Archive for the Category ◊ Uncategorized ◊

• Monday, November 12th, 2018

Albarzanji (13): Nabi Muhammad SAW “Dioperasi”

Oleh: Agung Kuswantoro

 

Saat masih kecil Nabi Muhammad SAW pernah “dibedah” dadanya. Siapa yang membedah? Dua Malaikat. Tujuan membedah dada Nabi Muhammad SAW adalah membuang darah hitam dan menghilangkan setan yang ada dalam tubuhnya, seperti penyakit “was-was”.

 

Oleh karenanya, kita – sebagai manusia – dianjurkan untuk sering membaca surat ANNAS, terlebih saat akan solat, melalui surat ANNAS diharapkan setan, akan pergi dari manusia.

 

Dua Malaikat, dada Nabi Muhammad SAW sudah dibersihkannya. Kemudian, dibasuh dengan “es”, diisi dengan hikmah dan rahasia-rahasia iman. Kemudian, ditutup dadanya, seperti semula. Dan, mengecap dengan “cap” kenabian.

Setelah selesai proses “operasinya”, kemudian Nabi Muhammad SAW ditimbang “kemuliaan/keluhurannya”. Hasilnya, berat “kemuliaan/keluhurannya” melebihi seribu orang pilihan dari umatnya.

 

Jadi, yang ditimbang bukan berat badan/fisiknya, tetapi kemuliaannya. Meskipun, masih kecil, namun hasilnya melebihi ‘bobot’ 1000 kemuliaan  orang dewasa yang terpilih dari umatnya. Itulah masa kecil Nabi Muhammad SAW. Setelah “operasi”. Waallahu’alam.

 

Semarang, 10 November 2018

• Monday, November 05th, 2018

Latihan Baca Albarzanji

Oleh: Agung Kuswantoro

 

Iman kepada Rosul adalah kewajiban bagi Mukallaf (baligh dan berakal). Namun, bagaimana cara mengimani kepada Rosul? Cara, kami (saya dan santri) mengimaninya dengan belajar membaca Albarzanji.

 

Latihan membaca Albarzanji ini dimulai sejak dini (anak-anak). Mengajak mereka (santri), karena mereka harus mengetahui “biografi” Nabi Muhammad SAW sejak mereka kecil. Sehingga, kehidupan Nabi Muhammad SAW menjadi teladannya.

 

Yang datang untuk belajar latihan baca Albarzanji untuk pertemuan awal yaitu Mas Raihan dan Wawan. Saya menyampaikan materi Yarobbi solli ‘ala muhammad, ya robbi solli alaihi wasallim. Mas Raihan yang membaca sholawat itu hingga selesai (Yarobbi Nakhtimbi bil musyafa’, yarobbi sholli alaihi wasallim). Sedangkan mas Wawan membaca Yarobbi solli ‘ala muhammad, ya robbi solli ‘alaihi wa sallim. Jadi, selama sholawat ini saling bergantian. Saya sendiri, menuntun dan mendampingi mereka saat membaca.

 

Pastinya, latihan membaca Albarzanji ini diperuntukkan bagi orang yang sudah bisa membaca Alqur’an, jika masih jilid/qiroaty awal, maka belum saya perkenankan membaca Albarzanji.

 

Harapan, dari belajar membaca Albarzanji ini adalah agar mereka mengetahui Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir dan “pemimpin” para Rosul. Selain itu, mereka dapat belajar sejarah dari Nabi Muhammad SAW lahir hingga wafat. Dengan cara ini, mereka dapat lebih mencintai Nabinya. Waallahu’alam.

 

Semarang, 4 November 2018

 

 

 

 

 

 

 

 

 

• Saturday, November 03rd, 2018

SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW VERSI KITAB ALBARZANJI

 

ALBARZANJI (1)

Oleh: Agung Kuswantoro

 

Dua pekan lagi, kita memasuki bukan Robiul Awal (Maulud). Ada kebiasaan yang bagus masyarakat kita yaitu membaca kitab Albarzanji. Bahkan, kitab ini tidak hanya dibaca pada bulan Maulud saja. Tetapi di luar bulan itu. Tidak cukup dibaca sebulan sekali. Tetapi juga, seminggu dua kali. Misal, hari Ahad malam (malam Senin) dan Kamis malam (malam Jum’at).

 

Ada beberapa alasan mengapa kitab itu dibaca pada hari Ahad malam dan Kamis malam. Pada Ahad malam dipercaya bahwa pada Senin, Nabi Muhammad SAW dilahirkan. Sehingga, kita dianjurkan untuk membaca sholawat Nabi. Untuk mendapatkan keberkahan di malam kelahirannya.

 

Kemudian, pada Kamis malam dipercaya, bahwa pada hari besok (setelah Kamis), ada hari yang paling bagus yaitu hari Jum’at. Pada Kamis malamnya, kita dianjurkan untuk banyak baca sholawat Nabi. Waallahu’alam.

 

 

Semarang, 29 Oktober 2018

 

 

ALBARZANJI (2)

Oleh: Agung Kuswantoro

 

Albarzanji adalah sebuah kitab/buku berisikan puji-pujian dan doa, serta cerita tentang Nabi Muhammad SAW. Kandungan berisikan silsilah keturunannya. Masa kanak-kanan, remaja, dewasa, hingga diangkat menjadi Rasul.

 

Penulis kitab tersebut adalah Syekh Ja’far Albarzanji Bin Hasan Bin Abdul Karim. Barzanji berasal dari nama sebuah tempat yaitu Barzinj, di Kudistan. Judul asli dari kitab tersebut yaitu “Iqd al-Jawahir”, yang bermakna kalung permata. Tujuannya agar meningkatkan kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW, sebgaai contoh teladan manusia.

 

Bersambung…

 

Semarang, 29 Oktober 2018

 

 

Albarzanji (3): Nasab Nabi Muhammad SAW

Oleh: Agung Kuswantoro

 

Nabi Muhammad SAW, bapaknya bernama Abdullah bin Abdul Mutholib bin Hasyim Abdi Manaf bin Qushoyyi. Ia berasal dari suku Quraisy. Silsilah keturunan sangat panjang dan mulia. Karena Allah sudah “menatanya”, bahwa yang dilahirkan adalah makhluk yang mulia, sehingga Imam Ja’far memujinya dengan siir “nasabun tahsibul ‘ulaa bihulahu, qolladatha nujumahal jauzau”. “habbadza iqdu sudadin wafakhoiri; anta fihil yatimatul asmau”.

 

Adapun artinya, Nasab Nabi termasuk nasab termulia, bagaikan sekumpulan bintang jauzak. Terbaiklah nasabmu, bagaikan untaian yang indah megah; padanya bagaikan leher dan mutiara yang sangat berharga.

 

Siir itulah yang pertama dalam kitab Albarzanji. Atau, Siir kedua setelah ya robbi solli ‘ala Muhammad.

 

Semarang, 31 Oktober 2018

 

 

Albarzanji (4): Nasab Nabi Muhammad

Oleh: Agung Kuswantoro

 

Dalam keterangan kitab Aqidatul Awwam, ada Siir, “Abuhu Abdullahi Abdul Mutholib, Wahasyim Abdul Manafi yan tasibu. Wa ummuhu Aminatuz Zuhriyyah, ardho’tuhu Halimatus Sa’diyah.

 

Adapun maksud dalam Siir tersebut yaitu Bapak Nabi Muhammad yaitu Abdullah bin Abdul Mutholib bin Hasyim bin Abdi Manaf. Sedangkan ibunya, bernama Aminah binti wahab binti Abdi Manaf binti Zuhroh bin Kilab, yang menyusui adalah Halimatus Sa’diyah.

 

Dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa “Kilab” ternyata satu pertemuan diantara Nasab Abdullah dan Aminah. Dari Nabi Ismail AS. Dimana, bapak Nabi Ismail AS adalah Nabi Ibrahim AS. Sehingga, dapat dikatakan bahwa Nabi Ibrohim AS adalah Bapak para Nabi/Abul Anbiya. Termasuk Nabi Muhammad SAW berasal dari keturuan Nabi Ibrohim AS. Waallahu’alam.

 

Semarang, 31 Oktober 2018

 

 

Albarzanji (5): Orang Tua Nabi Muhammad SAW Itu “Suci”

Oleh: Agung Kuswantoro

 

Nasab Nabi Muhammad SAW telah dimuliakan dan dijaga dari kemaksiatan, termasuk perzinaan – baik dari sisi Bapak dan Ibu.

 

“Benih harus baik, untuk menghasilkan sebuah buah yang berkualitas”, termasuk pohonnya”. Pohon sebagai simbol nasab, buah sebagai simbol hasil, dan benih adalah keturunannya.

 

Artinya, Nabi Muhammad SAW memiliki keturunan yang “bersih” dari maksiat. Tidak cacat dari segi “kotoran hati”, baik orang tua (Bapak dan ibunya). Sebagaimana digambarkan Siir berikut, “Khafidol ulahu karomatallimuhammadin; amba ahul amjada shaunan lil mihi. Tarokusshifa kha falam yu sib hun ‘aruhu; min adamin wa ila abihi wa ummihi”.

 

Artinya, Tuhan telah memelihara kemuliaan Nabi Muhammad SAW, terhadap bapak-bapaknya yang mulia, demi memelihara namanya. Mereka tinggalkan perzinaan, maka tak tertimpa celakanya. Semenjak Nabi Adam sampai kepada ayah bundanya.

 

Siir tersebut merupakan siir kedua dari Albarzanji yang berisikan kesucian dan kemuliaan dari Bapak dan Ibu Nabi Muhammad SAW. Kesucian yang dimaksud adalah perbuatan zina. Orang tua Nabi Muhammad SAW itu bersih dari kemaksiatan. Waallahu’alam.

 

Semarang, 3 November 2018

 

 

Albarzanji (6): “Nur” Kenabian

Oleh: Agung Kuswantoro

 

Saat Allah menghendaki untuk menciptakan Nabi Muhamad SAW, Allah menciptakan bentuk (rupa) yang bagus dan memindahkan “nur” kenabiannya ke rahim Aminah.

 

Aminah terpilih menjadi Ibu yang suci. Lalu, diserukan kepada penjaga langit dan bumi mengenai “nur” kenabian yang telah dikandung Aminah.

 

Responnya pun bermacam-macam dari penghuni alam. Bumi yang tadinya gersang, tumbuhlah tanaman yang subur. Buah-buahan segera masak. Binatang melata yang dipelihara oleh suku Quraisy bercerita mengenai kandungan yang ada dalam rahim Aminah.

 

Itu respon yang menggembirakan. Ada pula respon yang menyedihkan, bagi para penyembah berhala. Apa itu?

 

Singgasana dan berhala-berhala milik orang Quraisy itu hancur/runtuh. Ahli sihir mendapatkan bencana. Dan, pendeta Nasrani bergetar hati (ketakutan) karena adanya “nur” kenabian.

 

Ketika Aminah tertidur, ia bermimpi bahwa kelak jika anak yang lahir dinamai dengan nama Muhammad.

 

Mengapa dinamai Muhammad? Karena segala penghuni dari penjuru langit, bumi, jin, hewan, tumbuhan, dan penghuni alam semesta itu memuji terhadap kesucian Muhammad, sehingga pujian itulah, dinamai Muhammad. Waallahu’alam.

 

Semarang, 3 November 2018

 

 

• Monday, September 24th, 2018

Penelitian Penyelenggaraan Kearsipan Perguruan Tinggi

Oleh Agung Kuswantoro

 

Kemenristekdikti telah mengeluarkan Permenristekdikti Nomor 78 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Kearsipan di lingkungan Perguruan Tinggi (PT).

 

Menurut saya, hal tersebut sangat menarik. Mengapa? Belum tentu PT dapat/mampu menerapkan Permenristekdikti tersebut.

 

Oleh karenanya, saya sangat tertarik (baca: penasaran) untuk mengkaji hal ini. Tidak usah terlalu jauh. Melakukan penelitian terkait penyelenggaraan kearsipan di PTN di Jawa Tengah dan DIY.

 

Hal ini pula, yang saya lakukan bersama mahasiswa bimbingan skripsi saya – Susi – untuk meneliti ini.

 

Kebanyakan lembaga masih menomor sekiankan kearsipan. Namun, bagaimana dengan PTN di Jateng dan DIY?

 

 

Rembang, 21 September 2018

• Monday, September 24th, 2018

Herdiansyah, Guru (Saya) Penelitian Kualitatif

Oleh Agung Kuswantoro

 

Herdiansyah adalah dosen Fakultas Psikologi Universitas Paramadina. Ia menamatkan S2 di Psikologi UGM. Tesisnya mengenai “Kecemasan dan Strategi Coping pada Wanita Pelacur”.

 

Saya membaca dan mempelajarinya pada buku yang ditulisnya. Judulnya Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial.

 

Bagian terakhir berisikan lampiran. Dalam lampiran tersebut, mata saya dibuat kagum oleh Herdiansyah yang telah mewawancarai pada pelacur.

 

Palacurnya yang diwawancarai ada 12 orang. Tidak hanya satu. Padahal, wawancara 1 orang saja, susah dan tema-tema yang ditanyakan banyak. Itu pula, tidak sekali wawancara. Pada satu orang, dibutuhkan wawancara lagi, kepada orang tersebut. minimal dua kali wawancara pada orang yang sama.

 

Dalam verbatim wawancara (transkrip wawancara) sangat jelas dialog wawancaranya. Kemudian, tema wawancara.

 

Setelah itu dibuatkan tabel akumulasi tema. Dari tema-tema yang ditanyakan kepada “pelacur” tersebut, kemudian dibuat tabel akumulasinya. Termasuk, wawancara pertama dan kedua.

 

Barulah dibuat tabel kategorisasi dan coding tema wawancara pada subjek orang tersebut. hal yang perlu diperhatikan adalah subkategori tema.

 

Misal, ada tema latar belakang keluarga. Muncullah dari wawancara tersebut subkategori tema yaitu  keluarga subjek tidak harmonis, dan hubungan subjek dengan anaknya sangat baik.

 

Pastinya, penentuan subkategori tema ini harus berdasarkan pertanyaan dari tema yang dijawab oleh subjek/pelacur. Kemudian, ditulis kodenya. Misal, pelacur 1 (YL), W1 (Wawancara 1), 04-01-2007 (4 januari 2017), 39 – 41 (pertanyaan nomor 39-41), dan 179 – 182 (pertanyaan 179-182).

 

Kurang lebih itu yang saya dapat tuliskan dari satu judul pada bagian buku tersebut. Herdiansyah adalah guru penelitian kualitatif.

 

Saya sangat suka penelitian kualitatif, tetapi kualitatif yang “beneran”, bukan asal mendistribusikan saja dari setiap permasalahan.

 

 

Rembang, 21 September 2018

 

 

 

• Sunday, August 19th, 2018

ANA DIBACA PENDEK

Oleh Agung Kuswantoro

 

Doa Iftitah yang kita baca saat Sholat perlu kita cermati. Diantaranya, tulisan ANA pada doa tersebut dibaca pendek.

 

Ada dua tulisan ANA pada doa tersebut, yaitu ANA MINAL MUSYRIKIN dan ANA MINAL MUSLIMIN.

 

ANA yan bermakna saya dibaca pendek. Sama halnya, tulisan ANA dalam surat Alkafirun. ANA-nya dibaca pendek. WALA ANA ‘ABIDUMMA ABADTUM.

 

Tulisan ANA panjang, namun dibaca pendek. Bisanya, tertulis pada Alquran dengan tanda lingkaran kecil di atas tulisan ANA.

 

Itu saja dulu, besok kita cermati bacaan Iftitah dibagian yang lainnya. Terima kasih sudah menyimak kajian Subuh di Masjid Nurul Iman.

 

Semarang, 20 Agustus 2018

• Sunday, August 19th, 2018

MEMPERJUANGKAN KAJIAN ANAK

Oleh Agung Kuswantoro

 

Ingin mengubah dunia? Bingung dengan cara apa? Cobalah dengan cara pendidikan. Bukan, dengan harta. Pendidikan apa saja. Terlebih pendidikan agama. Itu sangat penting. Hasil akhirnya berupa akhlak yang baik.

 

Pemikiran inilah yang mendasari saya untuk memperjuangkan kajian anak. Saya menyebutnya, ‘kajian’. Bukan, TPQ (Taman Pendidikan Alquran). Mengapa? Karena secara resmi memang bukan mendirikan TPQ. Proses TPQ harus seizin Pengurus Masjid dan legalitas Kementerian Agama.

 

Disini, saya hanya izin tempat mengaji di Masjid. Masih, jauh dari TPQ. Namun, jika tidak dimulai dari sekarang, kapan anak-anak akan mengaji?

 

Pertemuan dengan orang tua sudah saya lakukan. Demikian juga, pertemuan dengan calon guru/ustad/ustadzah. Tujuan pertemuan ini adalah untuk menyinergikan atau menyemangati kajian anak ini ke depan.

 

Kita atasi satu persatu permasalahannya. Mulai dari kendala tempat, guru, dan dukungan orang tua. Jadi, saya –selaku pengelola- tidak begitu susah mengatur dan memikirkannya.

 

Saya mengajak mereka untuk berdiskusi. Pastinya, mereka harus sevisi dan misi dengan saya. Bukan, uang yang dicari tetapi, perjuangan mengharap Ridho kepada Allah.

 

Pertemuan dengan calon guru, Alhamdulillah kemarin (19/8/2018) bisa berjalan dengan lancar. Ada 4 calon guru yang datang. Mereka adalah Bilardo, Maulana, Nisa, dan Reni.

 

Keempatnya adalah mahasiswa. Antuias mereka sangat tinggi. Lillah-nya menjadi tujuan mereka untuk datang ke Masjid. Mereka sudah datang ke Masjid itu, memiliki penilaian sendiri buat saya. Disaat, mahasiswa sedang liburan kemerdekaan. Poin ini juga, yang harus saya nilai kepada mereka selain tes membaca Alquran.

 

Mereka membaca Alquran bagus. Secara teknik, mereka menguasai. Bahkan, memiliki pengalaman pernah mengajar mengaji untuk anak-anak.

 

Dalam pertemuan tersebut, saya didamping oleh keluarga saya (anak dan istri) ke Masjid untuk menyeleksi calon guru. Wawancara kepada mereka saya lakukan terbuka, berkaitan dengan waktu untuk mengajar anak-anak.

 

Demikian, kisah saya terkait tes wawancara dan baca Alquran kepada calon guru mengaji anak. Mohon doanya, semoga kajian anak bisa hidup di Masjid dekat rumah saya. Jadikan, perjuangan kajian ini untuk sarana berbuat baik kepada sesama. Semoga Allah meridoi. Amin.

 

Semarang, 20 Agustus 2018

• Saturday, August 18th, 2018

Setiap Pelatihan Selalu Bawa Buku

Oleh Agung Kuswantoro

 

Setiap ada acara pelatihan, saya selalu bawa buku. Pastinya, buku yang saya tulis.

 

Ngomong, nulis, dan menjual. Nulis sendiri. Terbitkan sendiri. Dan, jual sendiri. Itulah yang saya rasakan.

 

Terasa bahagia. Bisa melakukan seperti itu. Terlebih, tulisan saya, ada yang membacanya. Bahkan, dibuatkan semacam acara untuk membedah buku dengan cara pelatihan.

 

Isi buku terebut adalah praktik pengelolaan arsip dinamis yang digunakan dalam model pembelajaran.

 

Alhamdulillah dan bersyukur, itu yang bisa saya ungkapkan. Karena, bisa berbagi kepada mereka. Semoga ini menjadi amal baik, saya dan keluarga, serta lembaga. Amin

 

Perjalanan ke Semarang dari Surabaya. Ditulis di Bus.

11 Agustus 2018

• Wednesday, August 15th, 2018

GILIRAN SURABAYA
Oleh Agung Kuswantoro

Entah apa yang terpikirkan oleh saya. Dulu (2014) saya pernah menjadi Pemakalah di UNESA.

Waktu itu Dekannya adalah Prof. Bambang. Saat acara pembukaan, saya duduk di belakang.

Saya tidak begitu mengenal beliau.

Ternyata, skenario Tuhan berkata lain. Setelah saya presentasi di Surabaya, ada orang yang sangat tertarik dengan konsep E Arsip Pembelajaran.

Konsep tersebut, saya membuatnya dalam sebuah program.

Beliau membeli buku saya. Saya menuliskan pada alamat ditujuan dengan Bapak Bambang.

Tak terbesit sama sekali, bahwa Bapak Bambang yang saya tulis adalah Dekan UNESA saat acara seminar 4 tahun yang lalu.

Saat saya bertanya kepada Bapak Bambang, terkait dengan posisi beliau mengapa membeli buku saya tersebut, saat itu.

Beliau menyebutnya Praktisi Pendidikan. Dalam hati saya masih penasaran.

Karena, jarang pembeli buku saya untuk program E Arsip Pembelajaran adalah seorang pemerhati.

Ternyata, beliau adalah Bapak Dekan waktu yang pernah saya lihat.

Sekarang, saya dalam perjalanan ke Surabaya atas undangannya.

Saya pun membawa buku saya untuk belajar bersama.

Rencana, saya belajar dengan guru-guru administrasi perkantoran Surabaya.

Tempat belajarnya di SMK Negeri 1 Surabaya.

Mohon doanya, semoga lancar. Amin

Semarang, 10 Agustus 2018
Ditulis di bus dalam perjalanan ke Surabaya

• Wednesday, August 15th, 2018

MEMBIASAKAN ALQURAN DI SAMPING KITA
Oleh Agung Kuswantoro

Apakah di ruangan Anda sudah ada Alquran? Apakah di mobil Anda sudah Alquran? Atau, apakah di kamar Anda sudah Alquran?

Jika belum, belilah. Lalu, taruh Alquran tersebut di tempat yang paling atas. Tujuannya agar terlihat.

Sehingga, ia akan menyapa kita untuk membacanya.

Betul. Itu yang saya rasakan. Coba, Anda mempraktikkan sendiri.

Apa yang terjadi saat Anda melihat, kemudian membacanya? Jawabnya adalah ketenangan batin.

Kita dapat membaca di mana dan kapan pun. Mengapa? Alquran ada di samping kita. Alquran akan memberi ‘suppot’ dalam jiwa kita. Cobalah!

Sarang, 10 Agustus 2018