras itu (Nadjib, 2020:160).
Demikian catatan sederhana ini, ada beberapa simpulan:
1. Covid-19 itu masih ada hingga sekarang.
2. Faktor kesehatan ada dalam kegiatan ibadah. Sholat harus sesuai standar kesehatan. Haji pun, demikian, harus sesuai dengan petunjuk kesehatan. Termasuk masjid, dalam pengelolaan tempat harus memperhatikan faktor kesehatan.
3. Makna ma’a dan qobla dalam memahami surah al-Insyirah ayat 5 dan 6 yaitu:“sesungguhnya bersamaan dengan kesulitan, sudah ada kemudahan. Bersamaan dengan kesulitan, terdapat kemudahan”.
4. Bagi Allah vaksin Covid-19 sudah mentakdirkan ada. Hanya saja, siapa yang akan menemukan dan menerapkan dari peneliti mana, itulah rahasia Allah. Karena setiap penyakit, pasti ada obatnya.
Mari, kita optimis dalam menjalani kehidupan ini. Tetap jaga jarak, selalu memakai masker dan rajin mencuci tangan. Semoga Allah melindungi kita semua. Amin. []
Semarang, 9 Agustus 2020
Ditulis di Rumah jam 04.00 – 04.45 WIB.
Recent Comments