Jangan Kehilangan Waktu Bersama Anak, Saat Usia Anak-Anak
Oleh Agung Kuswantoro
Anak adalah amanah. Ada anak, maka ada amanah. Amanah (kepercayaan) akan dipertanggungjawabkan kepada yang memberi kepercayaan, yaitu Allah.
Anak bukan sekadar titipan, akan tetapi lebih dari sebuah titipan. Jika titipan, lebih terkesan menjaga barang. Namun, jika dalam anak itu, ada unsur mendidik dan mengajarkan.
Mengajarkan saja, guru bisa. Tetapi, mendidik belum tentu (semua) guru itu bisa. Nah, disinilah letak peran orang tua. Dimana harus mampu menjadi pengajar dan pendidik.
Terlebih usia anak itu juga dibatasi, yaitu hingga baligh/kurang lebih 15 tahun. Artinya, masa anak itu akan berakhir pada usia 15 tahun.
Lalu, muncul pertanyaan:“Sudahkah Anda menjadi guru yang terbaik bagi anak Anda?” Guru yang saya maksudkan adalah pendidik dan pengajar bagi anak Anda.
Jika belum, mari belajar bersama. Kita cek bersama dari sisi waktu dan kebersamaan Anda dengan anak. Berapa jam, Anda berkumpul (baca:mendidik dan mengajar) dengan anak dalam sehari? Lebih sering mana anak Anda berkomunikasi dengan Anda selaku orang tua atau teman anak Anda? Apakah anak Anda nyaman dengan Anda – selaku orang tua – saat “curhat”? Dan, Apakah Anda pernah/kadang membentak anak Anda?
Yuk, kita renungkan pertanyaan-pertanyaan di atas, sebagai “pembelajaran” bagi saya dan Anda selaku orang tua. Harapanya, saya dan Anda menjadi orang tua yang patut menjadi contoh terbaik untuk anak Anda. Jika Anda tidak baik dan pintar, lalu kepada siapa anak akan belajar dan model percontohan untuk anak Anda? []
Semarang, 23 Januari 2021
Ditulis Dirumah Jam 14.30 – 14.45 WIB.
Sumber tulisan di atas yaitu:
Ayah Edy. 2020. Mendidik Anak Tanpa Teriakan dan Bentakan. Bandung: Naora Books.
Angga Setyawan. 2020. Anak Juga Manusia. Bandung: Naora Books.
Recent Comments