Manajemen Strategik Ala Fred dan Forest Yang “Kuat” pada Keunggulan Bersaing
Oleh Agung Kuswantoro
Adalah Fred R. David – dipanggil Fred – dan Forest R. David – dipanggil Forest – yang mengenalkan konsep manajemen strategik berbasis keunggulan bersaing. Keduanya adalah pakar dan konsultan manajemen strategik yang telah mendampingi “perusahaan raksasa” dalam menggunakan jasanya. Termasuk buku “Manajemen Strategik yang telah digunakan oleh 500 universitas di Amerika dan di dunia. Pada tahun 2011, keduanya menuliskan artikel yang berjudul “What are business school doing for business today?” tulisan tersebut mampu mengubah banyak tinjauan kurikulum sekolah bisnis. Melalui tulisan ini, saya ingin berbagi atas pemikirannya dalam buku ciptaannya dan materi yang disampaikan oleh Bapak Drs. Heri Yanto, MBA, PhD.
Ada sebuah ilustrasi mengenai strategi. Suatu ketika ada dua pemimpin perusahaan yang sama-sama bersaing di bidang yang sama. Kedua pemimpin tersebut berkemah di hutan. Mereka sedang memikirkan masa depan perusahanannya. Apakah ingin tetap berdiri sendiri atau bergabung? Saat tenda/kemah tiba-tiba muncul seekor beruang besar sambil mengangkat kakinya yang mengeram. Pemimpin pertama langsung melepaskan tas rangselnya dan mengambil sepatunya. Lalu pemimpin kedua berkata kepada pemimpin satu: “Bos, kamu tidak bisa berlari cepat dari beruang itu”.
Pemimpin pertama menanggapi pernyataan pemimpin kedua tersebut dengan kalimat “Mungkin saya tidak bisa berlari cepat dari beruang itu, namun yang jelas saya bisa berlari cepat dari Anda”.
Cerita di atas menggambarkan dari manajemen strategik dari kedua pemimpin. Adapun yang ditonjolkan/ditemukan dari kedua pemimpin atas manajemen strategiknya adalah mempertahankan keunggulan bersaing. Sekali lagi, keunggulan bersaing.
Manajemen strategik adalah seni dan ilmu dalam memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan “lintas” fungsi agar organisasi dapat memperoleh tujuannya.
Dalam manajemen, ada rencana. Dalam manajemen strategik, ada rencana strategik. Rencana strategik, esensinya/intinya adalah permainan perusahaan/organisasi. Misal, tim sepakbola membutuhkan rencana strategik – permainan – agar bisa menang dengan lawannya.
Fred dan Forest mengatakan ada tiga tahapan manajemen strategik yaitu (1) formulasi strategik , (2) implementasi strategi, dan (3) evaluasi strategi. Formulasi Strategi mencakup pengembangan visi dan misi; mengidentifikasi kesempatan; dan ancaman eksternal organisasi; menentukan kekuatan dan kelemahan internal; menciptakan tujuan jangka panjang; memulai strategi alternatif; dan memilih strategi khusus untuk dicapai.
Implementasi strategi memerlukan perumusan tujuan tahunan; kebijakan yang memotivasi karyawan/staf dan pengalokasian sumber daya organisasi agar strategi yang diformulasikan dapat terlaksana. Implementasi strategi mencakup pengembangan budaya; struktur organisasi yang efektif; pengarahan usaha/bisnis; anggaran; sistem informasi manajemen; dan kompetensi karyawan/staf dengan kinerja organisasi.
Evaluasi strategi adalah tahapan final dalam kegiatan manajemen strategi. Ada tiga aktivitas pokok dalam evaluasi strategi yaitu (1) meninjau faktor internal dan eksternal sebagai dasar/basis strategi saat ini, (2) mengukur kinerja, (3) mengambil tindakan korektif.
Ketiga tahapan manajemen strategi – yaitu formulasi, implementasi, dan evaluasi strategi – adalah aktivitas yang terjadi dalam tiga level organisasi yang besar (perusahaan, unit devisi, dan fungsional). Dengan komunikasi yang baik, antar manajer, karyawan, dan lintas level hirarki, muncullah tim yang kompetitif. Berikut model tahapan manajemen strategi menurut Fred dan Foster.
Saya tidak menjelaskan masing-masing keterangan dari tahapan manajemen strategi, karena terlalu luas. Namun, hanya menyampaikan kebutuhan matrik sebagai dasar menganalisis manajemen strategi organisasi.
Ada tujuh matrik yang saya temukan dalam buku tersebut. Ketujuh matrik tersebut ada dalam tahapan formulasi strategi. Ketujuh matrik ini harus dipahami oleh setiap pemimpin/manajer, sehingga harus menguasai ketujuh matrik ini. Ketujuh matrik tersebut adalah (1) matrik Evaluasi Faktor Eksternal (EFE), (2) matrik Evaluasi Faktor Internal (EFI), (3) matrik SWOT, (4) matrik Strategic Position and Action Evaluation (SPACE), (5) matrik Boston Consulting Group (BCG), (6) Matrik Grant Strategy, dan (7) matrik Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM).
Dari yang saya pelajari, dari ketujuh matrik tersebut ternyata manajemen strategik itu kuantitatif sekali. Setiap point memiliki bobot/nilai yang mengandung makna. Tidak asal pula dalam memberikan point/nilai dari suatu kasus. Ada panduannya tersendiri, misal tidak lebih dari angka satu. Kemudian, dari setiap point-point tersebut, dikonkretkan kepada manajer/karyawan untuk diberikan feedback/masukan, sehingga nilai tersebut sesuai. Nilai tersebut bukan dari satu orang saja. Namun, sudah ditetapkan bersama para manajer dan karyawan/staf.
Kesan saya belajar manajemen strategi ala Fred dan Forest adalah runtut dalam berpikir mengenai manajemen strategi dalam suatu organisasi. Terlebih, Fred dan Forest memberikan contoh-contoh nyata perusahaan. Selain itu, Fred dan Forest mampu menganalisis dengan tajam setiap tahapan-tahapan manajemen strategik. Dengan matrik-matrik pula, Fred dan Forest mampu menganalisis posisi suatu organisasi ada di posisi mana? Keberadaan posisi organisasi menunjukkan kekuatan/kelemahan organisasi tersebut. Sehingga, harapan Fred dan Forest adalah keunggulan kompetititif menjadi “modal” dalam manajemen strategik suatu organisasi.
Dalam buku tersebut Fred dan Forest lebih banyak memberikan contoh-contoh perusahaan. Sedikit atau tidak ada contoh “bisnis” pendidikan. Karena, “bisnis” pendidikan memiliki karakteristik berbeda dengan bisnis perusahaan. Padahal, saya seorang pendidik yang membutuhkan contoh manajemen strategik di dunia pendidikan.
Saran saya, kepada Anda adalah baca, pahami, buat matrik, dan praktikkan mengenai manajemen strategi ala Fred dan Forest yang berbasis keunggulan kompetitif/bersaing. Karena, disitulah Anda akan menemukan jati diri organisasi Anda sendiri. Lalu, muncul pertanyaan: “Bisakah Anda – selaku manajer – mampu menemukan keunggulan bersaing dibidang organisasi yang telah ditetapkan? Jika Anda sudah menemukan keunggulan kompetitifnya, maka Anda sudah belajar dan memahami manajemen strategik dengan benar.
Namun, jika Anda belum menemukan keunggulan kompetitifnya, maka Anda belum belajar dan belum memahami manajemen strategik dengan benar. Belajar manajemen strategiknya, ada yang salah. Yuk, pahami lagi belajar manajemen strategiknya!
Semarang, 21 November 2020
Ditulis di Rumah jam 22.00 – 22.45 WIB. Semoga tulisan ini bisa “mengikat makna” atas materi yang telah disampaikan oleh Bapak Drs. Hery Yanto, MBA, Ph.D dalam mata kuliah Manajemen Strategik Pendidikan.
Recent Comments