• Monday, June 22nd, 2020

 

Belajar Sholawat “Tibbil Qulub”
Oleh Agung Kuswantoro

Sebelum mengerjakan tugas kuliah, saya ingin nulis “bebas” dari apa yang saya sudah saya lakukan. Jika tugas kuliah yang saya kerjakan itu identik dengan otak kiri. Namun, untuk tulisan “bebas” ini, identik dengan otak kanan.

Begini, Kamis pagi (18 Juni 2020), tepatnya usai sholat Subuh, Alhamdulillah saya punya kebiasaan berdiam diri di Masjid sambil membaca ayat-ayat al-Quran. Namun, pada hari ini, ada jamaah yaitu Mbah Darman—yang buta—meminta saya untuk menuliskan sholawatan “tibbil qulub”.

Ia/mbah Darman sering mengajak ke saya untuk belajar sholawatan. Yang sudah kami pelajari sholawatan diantaranya Allahul kafi robbunal kafi dan sifat wajib Allah 20.

Pada kesempatan itu, ada yang “aneh” bagi saya. Karena, ia meminta tulisan tangan saya terkait sholawatan “tibbil qulub”. Saya pun sudah menyiapkan bolpoin dan kertas yang sengaja saya bawa dari Rumah ke Masjid.

Dengan maksud tidak merendahkan niat baik dan saya izin bertanya kepadanya. Adapun pertanyaan saya kepadanya adalah “bagaimana, mbah Darman membaca atas tulisan saya?”

Ia menjawab: “anak saya, yang bernama Ida yang akan membacakannya”. Kemudian, ia meneruskan jawabannya: “Biasanya setelah dicatat, saya hafal dan paham akan yang ditulis”.

Jawaban yang spontanitas oleh mbah Darman, langsung saya mengaminkan dengan mencatat sholawatan tersebut.

Kemudian, saya meminta tolong ke mba Ida—anak mbah Darman—melalui Facebook-nya, agar tulisan saya untuk mbah Darman dibantu membacakannya. Mba Ida pun menyanggupinya.

Apa yang saya lakukan kepadanya adalah bentuk “ngaji” saya kepada Allah. Hasilnya, belajar atas ilmu-ilmu Allah. Rutin lima menit untuk belajar melafalkan sholawat yang fasih, benar, mengetahui hak-hak huruf, dan paham maknanya. Seperti itulah, cara saya dan mbah Darman belajar. Jadi, dalam bersolawatan tidak asal suara “banter”. Namun, mengajak pendengar/jamaah untuk hikmat “menikmati” akan yang dilafalakannya. []

Rembang, 20 Juni 2020
Ditulis di Rumah Mbah Uti, jam 04.40-04.55 WIB.

Category: Uncategorized
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
Leave a Reply