Pentingnya, Belajar Ilmu Usul Fikih
Oleh Agung Kuswantoro
“Al-aslu fil uqudi wal mu’amalati ash-shikhatu khatta yaqumu dalilu‘alal butlani waththahrim”. Artinya, kurang lebih: setiap urusan, kalau tidak ada larangan, maka boleh (dilakukan), kecuali sampai timbul yang dilarang.
Dalil di atas adalah sebuah kaidah usul fikih mengenai sebuah kewenangan. Adalah Pak Mahfd MD yang menyampaikan dalil tersebut saat rapat dengan Komisi III DPR RI (Rabu, 29 Maret 2023).
Sebagai orang awam yang sedang belajar ilmu alat (baca: fikih) itu, sangat penting. Ilmu fikih merupakan ilmu dasar yang harus memiliki landasan kuat dengan dukungan dengan ilmu lain. Adalah usul fikih sebagai dasar ilmu fikih. Saya adalah orang awam dan ingin menjadi orang yang selalu belajar. Menjadi ingat betapa penting ilmu usul fikih.
Saya pernah belajar ilmu ini, saat Madrasah Diniyah Ulya kelas satu hingga tiga di Ponpes Salafiyah Kauman Pemalang (tahun 1999-2001). Adalah Kiai Dimyati sebagai pengampunya. Selain Kiai Dimyati saya juga, dikenalkan dalil-dalil usul fikih oleh Kiai Romadlon, ketika menerangkan suatu kasus.
Tahapannya belajar lmu fikih dulu, baru belajar usul fikih. Contoh ilmu usul fikih dalam bab amru/perintah. Ada kaidah al aslu fil amri lil wujub (artinya: pada asalnya (setiap) perintah itu, menunjukkan hukum wajib).
Untuk memahami dalil ini, perlu belajar: ilmu bahasa Arab dan Nahwu agar memahami “kata perintah”. Ada ayat “diwajibkan atas kamu berpuasa” kutiba alai kumus shiyam. Kalimat tersebut menunjukkan perintah, maka perintah (berpuasa) menjadi wajib, karena menggunakan kalimat kutiba/diwajibkan.
Lagi, aqimussolah (dirikanlah solat), jelas kalimat perintah. Maka, mendirikan solat adalah wajib. Itulah gambaran-gambaran mengebai pentingnya belajar usul fikih. Mari buka kitab/buku fikih dan usul fikih (lagi), agar kita bisa memahami suatu hukum. Salut buat Prof. Kiai Mahfud MD, yang masih mengingatkan pentingnya, belajar ilmu usul fikih. []
Semarang, 1 April 2023
Ditulis di Rumah jam 13.45 – 14.01 Wib.
Recent Comments