“Penilaian” Bahasa
Oleh Agung Kuswantoro
Adalah Ivan Lanin, salah satu pemerhati bahasa Indonesia. Saya mengenalnya melalui televisi dan beberapa di media sosial. Sebelum mengenalnya saya membaca buku yang dikarang/ditulis beliau berjudul “Recehan Bahasa:Buku Tak Mesti Kaku” (2020). Kesan yang saya dapatkan dari sosok Ivan Lanin adalah enerjik, praktis, lincah dengan IT, dan “taat”dengan bahasa.
Alhamdulillah atas izin Allah, kemarin (Rabu, 24 April 2024), saya dipertemukan dengan Ivan Lanin di UNNES dalam acara “Keterampilan Menulis Naskah Dinas yang Efektif”. Saya tidak mendapatkan undangan tersebut, namun tertarik mengikuti acara tersebut, karena ilmu dan pengalaman dari Ivan Lanin. Selain itu latar belakang pendidikan beliau, dimana seorang yang berlatar belakang pendidikan Teknik kimia, namun mampu menyajikan dan mempraktikkan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ditambah beliau adalah lulusan S2 – Magister Teknologi Informasi. Namun, Ivan Lanin mampu menciptakan sistem thesaurus. Lagi-lagi, bahasa yang disajikan oleh Ivan Lanin. Bukan, teknik kimianya.
Cara bicara dan pengalamannya mampu “menyihir” pada peserta pelatihan. Disitulah, yang ingin saya gali. Orang teknik, bicara bahasa namun bisa secara tepat, cepat, dan benar. Saya sendiri tidak bisa. Usia beliau adalah 49 tahun, dimana Alhamdulillah masih sehat, energik, dan melek IT. Saya membayangkan diri saya seperti beliau, namun berbicara bidang administrasi perkantoran.
Terima kasih Pak Ivan Lanin atas “penilaian-penilaian” bahasa dalam praktik secara langsung. Saya sebagai pengajar administrasi perkantoran merasa “fakir” ilmu dari apa yang disampaikan Ivan Lanin. Dimana, ada mata kuliah/pelajaran: Korespondensi Bahasa Indonesia, yang kajiannya: membahas surat dinas, surat niaga, dan pribadi. “Rasanya” yang tadinya bahasa –menurut saya—bersifat implisit/tersirat, menjadi bersifat eksplisit/tersurat, setelah mendengarkan pemaparan Ivan Lanin. Bahasa menjadi kunci seseorang dalam menyampaikan pesan. Terlebih seorang pendidik atau lembaga dalam menuliskan sebuah surat, dimana pasti memakai bahasa yang baku (EYD).
Mari, perkuat bahasa kita, disitulah identitas kita yang sesungguhnya. Semakin buruk bahasa seseorang, maka semakin jelek identitas orang tersebut. Sebaliknya, semakin baik bahasa seseorang, maka semakin mulia identitas orang tersebut. Semoga kita termasuk yang kategori menggunakan/menulis dengan bahasa yang baik. Amin. []
Semarang, 25 April 2024/16 Syawal 1445. Ditulis di Gedung UPT Kearsipan lantai 2, jam 09.20 – 09.35 Wib.
Recent Comments