• Friday, September 16th, 2022

Belajar dengan Prof. Nasaruddin Umar
Oleh Agung Kuswantoro

“Belajar tak kenal waktu dan selektiflah dalam memilih guru”, itulah kalimat bijak yang saya dapatkan dari seorang guru.

Alhamdulillah, atas izin Allah SWT saya masih dan istikamah belajar bersama Prof. Nasaruddin Umar/Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta. Saya sangat kagum dan hormat dengan Prof. Nasaruddin Umar dengan ilmu, akhlak, tawadhu’ dan filosofi hidupnya.

Mendapatkan kabar Prof. Nasaruddin Umar berada di UNISSULA, saya dan keluarga mengatur waktu agar bisa salat Jumat di masjid UNISSULA (9 September 2022).

Atas izin Allah, saya dipertemukan dan berdialog 2-4 menit, dan Prof. Nasaruddin Umar menandatangani buku karyanya yang sudah saya dapatkan di toko buku. Senang rasanya bisa bertatap muka dengan Prof. Nasaruddin Umar, yang biasanya hanya melalui zoom meeting “teasofi” dan kajian di Masjid Istiqlal via youtube.

Ceramah/khutbah saat di Masjid UNISSULA berisikan (1) orang tua itu tidak hanya orang tua di rumah saja; tetapi dosen/guru adalah orang tua kita sehingga nasihat guru/dosen harus didengar oleh mahasiswa, (2) Tirulah contoh terbaik ini: suami paling soleh (Nabi Luth), istri paling solehah (istri Fir’aun); anak paling soleh (Nabi Ismail), dan anak paling buruk/bejat (Kan’an/anak Nabi Nuh). Contoh-contoh yang baik harus diikuti dan contoh yang buruk harus dihindari.

Usai khutbah saya berusaha mendekati ke arah mimbar Imam. Alhamdulillah saya dapat maju ke sof/barisan ke-2 dari Imam. Usai salat Jumat, saya berada di sof ke-1 (belakang Imam) untuk salat ba’diyah salat Jumat. Saya izin ke panitia untuk minta tanda tangan. Alhamdulillah, diizinkan. Lalu, saya mendekat dan dialog dengan Prof. Nasaruddin Umar.

Saya mengenalkan diri. Lalu, saya juga menyampaikan bahwa beberapa waktu yang lalu saya pernah berkirim surat ke Prof. Nasaruddin Umar ke “NUO” terkait izin materi-materi kajian yang pernah saya tulis bersumber dari Prof. Nasaruddin Umar.

Saya mengajak istri (Lu’lu’ Khakimah) dan kedua anak saya (Mubin dan Syafa’) saat salat Jumat. Usai salat Jumat, saya dan istri mohon agar didoakan kebaikan untuk keluarga saya. Njaluk dongo, istilahnya.

Terima kasih Prof. Nasaruddin Umar atas kesempatan dan waktunya untuk bersedia bertatap muka dan berdialog “hati”.

Terima kasih pula saya ucapkan kepada Rektor UNISSULA, takmir Masjid UNISSULA, Pak Dokter Yani UNISSULA, Bu Endang UNISSULA, dan sekretaris Prof. Nasaruddin Umar (Mas Ahdar) atas informasinya. Semoga kita semua menjadi probadi yang baik di mata Allah sebagaimana contoh teladan yang disampaikan oleh Prof. Nasaruddin Umar. Amin. []

Semarang, 10 September 2022
Ditulis di Rumah jam 03.00 – 03.30 Wib.

Category: Uncategorized
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
Leave a Reply