• Monday, December 21st, 2020

 

Tulisan lama saya yang saya edit. Tulisan ini sudah mendapatkan izin dari keluarga untuk saya bagi/sharing. Berikut tulisannya:

Budhe Is “Pulang”, Karena Dicintai Allah
Oleh Agung Kuswantoro

Kehilangan jamaah. Kehilangan penyemangat. Kehilangan “donatur”. Kehilangan orang yang perhatian dengan pendidikan agama. Dan, kehilangan akan orang yang peduli dengan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran.

Hilang, karena tadinya ada. Sekarang, tidak ada. Hilang, yang awalnya terlihat. Menjadi, tidak terlihat. Yang masih terlihat adalah ajaran semangat, dorongan, sosial, dan kebaikannya yang telah diajarkan ke saya.

Adalah Mba Is/Budhe Is/Ibu Istikaroh. Almarhumah telah meninggalkan kami pada tanggal 15 Desember 2020. Almarhumah telah kami yang ada di Masjid Nurul Iman, Madrasah ‘Aqidatul ‘Awwam, dan masyarakat Sekaran Gang Pete Selatan.

Almarhumah sangat perhatian dengan agama, pendidikan, dan sosial. Kenangan saya bersama Almarhumah semenjak tahun 2002 begitu terasa.

Saat saya dan teman-teman akan membangun Madrasah ‘Aqidatul ‘Awwam, Almarhumah yang datang ke rumah saya dengan membawa motor metiknya untuk berdonasi membangun Madrasah. Almarhumah-lah orang satu-satunya warga Sekaran Gang Pete Selatan yang berdonasi banyak untuk pembangunan Madrasah.

Saat, saya diamanahi menjadi panitia penyembelihan hewan kurban, Almarhumah juga sangat aktif berderma untuk berkurban. Almarhumah datang ke rumah saya (lagi), untuk berniat berkurban dari warga Gang Pete Selatan Sekaran.

Selain itu, saya dengan Almarhumah sering berdiskusi mengenai perkembangan kemajuan Masjid Nurul Iman Sekaran. Termasuk, masalah pendidikan agama bagi anak-anak di lingkungan Gang pete Selatan.

Almarhumah adalah ustadah yang aktif memimpin Tahlil dan Asmaul Husna tiap malam Selasa/malam Jumat di Masjid Nurul Iman.

Sesekali, saya dan Almarhumah bekerjasama dalam mendesain/merencanakan kemajuan Madrasah ‘Aqidatul ‘Awwam dan Masjid Nurul Iman Sekaran.

Pernah, saya menawarkan Almarhumah menjadi pengajar/ustadah di Madrasah ‘Aqidatul ‘Awwam. Saya sendiri sampai datang ke rumahnya. Namun, karena sesuatu hal, keinginan saya untuk menjadikan Almarhumah belum terwujud. Tak apalah, memang dalam membuat keputusan, dibutuhkan pemikiran panjang.

Dua bulan yang lalu, saya komunikasi dengan Almarhumah mengenai kondisi masjid yang kekurangan atau “miskin” muadzin sholat Jumat. Muadzin sholat Jumat berdasarkan lima pasaran. Ada lima pasaran, namun muadzinnya hanya ada dua orang. Singkat cerita, Almarhumah mengkomunikasikan dengan suaminya (Bapak Marsono) untuk menjadi muadzin. Berkat dorongan istrinya (Almarhumah), Bapak Marsono hingga sekarang menjadi muadzin Masjid Nurul Iman Sekaran.

Kejadian inilah, saya menyebut Almarhumah seorang motivator bagi suami, keluarga, dan masyarakatnya. Motivator menuju kebaikan. Tidak hanya memotivasi kepada dirinya sendiri, tetapi orang lain juga.

Sikap dan perbuatan Almarhumah itu sangat sosial dan perhatian dengan pendidikan agama Islam. Agak susah memang, saya mencari partner untuk berkomunikasi dan berjuang mengenai pendidikan agama dan permasalahan sosial keagamaan di lingkungan Gang Pete Selatan Sekaran.

Sekarang, Almarhumah sudah “berpulang” ke rumah Allah. Allah sangat mencintai Almarhumah. Allah menghendaki Almarhumah beristirahat di Surga dulu.

Saya bertemu suaminya, saat bertakziah (16 Desember 2020) menyampaikan hasil pembicaraan saya dengan Almarhumah saat masih hidup. Harapannya Bapak Marsono adalah penerus Almarhumah yang semangat dalam “menebar” kebaikan, sosial, “aktif” berderma, dan peduli pendidikan agama di lingkungan masyarakat Gang Pete Selatan.

Bapak Marsono tetaplah menjadi muadzin Masjid Nurul Iman Semarang. Bapak Marsono agar selalu melaksanakan tugasnya. Tujuannya, agar Almarhumah selalu mendapatkan amal baik yang pernah ia lakukan kepada Bapak Marsono. Kirimlah surat al-Fatihah untuk Almarhumah sebelum adzan Jumat, karena dalam amalan adzan Jumat, ada semangat Almarhumah dalam hati Bapak.

Demikian juga saya, agar selalu menjaga semangat berjuang di Madrasah ‘Aqidatul ‘Awwam dan menyelesaikan permasalahan Masjid Nurul Iman Sekaran.

Terima kasih Budhe Is atas bantuan, dukungan, motivasi, dan amal baik yang diberikan kepada Madrasah ‘Aqidatul ‘Awwam, Masjid Nurul Iman Sekaran, dan masyarakat Sekaran. Amal baik Almarhumah, Insya Allah diterima Allah. Mari kita teladani sosok Budhe Is. Syukur menjadi penerus Budhe Is. Alfatihah untuk Budhe is.[]

Semarang, 15 Desember 2020
Ditulis Di Rumah, jam 05.00 – 05.30 WIB.

Category: Uncategorized
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
Leave a Reply