Archive for ◊ December, 2016 ◊

• Tuesday, December 20th, 2016

 

Oleh Agung Kuswantoro

 

Setelah Malaikat Rizki datang dalam wujud 3346. Orang semua tersenyum. Bahkan sibuk dengan liburan akhir tahun dan tahun baru 2017. Sibuk mencari hotel, referensi kuliner, dan tempat liburan. Lalu, dimana Malaikat yang lainnya? Apakah wajah Malaikat Rizki itu selalu tersenyum?

 

Nah, disinilah letak penasaran saya. Saya mencoba membuat ciri-cirinya. Malaikat rizki datangnya bisa ditebak yaitu tanggal 9 Desember 2016. Semua atau hampir sebagian orang mengisi pulsa. Untuk mendapatkan SMS banking sehingga mengetahui nilai nominalnya. Semenjak tanggal itu pula, bagian keuangan sudah memberitahukan bahwa ia telah mentransfer uang. Begitu mudahnya Malaikat Rizki datang di kampus ini. Dan orang awam pun bisa menantinya.

 

Kemudian, bagaimana Malaikat Izroil atau pencabut nyawa? Mari kita lihat ciri-cirinya. Wah jujur, saya sebagai penulis belum bisa menciri-cirikan, sebagaimana Malaikat Rizki. Namun sedih pula, jika Malaikat Izroil datang tanpa kita sambut. Guru saya mengatakan, sambutlah Malaikat Izroil dengan senyuman. Malaikat Izroil datang, mari kita terima ajakannya, karena Allah sudah menantikan kita. Kita akan mendapatkan tempat yang layak disisiNya berupa Surga. Saat Malaikat Pencabut Nyawa tersebut datang kita akan disambut dengan perkataan “Silakan ambil nyawa saya, saya akan menerima perintah dari Allah bahwa masa atau waktu saya telah habis. Saya ingin pulang ke tempat saya. Saya rindu di tangan Allah. Love Allah”. Itulah kalimat singkatnya.

 

Dengan demikian, betapa bahagianya Malaikat Izroil pulang setelah melakukan misi tugasnya. Jadi Malaikat Izroil pun menarik untuk kita sambut. Sambutannya bukan dengan mengisi pulsa agar tertansfer 3346, melaikan dengan kegiatan amal baik berupa ibadah ataupun kegiatan yang positif untuk kemaslahatan umat. Mari kita sambut Malaikat-malaikat Allah dengan senyuman dan keikhlasan. Jangan Malaikat Rizki saja yang menjadikan kita tersenyum.

• Tuesday, December 20th, 2016

 

Oleh Agung Kuswantoro

 

Judul diataslah yang menjadi kesan saat menghayati tulisan pak Hernowo pada bagian catatan baru editor dan pengantar editor di buku Quantum Wrinting. Dalam banget maknanya. Itu baru membaca halaman isinya. Belum pada isinya. Kemudian, saya menjelajahi bagian daftar isi. Kesannya adalah terkonsep. Pikiran pak Hernowo sudah mempetakan arah dari buku yang akan dibaca atau digagasnya.

 

Catatan editor. Betul-betul dari sang editor menuliskannya. Berasa sekali saya membacanya. Pak Hernowo membawa saya agar menulis harus mengenali diri sendiri dan menemukan diri kita sendiri. Jangan sampai menulis yang bukan gue banget. Pak Hernowo memberi contoh Natalie agar menulis mengalir bebas. Teruslah mengalir dan jangan berpikir. Pesan itu yang disampaikan. Jadi menulislah seperti aliran air yang terus mengalir.

 

Masuk pada pengantar. Pak Hernowo menyajikan kepada saya berupa kalimat motivasi pada halaman khusus warna hijau. Di dalam halaman-halaman tersebut tertulis kalimat motivasi seperti membaca dan menulis adalah salah satu bentuk interaksi dalam proses belajar. Selain itu, saya menemukan tokoh-tokoh baru yang berkaitan dengan tema tulisannya. Mengkorelasikan antara tema dengan tokoh, kemudian mengkajinya menurut saya bukanlah hal yang mudah.

 

Ya, itu tokoh yang berkaitan dengan tema tulisan. Bagaimana kalau itu tidak sama persis, namun bisa menggabungkan tokoh tersebut dari buku Stephanie Merritt. Maknanya pak Hernowo kaya raya dalam bacaan. Kemudian “memasak” nya dengan tulisan ala beliau dengan bahasa khasnya. Jero dan mudah dipahami.

 

Kesannya, saya masih garing bacaan. Melihat literatur pak Hernowo, terasa saya harus berlatih dan terampil membacanya terhadap literatur berbobot perlu didalami. Biasanya saya bersumber pada bagian yang relevan. Miskin teori dan tokohnya. Inilah yang harus saya dalami.

 

Pak Hernowo mengajarkan kepada saya dalam membuat kata pengantar, bukan sekedar mengantarkan, melainkan filosofi kuat dari buku tersebut. Disinilah kekuatan kata pengantar. Kata pengantar dalam buku tersebut tidak cukup satu halaman, namun ada 8 halaman dengan dua halaman. Kalimat motivasi, jadi total 10 halaman. Keren! Baru membaca kata pengantar saja sudah 10 halaman dengan isi yang berbobot. Apalagi membaca per bab bukunya. Wow, hebat. Terasa saya harus filosofi atau kerangka berpikir dulu, besok kalau menyusun kata pengantar di buku yang akan saya tulis.

 

Terima kasih pak Hernowo sudah memberikan saya ilmu menulis kata pengantar dengan baik. Jarang saya membaca pengantar buku sedalam pengantar ini. Biasanya sekedar mengenalkan per bab saja. Namun dalam kata pengantar buku ini, lebih lengkap karena terdapat beberapa konsep teori, data, dan contohnya. Semoga saya bisa menulis kata pengantar yang lebih baik di buku saya selanjutnya. Sukses selalu untuk pak Hernowo dan kita semua. Amin.

• Thursday, December 15th, 2016

 

Oleh Agung Kuswantoro

 

 

Point yang saya dapatkan dari artikel yang direkomedasikan oleh Pak Hernowo adalah metakognisi. Apa itu metakognisi? Metakognisi adalah ilmu nonkognisi yang tidak diajarkan dibangku kuliah. Memang kita membutuhkan ilmu matematika, ekonomi, fisika, kimia, dan ilmu yang lainnya. Namun tanpa ilmu nonkognisi ilmu-ilmu tersebut mubadir.

 

Bu Susi mengalami itu. Waktu muda Susi dihabiskan di laut untuk mencari ikan dan mengirim ikan. Ia menangkap ikan di pesisir pantai laut Pangandaran yang panas. Lalu, ia menyewa mobil pick-up untuk mengangkut ikan ke Jakarta dari Pangandaran. Kemudian, dilelang di sana. Pengalaman ini ia lakukan bertahun-tahun. Hingga akhirnya ia memahami dunia perikanan dan logistiknya. Ia mengekspor ikan-ikan dengan pesawat carterannya. Ikan yang ia bawa selalu segar dan masih hidup, sehingga muncullah bisnis pesawat yang ia miliki untuk mengirimkan ikan segarnya ke beberapa negara.

 

Inilah yang dimaksud metakognisi. Susi dapat itu. Ilmu ini muncul karena faktor pembentuk yang lahir seperti ilmuwan besar, wirausaha kelas dunia, dan praktisi handal. Kemampuan bergerak, self discipline, focus, menahan diri, responsif, mampu mencari pintu untuk pembaharuan, dan kehidupan yang produktif. Itu kuncinya.

 

Artikel ini memberikan pelajaran kepada saya, bahwa ilmu harus ditunjang dengan praktek. Praktek tak harus seindah rencana. Saat ada permasalahan di praktek, itulah pentingnya ilmu. Di dalamnya akan muncul nilai-nilai kognisi sebagaimana di atas.

 

Kita harus optimis dan produktif dalam menjalani kehidupan ini. Toh, akhirnya anak-anak kita belajar dari diri kita dan lingkungan sendiri. So, akhirnya perkuat metakognisi di lingkungan sekitar kita. Jangan beranggapan non kognisi itu tidak penting. Biasanya kognisi berujung pada ijasah, teori, dan stereotyping. Akan tetapi, studi baru mengatakan non kognisi tidak kalah penting dariui kognisi. Lihatlah Bu Susi!

 

Semarang, 13 Desember 2016

• Tuesday, December 13th, 2016

 

Oleh Agung Kuswantoro

 

Marketing atau pemasaran apakah hanya untuk perusahaan? Ataukah marketing tidak diperlukan untuk sekolah? Jamal Ma’mur Asmani (2015) menjawabnya sekolah membutuhkan marketing strategi jitu agar mampu menerapkan jiwa kompetisi dan sportivitas untuk melahirkan sekolah unggulan.

 

Konsep inti marketing adalah menggali kebutuhan, keinginan, dan permintaan pelanggan sebagai dasar untuk menciptakan produk yang mempunyai nilai, biaya, kepuasan pelanggan, sehingga bisa dipertukarkan dengan sukses (hal : 9).

 

Unsur-unsur marketing adalah meliputi pemasar, barang, dan jasa, serta proses pertukaran. Pemasar adalah organisasi yang memiliki tujuan tertentu. Barang dan jasa sebagai proses dalam pasar. Pasar mempunyai kapasitas pertukaran (daya beli) untuk bisa memperoleh barang yang diminta. Sedangkan proses pertukaran merupakan kegiatan dua pihak yang masing-masing memerlukan pihak lain untuk pemenuhan kebutuhan.

 

Bicara marketing saat ini tidak lepas dari globalisasi. Untuk bisa bertahan (survive), suatu organisasi harus memhami globalisme. Kennedy dan Cohen mengatakan globalisme merupakan kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia itu satu. Selain globalisasi, marketing juga harus memperhatikan kecepatan gerak. Kecepatan gerak harus ditunjang oleh kegiatan penelitian dan pengembangan Research And Development (RAD) yang berkelanjutan.

 

Tawaran marketing unggul untuk memajukan sekolah menurut Jamal Ma’mur Asmuni (2015) dalam buku ini ada lima. Pertama, menciptakan perbedaan. Sekolah harus mampu melihat sisi yang berbeda dari sekolah lain. Misal, sekolah mengunggulkan potensi lokalnya. Ada sebuah sekolah di Pati, Jawa Tengah mampu mengantarkan siswanya meraih prestasi di tingkat nasional dan  internasional karena siswa meneliti batu kapur yang berlokasi di daerah tempat tinggalnya. Ia memanfaatkan potensi lokalnya sebagai objek penelitiannya. Ia cerdas mengoptimalkan potensi lokal, dimana orang mengatakan sebagai kelemahannya. Disinilah letak perbedaan sekolah tersebut.

Kedua, melahirkan keunggulan. Menurut Sudarwan Denim, keunggulan sekolah bisa dibagi menjadi keunggulan akademik dan ekstrakurikuler. Keunggulan akademik dibuktikan dengan nilai yang dicapai anak didiknya. Sedangkan, keunggulan ekstrakurikuler dibuktikan dengan berbagai keterampilan yang dikuasai oleh anak didiknya.

 

Ketiga, menguatkan solidaritas internal. Terwujudnya perbedaan dan keunggulan tidak terlepas dari kerjasama yang solid seluruh elemen sekolah, mulai dari pimpinan hingga bawahan. Sehingga tercipta satu visi, misi, dan aksi yang konsisten dan berkelanjutan.

 

Keempat, mengasah kreativitas. Kreativitas merupakan kemampuan menangkap dan menemukan hal-hal baru yang belum ada sebelumnya. Apabila sekolah mampu mengambangkan kreativitas, eksistensi dan reputasinya akan tetap terjaga.

 

Kelima, mengedepankan inovasi. Inovasi menjadi bukti kesungguhan sekolah dalam mengelola kualitasnya, pasti akan melakukan inovasi. Syarat utama inovasi adalah memiliki mental cendekiawan, yaitu tidak pernah merasa puas terhadap prestasi yang diraih. Sekolah akan selalu  melihat lembaga yang berada di atasnya, sehingga tertantang untuk melakukan pembaharuan secara kontinu.

 

Itulah lima strategi marketing sekolah. Pekerjaan marketing bukanlah hal mudah. Marketing dibutuhkan agar sekolah tetap hidup, bertahan, dan maju. Dibutuhkan sumberdaya yang mumpuni baik manusia maupun pendukungnya. Sekolah yang mampu melakukan marketing, pasti ia memiliki keunggulan yang berbeda dengan sekolah lainnya. Sekolah tersebut pandai memanfaatkan sumber daya di sekitarnya dengan mengoptimalkan semua unsur elemen yang ada di sekolah tersebut mulai dari atasan hingga bawahan.

 

Agung Kuswantoro, dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

 

 

 

Judul Buku         : Manajemen Efektif Marketing Sekolah

Penulis               : Jamal Ma’mur Asmani

Peresensi           : Agung Kuswantoro

Penerbit            : Diva, Press

Tahun                : 2015

Hal                     : 240 hlmn

ISBN                   : 978 602 255 850 7

Editor                : Kurniawan Dinihari

 

• Monday, December 05th, 2016
 
Oleh Agung Kuswantoro
 
Pertemuan kita sekarang sudah memasuki pertemuan yang ke-14. Saya rasa pertemuan ini cukup. Seharusnya pertemuan sekarang ujian, karena materi-materi sudah diberikan sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
 
Yang menjadi permasalahan dalam perkuliahan kita adalah Sarana dan Prasarana. Atau keberadaan MESIN PERKANTORAN. Seperti biasa ini sebagai alasan klasik di sebuah lemabaga. Bahkan ada alat yang sudah umurnya lebih tua dibanding masa studi mahasiswa untuk menempuh strata satu.
 
Oleh karenannya untuk ujian kali ini saya, tidak akan membuat ujian praktek. Dimana ujian praktek sebagai kunci utama dari ujian tersebut. Lalu apa ujiannya? Membuat REFLEKSI. Refleksi dari apa? Dari bahan yang sudah diberikan oleh saya, kemudian disesuaikan dengan keadaan sekarang.
 
Misal, materi mesin stensil atau mensin pengganda, bahwa alah kita keadaannya seperti itu. Lalu, bagaimana yang diluar? atau keadaan mesin saat ini? Nah silakan dibuat refleksinya. Contoh lagi. Mesin cash regiter untuk mesin hitung yang kita punya ada casio dan sharp. Bagaimana keadaan dan perkembangan cash register di luar? Apakah masih digunakan? Apa kelebihan dan kelemahan dari mesin yang kita punyai serta tantangannya? Mesin laminating. Bagaimana keadaan mesin laminating saat ini? Apakah masih diguanakan mesin laminating yang kita punyai? Atau pertanyaan lainnya. Silakan buat refleksinya.
 
Dan contoh lainnya. Silakan buat refleksi dari setiap mesin yang kita punya dan saya ajarkan kepada Saudara. Itu sebagai ganti ujian praktek. Silakan kalau ada masukan.
 
Semarang, 5 Desember 2016